Ekonomi NTB Alami Deflasi 0,6 Persen pada Februari 2025, Ini Penyebabnya

Ekonomi NTB Alami Deflasi 0,6 Persen pada Februari 2025, Ini Penyebabnya

Nathea Citra - detikBali
Senin, 03 Mar 2025 21:06 WIB
Kepala BPS NTB Wahyudin, Senin (3/3/2025). (Nathea Citra/detikBali)
Foto: Kepala BPS NTB Wahyudin, Senin (3/3/2025). (Nathea Citra/detikBali)
Mataram -

Laju perekonomian di Nusa Tenggara Barat (NTB) mengalami deflasi sebesar 0,6 persen pada Februari 2025. Deflasi di NTB dipengaruhi oleh diskon tarif listrik hingga tomat.

"Terjadi deflasi di Februari 2025, dimana menjadi deflasi terdalam selama 12 bulan terakhir," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) NTB Wahyudin di Mataram, Senin (3/3/2025).

Wahyudin menyebut penyebab utama deflasi di NTB adalah kelompok pengeluaran. Yakni makanan, minuman, dan tembakau, sebesar 0,6 persen. Lalu perumahan, air listrik, dan bahan bakar rumah tangga sebesar 2,89 persen.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kemudian disusul perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 0,13 persen. Serta informasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,18 persen.

"Kelompok pengeluaran lainnya yang mengalami deflasi ialah rekreasi, olahraga, dan budaya sebesar 0,03 persen," jelas Wahyudin.

ADVERTISEMENT

Sama dengan Januari, deflasi kali ini dipengaruhi oleh diskon tarif listrik 50 persen oleh PLN. Diskon listrik tersebut diberikan sebagai kompensasi kenaikan tarif PPN dari 11 persen menjadi 12 persen.

Wahyudin menuturkan, ada lima komoditas yang turut andil menyumbang inflasi terbesar pada Februari 2025. Di antaranya emas perhiasan 0,07 persen, cumi-cumi 0,05 persen, ikan kembung 0,03 persen, mobil 0,02 persen, dan ikan layang atau benggol 0,02 persen.

Sementara itu, lima komoditas yang turut andil menyumbang deflasi terbesar pada Februari 2025 antara lain diskon tarif listrik 0,37 persen, tomat 0,14 persen, daging ayam ras 0,11 persen. Disusul cabai rawit 0,05 persen dan bawang merah 0,04 persen.

"Andil deflasi di NTB paling tinggi itu tarif listrik 0,37 persen. Angka sedikit menurun dibandingkan deflasi karena listrik pada Januari yang tercatat 1,57 persen," ujarnya.

Komoditas yang dominan memberikan andil inflasi (yoy) pada Februari 2025, yakni emas perhiasan, cabai rawit, akademi/perguruan tinggi, sigaret kretek mesin (SKM), cumi-cumi, minyak goreng, terong, kopi bubuk. Kemudian disusul sewa rumah, kacang panjang, sigaret putih mesin (SPM), sepeda motor, bawang merah, nasi dengan lauk, ikan tongkol, bahan bakar rumah tangga, sigaret kretek tangan (SKT), mobil, bawang putih dan sawi hijau.

Sebelumnya, laju pergerakan harga di NTB mengalami deflasi sebesar 0,55 persen pada Januari 2025. Deflasi di NTB utamanya didorong oleh potongan tarif listrik, meskipun harga pangan mengalami lonjakan.

"Masih di bawah angka nasional sebesar 0,75 persen," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) NTB Wahyudin di Mataram, Senin (3/2/2025).




(nor/nor)

Hide Ads