Awalnya Hanya Dirampok, Gusti Mirah Dibunuh gegara Berontak

Denpasar

Awalnya Hanya Dirampok, Gusti Mirah Dibunuh gegara Berontak

Aryo Mahendro - detikBali
Kamis, 09 Mar 2023 15:08 WIB
Dua pelaku pembunuh karyawati kebersihan bank Gusti Mirah saat ditampilkan ke publik oleh Polda Bali.
Dua pelaku pembunuh karyawati kebersihan bank Gusti Mirah saat ditampilkan ke publik oleh Polda Bali. Foto: Dok. Polda Bali
Denpasar -

Persidangan kasus pembunuhan Gusti Agung Mirah Lestari dengan Terdakwa Nova Sandi Prasetia (31) dan Rahman (28) di PN Denpasar sudah memasuki tahap pemeriksaan saksi, Rabu (8/3/2023). Dari kesaksian kakak korban dan polisi, disimpulkan Gusti Mirah awalnya hanya akan dirampok saja sebelum akhirnya dibunuh karena berontak.

Tim Kuasa Hukum kedua Terdakwa, Tyas Yuniawati Suroto menuturkan Nova Sandi Prasetya merupakan otak perampokan Gusti Mirah yang sudah dipacarinya selama sebulan. Sementara, Rahman adalah rekan Sandi yang bertindak sebagai eksekutor yang merampok dan membunuh Gusti Mirah.

"Eksekutor dan pacar korban awalnya hanya ingin menguasai mobil, kalung dan cincinnya. Namun, karena korban sempat melakukan perlawanan saat dirampok, maka dibunuh saja," kata Tyas kepada detikBali, Kamis (9/3/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Rahman yang awalnya hanya ingin merampok, harus menghadapi perlawanan yang dilakukan Gusti Mirah. Tak mau ambil pusing, Rahman lalu mencekik korban menggunakan selendang warna hitam.

Rahman mencekik dan memukul wajah Gusti Mirah hingga lemas dan tewas. Ia kemudian membuang jasad Gusti Mirah di pinggir Jalan Raya Denpasar-Gilimanuk, tepatnya di kawasan Hutan Klatakan, Banjar Sumber Sari, Desa/Kecamatan Melaya, Kabupaten Jembrana.

Seusai menghabisi nyawa Gusti Mirah, Rahman lalu menyerahkan dan membagi dua hasil rampokannya kepada Nova. Dia lalu menyuruh Nova kabur ke Lampung membawa mobil Honda Brio milik Gusti.

"Lalu, Rahman menyuruh Nova untuk pergi ke Pelabuhan Gilimanuk membawa mobil korban untuk dijual. Mobilnya dijual seharga Rp 31,5 juta," jelas Tyas.

Dalam persidangan, saksi kakak korban I Gusti Agung Gede Maruti menuturkan dia yang melaporkan kasus tersebut ke polisi. Dia membuat laporan polisi atas informasi dari anak Gusti Mirah yang khawatir ibunya tak kunjung pulang ke rumah.

Diberitakan sebelumnya, Nova Sandi Prasetia menjalin kisah asmaranya dengan Gusti Mirah berawal dari perkenalan dirinya dengan korban pada 24 Juli 2022 lalu.

Pria yang sudah berstatus duda asal Kampung Gombong Poncol RT/RW 001/005 Kelurahan Pasir Gombong, Kecamatan Cikarang Utara, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, ini mengaku berkenalan dengan korban melalui sambungan telepon.

Singkat cerita, sejak percakapan dan perkenalannya dengan korban, antara Nova dan Gusti Mirah Lestari sepakat untuk berpacaran.

Hingga akhirnya, setelah sering berkomunikasi dengan korban dan akrab, antara Nova dan Gusti Mirah Lestari memutuskan untuk janjian bertemu pada Minggu (21/8/2022).

Mereka (tersangka dan korban) bertemu dan makan malam di Pantai Kedonganan. Saat makan malam itu, Gusti Mirah keluar rumah dengan mengendarai mobil Honda Brio DK 1972 FAL. Sedangkan Nova mengajak rekannya, Rahman.

Setelah makan malam di Pantai Kedonganan, mereka kemudian pulang. Bahkan sebelum pulang, Gusti Mirah sempat memberitahu keluarganya saat itu bahwa dirinya segera pulang ke rumah.

Namun, takdir berkata lain, dalam perjalanan pulang, Gusti Mirah yang duduk di jok depan samping Nova menuai petaka. Ia dibunuh oleh Rahman yang saat itu ikut semobil dan duduk di jok belakang.

Seusai meregang nyawa, Nova dan Rahman kemudian membuat skenario dengan membuang jasad Gusti Agung Mirah Lestari di Jalan Raya Denpasar-Gilimanuk kawasan hutan Klatakan, Banjar Sumber Sari, Desa/Kecamatan Melaya, Jembrana, Selasa (23/8/2022).




(nor/hsa)

Hide Ads