Aroma anyaman daun kelapa menyeruak di sudut-sudut kawasan Kampung Ketupat, Kota Bandung menjelang Hari Raya Idul Fitri. Di kampung ini, hampir setiap rumah berubah menjadi 'pabrik' ketupat dadakan.
Tangan-tangan cekatan para perajin anyaman ketupat bekerja tanpa henti, memenuhi pesanan yang terus mengalir. Sejak memasuki minggu terakhir Ramadan, Kampung Ketupat di Blok Kupat RW 13 Kecamatan Babakan Ciparay ini seperti tak pernah tidur.
Para pengrajin mulai bekerja sejak subuh hingga larut malam. Usi (47), salah satu warga mengaku sudah mulai sibuk membuat cangkang ketupat sejak awal Ramadan, tetapi puncaknya terjadi pada H-3 Lebaran nanti.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Produksi ketupat tahun ini Alhamdulillah meningkat dari tahun sebelumnya. Sehari bisa bikin 1000 ketupat," kata Usi saat berbincang dengan detikJabar.
Menurut Usi, hampir semua warga di RW 13 membuat ketupat menjelang Lebaran. Ketupat biasanya dijual ke mereka yang datang langsung maupun ke Pasar Caringin yang lokasinya tak jauh dari Blok Kupat.
Satu keluarga di kampung ini bisa memproduksi hingga ribuan ketupat per hari. Cangkang ketupat yang telah jadi kemudian dijual ke pengepul atau langsung dikirim ke pelanggan yang sudah memesan sebelumnya.
Ketupat tak akan terbentuk tanpa bahan utama yakni daun kelapa muda atau janur. Menurut Usi, janur untuk membuat ketupat didatangkan dari wilayah Tasikmalaya. Satu ikat janur berisi 1.000 lembar daun kelapa dibeli seharga Rp150-200 ribu.
"Untuk janurnya satu ikat isi 1.000 harganya Rp150-200 ribu, itu ambil dari Tasik. Memang bagus kalau dari Tasik," terangnya.
Iim Rohimah (47), warga lainnya mengatakan, dirinya mendapat berkah membuat ketupat lebaran karena upah yang diterima lebih besar ketimbang membuat ketupat di hari biasa.
"Kalau hari biasa bayaran bikin ketupat itu cuma Rp4 ribu, sekarang Rp10 ribu per 100 ketupat. Kalau hari-hari biasa kan warna hijau warnanya, kalau lebaran yang putih biasanya," singkatnya.
Sementara Firmansyah Ketua RT 01 RW 13 menuturkan, menjelang Hari Raya Idul Fitri hampir 90 persen warga mendadak jadi perajin cangkang ketupat. Selain Idul Fitri, hal serupa juga terjadi jelang Hari Raya Idul Adha.
"Iya 90 persen (warga) membuat ketupat setiap hari raya Idul Fitri dan Idul Adha," ucap Firmansyah.
Menurut dia, cangkang ketupat buatan warga Blok Kupat terkenal dengan kerapihannya. Karena itu, pelanggan yang membeli berasal dari banyak daerah khususnya di wilayah Bandung Raya.
"Banyak yang ngambil ke sini, dari Buahbatu, Ciwastra, Soreang, se-Bandung Raya pokoknya," tandasnya.
(bba/mso)