Makna Pembersihan Lontar di Hari Raya Saraswati, Turunnya Ilmu Pengetahuan

Denpasar

Makna Pembersihan Lontar di Hari Raya Saraswati, Turunnya Ilmu Pengetahuan

Aryo Mahendro - detikBali
Sabtu, 13 Jul 2024 12:15 WIB
Upacara pembersihan lontar saat Hari Raya Bhakti Saraswati di Unit Lontar FIB Unud, Sabtu (13/7/2024).
Upacara pembersihan lontar saat Hari Raya Bhakti Saraswati di Unit Lontar FIB Unud, Sabtu (13/7/2024). (Foto: Aryo Mahendro/detikBali)
Denpasar -

Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Udayana (Unud) menggelar upacara Hari Raya Saraswati. Upacara yang dihelat enam bulan sekali itu dibarengi dengan upacara pembersihan lontar di Unit Lontar FIB Unud sebagai peringatan turunnya ilmu pengetahuan.

"Jadi, kami sekarang melakukan pemujaan. Dengan pemujaan itu kita melakukan peringatan turunnya ilmu pengetahuan," kata Wakil Dekan II FIB Unud Ratna Herawati ditemui detikBali di Denpasar, Sabtu (13/7/2024).

detikBali sempat melihat persembahyangan sebagai bagian dari upacara pembersihan lontar. Delapan pemedek ikut serta dan seorang pemangku yang memimpin upacaranya. Ada 15 kitab sebagai simbol yang diletakkan di meja altar sebagai simbol pemujaan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pemangku dan tujuh pemedek membaca doa-doa selama persembahyangan upacara pembersihan lontar. Mereka mulai sembahyang pukul 07.00 Wita hingga sekitar pukul 09.00 Wita.

Hal itu dilakukan untuk menjaga kekhusyukan prosesi upacaranya. Selain itu, secara prosesi keagamaan Hindu, sembahyang pembersihan lontar juga tidak boleh melewati pukul 12.00 Wita.

ADVERTISEMENT

"Kalau ritual pembersihan lontarnya sendiri sudah H-1 (Hari Raya Bhakti Saraswati). Jadi, sudah sejak kemarin. Nah, hari ini, upacaranya," kata Ratna.

Staf Unit Lontar FIB Unud I Made Agus Atseriawan Hadi Sutrisna mengatakan ritual pembersihan fisik dilakukan dengan tehnik mengusap lembaran lontar memakai campuran minyak sereh wangi dengan alkohol. Campurannya, satu banding satu.

Tujuannya, membersihkan lembaran kitab yang terbuat dari daun lontar itu dari debu dan kotoran. Alat lain yang digunakan untuk membersihkan lontar itu yakni kain mikrofiber dan kuas.

"Kami pakai sereh wangi juga sebagai cairan anti serangga. Kami dulu pernah memakai kapas. Tapi, seratnya kadang nempel. Jadi, sekarang kami pakai kain mikrofiber," jelas Agus.

Setelah dibersihkan, 15 kitab lontar itu dikeringkan dengan cara dibuka dan diletakkan di letakkan di meja altar, agar alkohol dan minyak serehnya cepat menguap sampai kering dalam waktu tiga jam dan siap disembahyangi.

Upacara pembersihan lontar saat Hari Raya Bhakti Saraswati di Unit Lontar FIB Unud, Sabtu (13/7/2024).Upacara pembersihan lontar saat Hari Raya Bhakti Saraswati di Unit Lontar FIB Unud, Sabtu (13/7/2024). Foto: Aryo Mahendro/detikBali

Aktivitas perawatan koleksi kitab lontar di FIB Unud sejatinya dilakukan berkala. Tergantung, kondisi lembaran lontar dan tulisan aksaranya. Jika hanya kotor dan berdebu, dapat menggunakan tehnik pembersihan itu.

Namun, jika tulisan di lontarnya sudah pudar, maka harus diusap dengan sejenis tinta yang terbuat dari kemiri yang telah diolah menjadi bubuk hitam berminyak. Tinta kemiri itu akan tersangkut di cekungan akibat penulisan dengan cara diukir di lembaran lontar saat dibalurkan.

Untuk diketahui, Unit Lontar FIB Unud memiliki sekitar 900-an kitab lontar. Sebanyak 500 lontar diantaranya sudah diproses digitalisasi dan sebagian dialih aksarakan. Ada juga 200-an lontar yang hanya dialih aksarakan saja.

Ratusan kitab lontar itu terbagi menjadi delapan kategori dan kini tersimpan rapi dalam kotak seng dan kayu (keropak) di unit lontar FIB Unud. Kitab lontar tertua diperkirakan berusia 130 tahun.

"Isi lontarnya ditulis dengan aksara Bali. Bahasanya, Jawa dan Bali. Ada Jawa kuna, tengah, dan modern. Begitu juga bahasa Bali. Mayoritas, ditulis oleh kalangan brahmana," terangnya.




(dpw/dpw)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads