Potensi Investasi Tinggi, Harga Rumah Seken di Denpasar Naik Pesat

Potensi Investasi Tinggi, Harga Rumah Seken di Denpasar Naik Pesat

Danica Adhitiawarman - detikBali
Minggu, 01 Des 2024 15:09 WIB
Real estate or property investment. Home mortgage loan rate. Saving money for retirement concept. Coin stack on international banknotes with house model on table. Business growth background
Ilustrasi. (Foto: Getty Images/iStockphoto/Zephyr18)
Denpasar -

Pasar properti di Denpasar, Bali, mencatat kenaikan harga tertinggi sebesar 13,2 persen secara tahunan, tertinggi di antara 13 kota besar di Indonesia. Berdasarkan data Rumah123, permintaan rumah di Denpasar tumbuh 25,8 persen pada Oktober 2024 dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Head of Research Rumah123, Marisa Jaya, menyatakan Denpasar terus menunjukkan pertumbuhan harga rumah seken yang signifikan. "Sebagai pusat ekonomi, budaya, dan wisata di Bali, Denpasar memiliki daya tarik yang kuat bagi investor dan pembeli rumah," ujar Marisa dalam keterangan tertulis, Minggu (1/12/2024), dilansir dari detikProperti.

Ia menambahkan bahwa lokasi strategis, infrastruktur yang berkembang pesat, dan potensi pariwisata menjadi faktor pendukung utama. Potensi ini tidak hanya menopang sektor hospitality, tetapi juga mendorong pengembangan hunian residensial bernilai tinggi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Adapun median harga rumah seken di Denpasar bervariasi berdasarkan ukuran. Rumah berukuran hingga 60 meter persegi memiliki median harga Rp 850 juta. Untuk rumah ukuran 61-90 meter persegi, median harga mencapai Rp 1,3 miliar. Rumah berukuran 91-150 meter persegi tercatat memiliki median harga Rp 1,924 miliar, sedangkan ukuran 151-250 meter persegi mencapai Rp 2,9 miliar. Rumah dengan luas lebih dari 251 meter persegi memiliki median harga Rp 6,5 miliar.

Selain Denpasar, sejumlah kota lain juga menunjukkan pertumbuhan median harga rumah di berbagai kategori. Bogor mencatat kenaikan tertinggi sebesar 18,9 persen untuk rumah dengan luas hingga 60 meter persegi. Surakarta memimpin kenaikan harga kategori 61-90 meter persegi dengan pertumbuhan 25 persen secara tahunan.

ADVERTISEMENT

Denpasar menjadi kota dengan pertumbuhan tertinggi untuk dua kategori luas rumah, yakni 91-150 meter persegi (13,2 persen) dan 151-250 meter persegi (11,5 persen). Untuk rumah dengan luas lebih dari 251 meter persegi, Depok mencatat kenaikan tertinggi sebesar 19,6 persen.

"Kenaikan median harga rumah di kota-kota seperti Bogor, Surakarta, Denpasar, dan Depok mencerminkan potensi permintaan yang menguntungkan penjual maupun investor," kata Marisa.

Laporan Rumah123 juga menyebutkan tujuh kota yang mencatat pertumbuhan harga melebihi laju inflasi tahunan. Denpasar memimpin dengan selisih 10,2 persen, disusul Yogyakarta 5,1 persen, serta Bogor dan Semarang masing-masing 2,3 persen.

Menurut Marisa, pertumbuhan harga properti yang lebih tinggi dibandingkan inflasi menjadikan properti, khususnya rumah seken, sebagai investasi stabil. "Pertumbuhan ini meningkatkan potensi capital gain jangka panjang, sehingga properti tetap menjadi pilihan aset yang aman di tengah volatilitas ekonomi," jelasnya.

Secara keseluruhan, kenaikan harga rumah di 13 kota besar di Indonesia mencapai rata-rata 1,7 persen secara tahunan. Di kawasan Jabodetabek, Bogor mencatat kenaikan tertinggi sebesar 4,5 persen, diikuti Depok 2,4 persen dan Tangerang 2 persen. Di luar Pulau Jawa, selain Denpasar, kenaikan harga tahunan juga tercatat di Medan sebesar 0,7 persen.

Artikel ini telah tayang di detikProperti. Baca selengkapnya di sini!




(dpw/dpw)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads