Ambisi PT BIBU Bangun Bandara Bali Utara-Klaim Jadi Prioritas Prabowo

Round Up

Ambisi PT BIBU Bangun Bandara Bali Utara-Klaim Jadi Prioritas Prabowo

Tim detikBali - detikBali
Jumat, 15 Nov 2024 09:28 WIB
Desain aerial view Bandara Internasional Bali Utara. (Foto: Dok. PT BIBU Panji Sakti)
Desain aerial view Bandara Internasional Bali Utara. (Foto: Dok. PT BIBU Panji Sakti)
Denpasar -

PT BIBU Panji Sakti semakin berambisi membangun Bandara Internasional Bali Utara. Bandara baru itu bakal dibangun dengan cara mereklamasi laut Kubutambahan, Buleleng, dan ditargetkan bisa beroperasi pada 2027.

Presiden Direktur PT BIBU Panji Sakti, Erwanto Sad Adiatmoko Hariwibowo, mengeklaim pembangunan Bandara Bali Utara menjadi prioritas Presiden Prabowo Subianto meski tak lagi masuk Program Strategi Nasional (PSN). Proyek bandara baru itu sempat masuk PSN di era Presiden Joko Widodo (Jokowi), tetapi akhirnya dicoret.

Menurut Erwanto, pembangunan Bandara Bali Utara menjadi proyek pertama yang disebutkan Prabowo seusai dilantik menjadi presiden. "Setelah dilantik 20 Oktober, (Prabowo) belum bicara proyek apapun, kecuali Bandara Bali Utara. Artinya apa? Prioritas!" ujarnya saat mengunjungi kantor detikBali bersama Penglingsir Puri Buleleng, Anak Agung Ngurah Ugrasena, Kamis (14/11/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Erwanto optimistis satu runway Bandara Bali Utara bisa rampung dalam dua tahun. Satu tahun akan digunakan untuk menguruk laut dan setahun lagi dipakai untuk membangun runway serta terminal.

Erwanto menyebut pembangunan Bandara Bali Utara sudah menjadi kebutuhan. Ia lantas menukil hasil studi Kementerian Perhubungan (Kemenhub) yang menyebutkan Bandara I Gusti Ngurah Rai sudah tak mampu lagi mengakomodasi penumpang yang terus meningkat pada 2027.

ADVERTISEMENT

"Itu kan nightmare buat turis kan itu. Bayangkan kalau tahun 2027 nggak ada bandara baru, selesai Ngurah Rai ini. Jadi kan sebenarnya (Bandara Bali Utara) kebutuhan, bukan gimmick," imbuhnya.

Nantinya, Erwanto berujar, akan ada pembagian penerbangan antara Bandara Ngurah Rai dengan Bandara Bali Utara. Bandara Bali Utara disiapkan sebagai prioritas untuk long flight. Sehingga, pesawat-pesawat penerbangan dari dan ke luar negeri bakal lebih banyak di Bandara Internasional Bali Utara.

"Domestiknya nanti ke selatan (Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai)," ujar Erwanto.

Perusahaan China Investasi US$ 3 Miliar

Penandatanganan MoU PT BIBU Panji Sakti dengan ChangYe Construction Group pada 8 November 2024 di KBRI Beijing. (Dok. PT BIBU Panji Sakti)Penandatanganan MoU PT BIBU Panji Sakti dengan ChangYe Construction Group pada 8 November 2024 di KBRI Beijing. (Dok. PT BIBU Panji Sakti)

Erwanto menjelaskan kerja sama antara PT BIBU dengan ChangYe Construction Group, perusahaan konstruksi asal Cina. Dari kerja sama itu, PT BIBU mendapatkan investasi US$ 3 miliar untuk membangun Bandara Internasional Bali Utara.

