Rektor Unud Tampik Fasilitas Kuliah Minim karena Dana SPI Bermasalah

Rektor Unud Tampik Fasilitas Kuliah Minim karena Dana SPI Bermasalah

Aryo Mahendro - detikBali
Kamis, 06 Apr 2023 20:33 WIB
Rektor Unud Nyoman Gde Antara (kanan) didampingi kuasa hukumnya Gede Pasek Suardika seusai menjalani pemeriksaan untuk kali kedua di Kejati Bali, Kamis (6/4/2023).
Foto: Rektor Unud Nyoman Gde Antara (kanan) didampingi kuasa hukumnya Gede Pasek Suardika seusai menjalani pemeriksaan untuk kali kedua di Kejati Bali, Kamis (6/4/2023). (Aryo Mahendro/detikBali).
Denpasar -

Rektor Universitas Udayana (Unud) Nyoman Gde Antara menampik hasil kajian dari Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Unud soal rendahnya serapan dana Sumbangan Pengembangan Institusi (SPI). Antara menegaskan sudah mengalokasikan semua uang SPI untuk pembangunan infrastruktur kampus.

"Ya memang itu faktanya," kata Antara singkat di Kejati Bali, Kamis (6/4/2023).

Antara menjelaskan dana SPI sejak 2018 hingga 2022 sudah terkumpul dan dianggarkan sebesar Rp 335,8 miliar. Sedangkan kebutuhan pembangunan infrastruktur, sarana, dan prasarana kampus membutuhkan dana sebanyak Rp 479 miliar.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sehingga, Antara mengaku terpaksa mengambil dana anggaran dari Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) sebesar Rp 143,5 miliar untuk menutupi kekurangan tersebut. Tentunya, lanjut Antara, penggunaan dana dari PNBP itu dilakukan setelah mendapat persetujuan dari pemerintah pusat.

"Jadi kalaupun seratus persen uang SPI itu digunakan Rp 335,8 miliar, (kebutuhannya) Rp 479 miliar. Masih kurang Rp 143,5 miliar. Jadi kami terpaksa ambilkan dana dari PNBP," jelas Antara.

ADVERTISEMENT

Menurutnya, dana SPI memang tidak mencukupi meski dialokasikan seluruhnya untuk perbaikan sarana dan prasarana kampus. Sehingga, dirinya menganggap wajar apabila masih ada fasilitas-fasilitas gedung perkuliahan yang masih minim.

Selain soal infrastruktur, Antara juga menampik kalau SPI dikatakan sebagai sumber berkurangnya jumlah mahasiswa yang berprestasi. Dia menilai, SPI yang diterapkan pada jalur mandiri, seharusnya mampu mendongkrak jumlah mahasiswa yang berprestasi.

Sebelumnya, Ketua BEM Unud I Putu Bagus Padmanegara mengaku heran. Fasilitas perkuliahan di kampus minim, padahal ada pungutan dana SPI.

Ia mencontohkan mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Unud yang terpaksa duduk lesehan saat belajar. Fasilitas pendukung lainnya, seperti pendingin ruangan (AC) dan WiFi juga tidak tersedia.

"Beberapa kawan-kawan kami, yang di BEM, itu kuliahnya masih lesehan. Terutama, di FISIP," katanya di Kejaksaan Tinggi (Kejati) Bali, Rabu (5/4/2023).

Bagus menduga buruknya fasilitas perkuliahan karena dana SPI dikorupsi. Apalagi, rektorat menggabungkan dana SPI dengan anggaran universitas secara umum. Padahal, SPI seharusnya untuk membangun dan menunjang sarana kuliah.




(hsa/gsp)

Hide Ads