Bulog Serap 73 Ribu Ton Gabah Setara Beras, Stok Aman hingga Maret 2025

Bulog Serap 73 Ribu Ton Gabah Setara Beras, Stok Aman hingga Maret 2025

Nathea Citra - detikBali
Minggu, 22 Des 2024 21:24 WIB
Ilustrasi - Persediaan beras di gudang Bulog Dasan Cermen, Kota Mataram, NTB, beberapa waktu lalu. (Foto: Nathea Citra/detikBali)
Foto: Ilustrasi - Persediaan beras di gudang Bulog Dasan Cermen, Kota Mataram, NTB, beberapa waktu lalu. (Foto: Nathea Citra/detikBali)
Mataram -

Bulog Nusa Tenggara Barat (NTB) terus melakukan penyerapan gabah petani lokal hingga penghujung 2024. Jumlah serapan gabah petani hingga Desember sudah mencapai kurang lebih 73 ribu ton setara beras.

"Untuk serapan gabah yang sudah masuk hingga Desember kurang lebih sekitar 73 ribu ton setara beras," kata Wapimwil Bulog NTB Musazdin Said saat dihubungi, Minggu (22/12/2024).

Jumlah serapan ini mengalami peningkatan cukup signifikan dari bulan sebelumnya. Pada November, serapan gabah petani NTB sebanyak 65.300 ton setara beras.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Serapan gabah ini diperuntukkan untuk kebutuhan stok cadangan pangan pemerintah (CPP) hingga komersil. Musa berkomitmen terus melakukan penyerapan sebanyak-banyaknya hasil panen padi petani lokal. Hal tersebut bertujuan menjaga stabilitas pasokan beras dan kebutuhan masyarakat NTB.

"Kami akan terus berupaya menyerap hasil panen petani sebanyak-banyaknya. Itu adalah salah satu langkah penting untuk memastikan ketahanan pangan di wilayah ini," jelasnya.

Berdasarkan perhitungan Bulog NTB, stok beras di gudang saat ini bisa untuk memenuhi kebutuhan masyarakat hingga empat bulan ke depan. Tepatnya, hingga Maret 2025.

Di sisi lain, untuk penguatan stok sampai saat ini, Bulog NTB terus memaksimalkan potensi gabah atau beras yang tersedia di penggilingan. Untuk harga, Bulog NTB masih mengacu pada ketentuan yang berlaku, yakni Rp 11.000 per kilogram (kg) untuk beras dan gabah kering giling sebesar Rp 7.400 per kg.

"Kami akan terus memprioritaskan penyerapan dari petani lokal," ujarnya.

Dalam menyerap hasil panen petani, Bulog NTB menggunakan dua skema pembelian. Di antaranya, skema penyerapan public service obligation (PSO) atau kewajiban pelayanan publik dan skema penyerapan untuk beras komersial.

Untuk skema PSO, panen petani dibeli sesuai dengan Harga Pembelian Pemerintah (HPP) yang dirilis Badan Pangan Nasional (Bapanas).

Sebagai informasi, Bulog NTB mengelola 16 gudang yang tersebar di Pulau Lombok dan Pulau Sumbawa. Sebanyak sembilan gudang berada di Pulau Lombok dan tujuh gudang di Pulau Sumbawa. Semua gudang tersebut terisi dengan stok beras yang siap disalurkan ke tengah masyarakat.

"Ada puluhan ribu ton cadangan beras di semua gudang Bulog yang tersebar di Pulau Lombok dan Sumbawa," pungkasnya.

Sebelumnya, BPS NTB merilis data produksi beras untuk konsumsi pangan penduduk NTB pada 2024 diperkirakan sebanyak 827,81 ribu ton. Jumlah ini mengalami penurunan sebesar 5,53 persen atau sebanyak 48,46 ribu ton, dibandingkan 2023 sebanyak 876,27 ribu ton.

Berdasarkan data per 1 November 2024, luas panen padi pada 2024 diperkirakan sebesar 280,03 ribu hektare. Jumlah produksi padinya sekitar 1,45 juta ton gabah kering giling (GKG). Jika dikonversikan menjadi beras untuk konsumsi pangan penduduk, diperkirakan sebesar 827,81 ribu ton.

"Produksi padi yang diperkirakan sebesar 1,45 juta ton GKG, mengalami penurunan sebanyak 85,09 ribu ton GKG atau 5,53 persen dibandingkan produksi padi di 2023 yang sebesar 1,54 juta ton GKG," kata Kepala BPS NTB Wahyudin.




(nor/nor)

Hide Ads