ChangYe Construction Group, Erwanto berujar, telah mengikuti perkembangan pembangunan Bandara Bali Utara yang hendak dilakukan oleh PT BIBU. Sebab, menurut perusahaan Cina itu, Bandara Bali Utara masuk top 1 infrastruktur di Asia yang menjadi rebutan kontraktor.

"Itu diterbitkan media di Singapura. Itu kami nomor satu. Nah mereka kan cari tahu," kata Erwanto.

Erwanto menuturkan ChangYe Construction Group menelepon dirinya sebelum kunjungan Prabowo Subianto ke Beijing, Cina. Perusahaan konstruksi itu kemudian mengajak PT BIBU untuk meneken nota kesepahaman atau memorandum of understanding (MoU) saat momentum kunjungan Prabowo ke Beijing.

"Momennya pas (saat kunjungan Prabowo ke Beijing), karena sebelum beliau (Prabowo) berangkat, saya sudah ketemu Pak Hashim (Djojohadikusumo) juga," ungkap Erwanto.

Erwanto akhirnya mengusulkan agar penandatanganan perjanjian kerja sama dengan perusahaan konstruksi asal Cina itu dilakukan di Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Beijing. Dubes RI untuk Cina menyetujui hal tersebut.

"(Penandatanganan Mou) lokasinya di KBRI, itu yang penting buat saya. Itu yang nilainya luar biasa," terang Erwanto.

Dalam proyek pembangunan Bandara Bali Utara, Erwanto mengungkapkan ChangYe Construction Group bakal menjadi kontraktor dan penyandang dana. Selain itu, semua badan usaha milik negara (BUMN) kontraktor juga disebut terlibat sebagai subkontraktor, seperti PT Waskita Karya, PT Wijaya Karya, hingga PT Pembangunan Perumahan (PP).

PT BIBU Panji Sakti nantinya bakal mengelola Bandara Bali Utara selama 50 tahun. Setelah itu, pengelolaannya akan diserahkan kepada pemerintah.

PT BIBU Klaim Jadi Mesin Ekonomi Baru

Presiden Direktur PT BIBU Panji Sakti, Erwanto Sad Adiatmoko Hariwibowo, saat berkunjung ke kantor detikBali, Denpasar, Kamis (14/11/2024). (Sui Suadnyana/detikBali)Presiden Direktur PT BIBU Panji Sakti, Erwanto Sad Adiatmoko Hariwibowo, saat berkunjung ke kantor detikBali, Denpasar, Kamis (14/11/2024). (Foto: Sui Suadnyana/detikBali)

PT BIBU mengeklaim Bandara Bali Utara bakal menjadi mesin ekonomi baru di Pulau Dewata. Proyek ini disebut-sebut bakal menyerap banyak tenaga kerja hingga menumbuhkan pemerataan ekonomi Bali.

"Makanya kami bilang creating new economic engine. Bandara ini membuat mesin ekonomi baru. Itu sudah pastilah itu," imbuhnya.

Erwanto mengungkapkan Bandara Bali Utara akan menyerap sebanyak 220 ribu tenaga kerja. Jumlah itu belum termasuk tenaga kerja yang dibutuhkan di kawasan penunjang.

"Itu yang kami studi hanya untuk bandara saja, itu 220 ribu lapangan pekerjaan yang kami buka. Nanti kan efek dominonya ke mana-mana," ungkap Erwanto.

Selain Buleleng, dia melanjutkan, berdirinya Bandara Bali Utara juga akan menguntungkan daerah sekitarnya. Ia memastikan tiga kabupaten lain juga bakal 'kecipratan'.

"Sebelah itu Karangasem kecipratan, Bangli kecipratan, Jembrana kecipratan. Jadi betul-betul pemerataan lah. Sekarang Bali itu kan (ekonominya) berat sebelah, kita buat seimbang," ungkapnya.

Aerotropolis Bakal Dibangun di Lahan Warga

Bandara Bali Utara juga bakal dilengkapi dengan Aerotropolis seluas 2.800 hektare. Kawasan kota itu bakal dibangun di darat menggunakan lahan. Lokasinya berbeda dengan landasan pacu (runway) dan terminal Bandara Bali Utara yang akan dibangun di laut.

Erwanto mengeklaim penggunaan lahan warga untuk pembangunan Aerotropolis itu sudah disetujui 13 perbekel atau kepala desa (kades) di Kubutambahan. Ia menyebut PT BIBU tidak membeli tanah masyarakat, melainkan melakukan kerja sama dengan sistem bagi hasil.

"Ini konsep kerja sama yang baru. Tanah nggak hilang, sertifikat masih milik mereka (warga)," tutur Erwanto.

Erwanto menerangkan kawasan Aerotropolis itu bakal dibangun perumahan terlebih dahulu. Setelah itu, dilanjutkan dengan pembangunan sekolah, rumah sakit, dan sejumlah fasilitas penunjang lain. Ia memastikan tidak ada pura atau tempat suci yang terkena gusur akibat pembangunan kota penunjang Bandara Bali Utara ini.

Menghindari penggusuran pura juga menjadi salah satu alasan pembangunan runway dan terminal Bandara Bali Utara dilakukan di laut.

"Nah kalau untuk bandara nggak bisa di darat. Mana bisa kami buat runway lurus 3 km terus nggak kena pura, di Bali nggak bisa. Makanya kami bikin bandaranya di laut, tetapi kota supporting-nya di darat," jelas Erwanto.

Erwanto berharap peletakan batu pertama atau groundbreaking pembangunan Bandara Bali Utara dilakukan pada tahun ini. Ia berharap groundbreaking bisa dilakukan Presiden Prabowo Subianto.

"Kalau bisa bulan ini, November (groundbreaking). Cuma kan sekarang beliau (Prabowo) masih perjalanan dinas, baru pulang tanggal 22. Saya bilang, coba dicarikan waktu beliau sehari (atau) dua hari ke Bali untuk groundbreaking," ungkap Erwanto.

Tol Hubungkan Bandara Ngurah Rai dengan Bandara Bali Utara

Trase tol penghubung Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai dengan Bandara Bali Utara. (Dok. PT BIBU Panji Sakti)Trase tol penghubung Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai dengan Bandara Bali Utara. (Dok. PT BIBU Panji Sakti)

PT BIBU Panji Sakti menyebut akan ada pembangunan tol untuk menghubungkan Bandara I Gusti Ngurah Rai dengan Bandara Bali Utara. Pembangunan tol itu diklaim bakal dilakukan secara simultan dengan bandara baru di Buleleng.

"(Kementerian) PU juga membuat trase tol dari bandara ke bandara. (Dari Bandara Internasional I Gusti) Ngurah Rai ke bandara kami (Bandara Internasional Bali Utara)," kata Erwanto.

Erwanto mengeklaim pembangunan tol dan Bandara Bali Utara bakal selesai pada waktu bersamaan. Dengan tol tersebut, dia berujar, Bandara Bali Utara tidak akan sepi seperti sejumlah bandara yang telah dibangun di berbagai daerah seperti Bandara Ngloram di Jawa Tengah dan Bandara Internasional Kertajati di Jawa Barat.

"Jadi ini trase yang dibuat oleh Kementerian PU. Nanti di sini ada tol nyambung ke Mengwi. Tolnya Gilimanuk sama Mengwi. Terus turun ke Ngurah Rai. Itu sudah disiapkan tolnya. Jadi nggak usah khawatir lah (bandara sepi)," ujarnya meyakinkan.

Pembangunan tol penghubung dua bandara ini juga berfungsi untuk mempermudah jika ada perpindahan penumpang. "Kalau ada perpindahan penumpang, tol 60 km kan cuma setengah jam pindah ke sini. Jadi tetap ada korelasi antara utara sama selatan. Nggak terpisah," ungkap Erwanto.




(iws/iws)

Hide Ads