Megibung Menyama: Makan Bersama Saat Lebaran Ketupat di Kampung Angantiga

Badung

Megibung Menyama: Makan Bersama Saat Lebaran Ketupat di Kampung Angantiga

Agus Eka - detikBali
Rabu, 17 Apr 2024 13:20 WIB
Warga Kampung Angantiga, Badung, Bali, saat merayakan Lebaran Ketupat dengan makan bersama atau megibung menyama di Masjid Baiturrahman, Rabu (17/4/2024) pagi.
Warga Kampung Angantiga, Badung, Bali, saat merayakan Lebaran Ketupat dengan makan bersama atau megibung menyama di Masjid Baiturrahman, Rabu (17/4/2024) pagi. Foto: Agus Eka/detikBali
Badung - Warga muslim di Kampung Angantiga, Kecamatan Petang, Kabupaten Badung, Bali, merayakan Lebaran Ketupat. Tradisi yang dihelat sepekan setelah Idul Fitri itu diikuti sekitar 300 jemaah.

Warga Kampung Angantiga merayakan Lebaran Ketupat dengan makan bersama di Masjid Baiturrahman. Ketupat menjadi menu utama acara yang disebut megibung menyama tersebut.

"Ini momentum kami bertemu dan bersilaturahmi antarwarga. Semua kumpul di masjid, makan bersama," kata Kepala Kampung Angantiga, M Ramsudin, ditemui detikBali di Masjid Baiturrahman, Rabu (17/4/2024).

Menurut Ramsudin, megibung menyama sudah menjadi tradisi turun-temurun sejak Kampung Angantiga berdiri pada 1800. Kampung muslim tersebut terbentuk dari keturunan Bugis yang hijrah ke pesisir Serangan dan Petang.

Megibung artinya kegiatan orang banyak atau saling memberi antara satu dengan yang lain. Sedangkan menyama dalam bahasa Bali artinya bersaudara.

"Maknanya, kami mempererat silaturahmi dan hubungan kekeluargaan di hari ketujuh atau penutup dari Idul Fitri ini," papar pria berusia 49 tahun tersebut.

Warga Kampung Angantiga, Badung, Bali, saat merayakan Lebaran Ketupat dengan makan bersama atau megibung menyama di Masjid Baiturrahman, Rabu (17/4/2024) pagi. Lauk utama acara itu adalah ketupat.Warga Kampung Angantiga, Badung, Bali, saat merayakan Lebaran Ketupat dengan makan bersama atau megibung menyama di Masjid Baiturrahman, Rabu (17/4/2024) pagi. Lauk utama acara itu adalah ketupat. Foto: Agus Eka/detikBali

Ramsudin menerangkan budaya makan bareng setiap Lebaran Ketupat di Angantiga turut mengadopsi budaya warga Bali yang juga punya tradisi makan bersama. Mereka saling meminta dan memberi saat makan bersama.

Perayaan Lebaran Ketupat di Angantiga diawali dengan saling berkunjung antarwarga sehari sebelum megibung menyama. Sejumlah warga setempat memasak beragam hidangan bersama untuk puncak perayaan Lebaran Ketupat.

Para perempuan di Kampung Angantiga berbondong-bondong ke masjid sambil membawa nampan berisi hidangan sekitar pukul 08.00 Wita, Rabu. Tokoh masyarakat, Muhamad Dahmun lalu memberikan tausiah dan memimpin doa bersama.

Kegiatan ditutup dengan megibung menyama dengan beragam lauk seperti urap, sate lilit ayam, sate plecing pedas Bali, betutu, opor ayam, hingga ayam suwir. Tidak lupa menu utama yakni ketupat.

"Ini sebagai ucapan syukur atas rezeki yang didapat," imbuh Ramsudin.




(gsp/hsa)

Hide Ads