Nilai ekspor barang Provinsi Bali pada Maret 2025 tercatat mencapai US$53,66 juta. Capaian ini mengalami peningkatan 2,76 persen secara bulanan (month-to-month). Namun, menurun 3,01 persen secara tahunan (year-on-year). Di sisi lain, nilai impor Bali melonjak 31 persen.
"Ekspor barang Provinsi Bali pada bulan Maret 2025 tercatat meningkat secara month to month, tapi turun secara year on year," ujar Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali Agus Gede Hendrayana Hermawan, dalam rilisnya melalui live streaming, Jumat (2/5/2025).
Amerika Serikat (AS) masih menjadi negara tujuan utama ekspor dengan nilai US$ 15,57 juta. Disusul Australia (4,56 juta), Tiongkok (3,80 juta), Jerman (2,71 juta), dan Prancis (2,36 juta). Dari lima negara tersebut, ekspor ke Jerman mencatat kenaikan tertinggi sebesar 72,72 persen dibanding Februari 2025. Peningkatan ini dipicu naiknya ekspor produk pakaian dan aksesorisnya (bukan rajutan).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Komoditas yang paling banyak diekspor masih didominasi oleh hasil laut berupa ikan, krustasea, dan moluska dengan nilai US$ 14,46 juta, meski turun 1,27 persen secara bulanan. Komoditas lainnya yang masuk lima besar, yaitu pakaian dan aksesoris (bukan rajutan) senilai US$ 7,06 juta, logam mulia dan perhiasan/permata (5,47 juta), kertas dan karton (4,00 juta), serta perabotan, lampu, dan alat penerangan (3,76 juta). Di antara komoditas utama ini, produk pakaian dan aksesorisnya tercatat mengalami peningkatan tertinggi sebesar 20,75 persen secara m-to-m.
Sementara itu, nilai impor barang ke Bali pada Maret 2025 mencapai US$ 13,07 juta. Nilai ini mengalami peningkatan signifikan baik secara m-to-m (31,34 persen) maupun y-o-y (20,94 persen).
Pada Maret 2025, negara asal impor barang terbanyak yang masuk ke Bali adalah Amerika Serikat, senilai US$ 3,34 juta. Kemudian, Tiongkok (2,99 juta), Australia (0,78 juta), Prancis (0,69 juta), dan Thailand (0,64 juta). Dari lima besar tersebut, impor dari Tiongkok mencatat lonjakan tertinggi sebesar 149,68 persen dibanding Februari 2025.
"Peningkatan dipicu naiknya impor produk mesin dan perlengkapan elektrik serta bagiannya," jelas Agus.
Lima komoditas utama yang diimpor ke Bali adalah mesin dan peralatan mekanis serta bagiannya sebesar US$ 3,29 juta, mesin dan perlengkapan elektrik serta bagiannya (1,57 juta), logam mulia dan perhiasan/permata (1,14 juta), minyak atsiri, wewangian dan kosmetik (1,12 juta), serta barang dari kulit samak (0,88 juta).
"Dari lima besar komoditas impor, produk minyak atsiri, wewangian, dan kosmetik tercatat naik paling tinggi hingga 155,44%." katanya.
Neraca perdagangan Provinsi Bali pada Maret 2025 tercatat surplus sebesar US$ 40,59 juta dolar. "Bisa kita lihat bahwa nilai ekspor kita masih jauh lebih besar dibandingkan impor barang," ujar Agus.
Dari tiga golongan barang impor, penggunaan bahan baku penolong masih tercatat sebagai yang paling dominan yaitu 57,26 persen, kemudian barang modal 8,46% dan barang konsumsi 34,27%.
Baca juga: Ekspor Bali ke Amerika Serikat Merosot |
"Untuk barang konsumsi sendiri apakah ini terkait dengan kebutuhan hari raya dan sebagainya belum bisa kami pastikan," tandasnya.
Secara terperinci, terjadi peningkatan impor barang konsumsi sebesar 46,44 persen dan bahan baku/penolong naik 38,67 persen. Sementara itu, impor barang modal justru turun 26,02 persen.
(hsa/hsa)