Tokoh masyarakat Desa Air Kuning, Saipulrahman, menuturkan sebagian warga Desa Air Kuning merupakan nelayan. Darah pelaut itu diwariskan oleh pasukan Daeng Nachoda.
Pasukan panglima Kerajaan Gowa itu tiba di Desa Air Kuning pada 1667-1669. Mereka menetap di Jembrana setelah kalah perang melawan perusahaan dagang Hindia Belanda (VOC).
Raja Arya Pancoran IV, Saipulrahman melanjutkan, kemudian memberikan tempat kepada pasukan Daeng Nachoda di sebuah lubuk sungai yang luas. Mereka kemudian membangun permukiman di tepi pantai dan bekerja sebagai nelayan.
Selama bertahun-tahun pasukan Daeng Nachoda yang berdarah Bugis itu berinteraksi dengan warga setempat yang beragama Hindu. Akulturasi budaya terjadi.
Lambat laun, mereka pandai berbahasa Bali. "Di Desa Air Kuning warganya berbahasa Bali," tutur Saipulrahman kepada detikBali, di Desa Air Kuning, Senin (1/4/2024).
![]() |
Desa Air Kuning bertetangga dengan Desa Yeh Kuning. Desa tersebut berpisah pada 1940-an karena jumlah penduduk desa terus bertambah.
Penduduk Desa Air Kuning terdiri dari 1.700 keluarga, sekitar 50 keluarga non-muslim. Adapun, warga Desa Yeh Kuning sebagian besar beragama Hindu. Meski begitu, kehidupan beragama tetap harmonis.
Tak jarang penduduk Desa Air Kuning menikah dengan warga Hindu dari desa lain. Tak aneh, jika sebagian warga Air Kuning memiliki kerabat yang beragama Hindu.
Tradisi Hindu Bali juga bisa ditemui di Desa Air Kuning. Misalnya ngejot atau tradisi saling memberikan makanan saat hari raya. Meski terjadi akulturasi budaya, ajaran agama Islam mengakar kuat di Desa Air Kuning.
Tokoh masyarakat Desa Air Kuning lainnya, Patahurrahman, menjelaskan kegiatan keagamaan di desa itu rutin dilakukan. Anak-anak setiap hari belajar mengaji di tiga masjid besar yang ada di Air Kuning yakni Masjid Darul Hidayah, Masjid Pahlawan, dan Masjid Tasdiqul Umah.
"Kegiatan keagamaan di Desa Air Kuning sangat terjaga," jelas Patahurrahman.
Bupati Jembrana, I Nengah Tamba, berkomitmen memeratakan pembangunan dan bantuan atau hibah untuk seluruh warga, termasuk umat muslim di Desa Air Kuning. "Perlakuan kami sama terhadap masyarakat muslim di Kabupaten Jembrana," klaim politikus Demokrat tersebut.
Menurut Tamba, jumlah penduduk Jembrana mencapai 328 ribu orang. Dari jumlah itu, sebanyak 27 persen beragama non-Hindu.
(hsa/gsp)