Pulau Bali kini tidak hanya dikenal sebagai destinasi wisata populer, tetapi juga sebagai pusat penggerak pasar properti. Popularitas Bali yang terus meningkat, baik di kalangan wisatawan domestik maupun internasional, memicu geliat bisnis properti di pulau ini.
Banyak pengembang yang melihat peluang besar dalam sektor properti, mengingat tingginya minat wisatawan asing untuk berinvestasi di Bali.
General Manager NPG Indonesia, Evgeny Obolentsev, menyebutkan bahwa karakter Bali sebagai destinasi wisata kelas dunia turut mendorong hadirnya properti premium. Hal ini terjadi karena pengembang melihat bahwa wisatawan yang tertarik berinvestasi di Bali umumnya merupakan wisatawan dengan daya beli tinggi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saat ini, Bali telah menjadi hot spot destinasi investasi properti, bukan hanya di Indonesia, namun juga di Asia," ungkap Evgeny Obolentsev dalam keterangannya, Senin (11/10/2024), dikutip dari detikProperti.
Prospek Positif Harga Properti Bali
Evgeny menambahkan bahwa harga properti di Bali diperkirakan akan terus meningkat dalam beberapa tahun ke depan. Hal ini dipicu oleh kombinasi pertumbuhan pariwisata dan masuknya investasi asing.
Meskipun terdapat tantangan, seperti perubahan regulasi dan masalah lingkungan, daya tarik Bali sebagai pusat pariwisata tetap mendorong permintaan properti.
"Daya tarik Bali sebagai pusat wisata terus mendorong tingkat permintaan. Selain itu, daya tarik budaya dan alam yang unik, terus menarik pembeli dari seluruh dunia," tuturnya.
Lonjakan Kunjungan Wisatawan Mancanegara
Menurut data terbaru, jumlah kedatangan wisatawan asing ke Bali mengalami lonjakan signifikan pada periode Januari hingga Agustus 2024. Berdasarkan data Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Bali tercatat menerima 4.465.685 wisatawan mancanegara pada rentang waktu tersebut, meningkat 22,6% dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya.
Angka kedatangan wisatawan didominasi oleh turis asal Australia yang mencatatkan lebih dari satu juta kunjungan, disusul oleh India (347.469 orang), China (326.431 orang), Inggris (202.856 orang), dan Korea Selatan (192.728 orang).
Diperkirakan pada tahun 2025, jumlah wisatawan yang berkunjung ke Bali melalui Bandara Ngurah Rai akan mencapai 24 juta orang. Pertumbuhan ini diprediksi akan mempercepat perkembangan industri properti di Bali.
Imbal Hasil Sewa Properti Bali yang Menjanjikan
Berdasarkan data terbaru dari REID (Realinfo.id), harga properti di Bali meningkat rata-rata 7% setiap tahun selama lima tahun terakhir, dengan beberapa daerah mengalami kenaikan yang lebih tinggi.
Bali juga tercatat sebagai wilayah dengan imbal hasil sewa (rental yield) tertinggi di Indonesia. Pada Juni 2024, total pendapatan sektor properti Bali tercatat mencapai US$ 142 juta, tumbuh 33% dibandingkan bulan-bulan sebelumnya. Ini menjadi titik tertinggi pendapatan sektor properti Bali di semester pertama 2024.
Baca juga: Sulit Miliki Rumah di Bali |
Tren Minat Properti Baru di Barat Bali
Evgeny juga mencatat adanya pergeseran minat wisatawan terhadap daerah-daerah baru di Bali, khususnya di bagian barat pulau. Kawasan seperti Seseh, Kedungu, Cemagi, Nyanyi, dan Pererenan kini semakin diminati. Pergeseran ini membuka peluang baru bagi sektor properti untuk terus berkembang.
"Sanur, Seminyak, dan Ubud tetap menjadi pilihan utama bagi wisatawan lama, namun bagi generasi muda, lokasi-lokasi baru yang lebih hijau dan dekat dengan alam Bali mulai menarik perhatian mereka," jelas Evgeny.
Bali, yang dulunya dikenal sebagai destinasi wisata semata, kini mulai dianggap sebagai tempat yang cocok untuk tinggal dan bekerja. Banyak wisatawan yang awalnya hanya tertarik untuk berlibur, kini mulai mempertimbangkan Bali sebagai tempat menetap.
Artikel ini telah tayang di detikProperti. Baca selengkapnya di sini!
(dpw/gsp)