Tarif Listrik hingga Harga Emas Picu Inflasi NTB April 2025

Mataram

Tarif Listrik hingga Harga Emas Picu Inflasi NTB April 2025

Nathea Citra - detikBali
Jumat, 02 Mei 2025 22:43 WIB
Kepala BPS NTB Wahyudin, Senin (3/3/2025). (Nathea Citra/detikBali)
Kepala BPS NTB Wahyudin. (Nathea Citra/detikBali)
Mataram -

Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) mencatat inflasi sebesar 0,69 persen pada April 2025. Inflasi kali ini didorong oleh kenaikan tarif listrik, harga emas perhiasan, dan komoditas pangan seperti bawang merah.

"Inflasi kita kali ini dipicu oleh kelompok pengeluaran perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga. Dan yang utamanya ialah tarif listrik. Emas perhiasan jadi urutan kedua yang memiliki andil besar pada inflasi kali ini. Kita tahu bahwa harga emas perhiasan saat ini cukup tinggi, per gramnya saja tembus Rp 2 juta," kata Kepala BPS NTB Wahyudin saat rilis inflasi di Kantor BPS NTB, Jumat (2/5/2025).

Wahyudin merinci, tarif listrik menjadi penyumbang utama inflasi dengan andil sebesar 0,61 persen. Disusul emas perhiasan 0,20 persen, bawang merah 0,09 persen, angkutan udara 0,08 persen, dan udang basah 0,04 persen.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sementara itu, sejumlah komoditas tercatat memberi andil terhadap deflasi, yakni cabai rawit 0,18 persen, cabai merah 0,06 persen, daging ayam ras 0,05 persen, terong 0,03 persen, dan ikan layang 0,03 persen.

Dari sisi wilayah cakupan Indeks Harga Konsumen (IHK), inflasi bulanan tertinggi terjadi di Kota Bima sebesar 1,1 persen dengan IHK 108,12. Disusul Kota Mataram 0,7 persen dengan IHK 108,68, dan Kabupaten Sumbawa 0,55 persen dengan IHK 108,97.

ADVERTISEMENT

"Seluruh wilayah kabupaten/kota IHK di NTB mengalami inflasi bulanan pada April 2025," imbuh Wahyudin.

Beberapa komoditas yang memberi andil besar terhadap inflasi di wilayah IHK NTB antara lain tarif listrik, emas perhiasan, angkutan udara, bawang merah, ikan tongkol, kontrak rumah, udang basah, hingga ikan bandeng.

"Tapi yang mendominasi untuk kota/kabupaten wilayah IHK kali ini ada pada komoditas tarif listrik, emas, dan bawang merah," ucap Wahyudin.




(dpw/gsp)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads