Nilai Ekspor Bali Tembus US$ 482,49 Juta, Terbanyak ke AS

Nilai Ekspor Bali Tembus US$ 482,49 Juta, Terbanyak ke AS

Ida Bagus Putu Mahendra - detikBali
Jumat, 01 Nov 2024 16:12 WIB
Plt Kepala BPS Bali, Kadek Agus Wirawan, dalam pemaparannya soal ekspor-impor, Jumat (1/11/2024). (Ist/tangkapan layar youtube BPS Provinsi Bali)
Foto: Plt Kepala BPS Bali, Kadek Agus Wirawan, dalam pemaparannya soal ekspor-impor, Jumat (1/11/2024). (Ist/tangkapan layar youtube BPS Provinsi Bali)
Denpasar -

Nilai ekspor Provinsi Bali ke luar negeri menembus angka US$ 482,49 juta. Ini merupakan jumlah kumulatif sejak Januari 2024 sampai dengan September 2024.

Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali Kadek Agus Wirawan mengungkapkan terjadi penurunan ekspor pada September 2024 bila dibandingkan dengan Agustus 2024. Penurunannya sebesar 11,06 persen.

"Kalau kita lihat ekpsor barang di Bali secara month to month mengalami penurunan. Tapi meningkat secara year on year," ujar Wirawan dalam rllis secara daring di kanal YouTube BPS Bali, Jumat (1/11/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Wirawan menjelaskan Amerika Serikat (AS) menjadi negara dengan tujuan ekspor tertinggi. Nilainya mencapai US$ 14,69 juta. Di bawah AS secara berturut-turut ada Australia, Singapura, Jepang, dan Jerman.

Dari sejumlah negara tujuan ekspor tersebut, Jepang mengalami penurunan ekspor tertinggi, yakni sebesar 40,49 persen bila dibandingkan dengan Agustus 2024. Hal ini dipicu turunnya ekspor produk logam mulia dan perhiasan atau permata, dengan kode HS 71.

ADVERTISEMENT

"Dari 10 besar negara tujuan ekspor, barang yang diekspor ke Jepang mengalami penurunan paling dalam sebesar 40,49 persen dibandingkan Agustus 2024," jelas Wirawan.

Produk ikan, krustasea, dan moluska masih menjadi komoditas paling banyak diekspor dari Bali. Nilai ekspor komoditas tersebut mencapai US$ 11,48 juta.

"Lima besar komoditas yang diekspor dari Bali, itu didominasi oleu HS 03, yakni ikan, krustasea, dan moluska. Ini sebesar US$ 11,48 juta," imbuhnya.

Sementara itu, impor barang ke Provinsi Bali pada September 2024 mengalami penurunan bila dibandingkan dengan Agustus 2024. Penurunannya sebesar 60,25 persen atau US$ 8,49 juta.

Penurunan juga terjadi bila dibandingkan dengan September 2023, yakni sebesar 15,83 persen. Namun, secara kumulatif pada Januari-September 2023 dengan Januari-September 2024, terjadi peningkatan sebesar 33,16 persen atau senilai US$ 120,59 juta.

"Secara kumulatif, impor barang ke Provinsi Bali sebesar US$ 120,59 juta. Meningkat secara C to C sebesar 33,16 persen," beber Wirawan.

Amerika Serikat menduduki posisi teratas dengan nilai impor US$ 2,47 juta. Kemudian, dilanjutkan dengan Tiongkok, Australia, Jerman, dan Thailand.

Namun, Thailand menjadi negara yang mengalami penurunan nilai impor paling tinggi, yakni sebesar 61,44 persen. Hal ini dipengaruhi impor produk logam mulia dan perhiasan dari Thailand yang turun signifikan.

Sejauh ini, komoditas impor Bali yang tertinggi adalah mesin dan perlengkapan elektrik (kode HS 85) sebesar US$ 1,66 juta USD. Selanjutnya, mesin dan peralatan mekanis, logam mulia dan perhiasan atau permata, tembakau dan rokok, serta barang dari kulit samak.

Meski menduduki peringkat pertama komoditas yang diimpor, produk mesin dan elektrik sejatinya telah mengalami penurunan sebesar 52,26 persen. Produk-produk ini berasal dari Tiongkok.

"Paling dalam mengalami penurunan adalah impor komoditas produk mesin dan perlengkapan elektrik yang turun sebesar 52,26 persen. Ini bersumber dari Tiongkok," pungkas Wirawan.




(hsa/dpw)

Hide Ads