BI Beberkan Tiga Kunci Pertumbuhan Ekonomi Bali

BI Beberkan Tiga Kunci Pertumbuhan Ekonomi Bali

Ni Made Lastri Karsiani Putri - detikBali
Kamis, 12 Sep 2024 19:50 WIB
Kepala Perwakilan BI Provinsi Bali Erwin Soeriadimadja di Nusa Lembongan, Bali pada Kamis (12/9/2024).
Foto: Kepala Perwakilan BI Provinsi Bali Erwin Soeriadimadja di Nusa Lembongan, Bali pada Kamis (12/9/2024). (Ni Made Lastri Karsiani Putri/detikBali)
Klungkung -

Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Bali Erwin Soeriadimadja membeberkan tiga kunci untuk mendorong pertumbuhan ekonomi Bali. Yakni, memperkuat pariwisata, mendorong pertanian berkelanjutan, serta digitalisasi.

Berdasarkan data BI, ekonomi Bali pada triwulan II 2024 tumbuh melambat menjadi 5,36 persen secara year on year (yoy). Angka tersebut lebih rendah dari triwulan sebelumnya yang sebesar 5,98 persen secara yoy.

Pertumbuhan ekonomi Bali ini lebih tinggi dibandingkan nasional yang tumbuh sebesar 5,05 persen secara yoy. Pertumbuhan ekonomi Bali menempati peringkat 7 dari 34 provinsi di Indonesia.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Password untuk pertumbuhan ekonomi Bali adalah kita terus perkuat pariwisata dengan quality tourism. Kita terus bersinergi dengan pemerintah pusat, pemerintah daerah dan berbagai asosiasi yang banyak sekali memberikan masukan terbaiknya untuk peningkatan quality tourism," tutur Erwin dalam keterangan yang disampaikan di Nusa Lembongan, Klungkung, Bali, Kamis (12/9/2024).

Menurutnya, selama ini sektor pariwisata masih menjadi motor penggerak utama perekonomian. Sektor pariwisata berkontribusi bagi pertumbuhan ekonomi Bali sekitar 45 persen.

Menurut Erwin, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bali, pemerintah kabupaten/kota, hingga kementerian terus berupaya untuk memperkuat quality tourism atau pariwisata berkualitas di Bali. BI secara kontinyu mendiskusikan penguatan pariwisata Bali ke depan.

"Nanti rencananya pemerintah akan mengeluarkan Inpres (Instruksi Presiden) tentang moratorium dalam rangka penataan kawasan pariwisata," ujar Erwin.

"Kemudian terkait pariwisata ini juga ada sebuah perkembangan bagus bahwa kami bersama kementerian terkait mengembangkan indikator quality tourism," sambungnya.

BI juga memandang peran asosiasi pariwisata harus diperkuat. Hal ini agar dapat melakukan mitigasi risiko dan penciptaan pariwisata berkualitas di Bali.

BI juga terus berupaya untuk memperkuat sektor pertanian di Bali dengan tujuan mendorong pertumbuhan ekonomi Bali. Salah satunya melakukan koordinasi dengan Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) untuk menjaga kesiapan kebutuhan bahan komoditas pangan. Yakni, menjelang hari raya keagamaan hingga akhir tahun.

"Saya rasa untuk menggerakkan ataupun meningkatkan sektor pertanian di Bali kiranya ada tiga kunci penting buat Bali ke depannya. Pertama adalah terus meningkatkan produktivitas sektor pertanian, kedua, mendorong pertanian yang lebih sustain dan berkelanjutan, tentunya penciptaan ekosistem pertanian menjadi sangat penting sekali," urai Erwin.

Dia berharap terdapat regulasi demi mencegah alih fungsi lahan, sehingga lahan pertanian di Bali tetap terjaga.

"Luas panen sebenarnya di 2023 ada penurunan, yaitu sebesar 108,500 hektare, di mana luasan ini belum kembali seperti sebelum masa pandemi. Saat itu luasnya sekitar 111 hektare pada 2018. Akan tetapi, sebuah perkembangan yang bagus adalah produktivitas padi di Bali meningkat," terang Erwin.

Tercatat, pada 2023 produktivitas padi di Bali sebanyak 6,21 ton per hektare. Sementara, pada 2018 sebesar 6,01 ton per hektare. BI juga mendorong sektor pertanian dari sisi perikanan dan hortikultura yang juga menjadi kekuatan dari Bali. Hilirisasi di sektor pertanian juga menjadi faktor kunci.

BI juga terus mengembangkan digitalisasi di Bali. Antara lain, elektronifikasi dalam transaksi pemerintah daerah untuk tujuan transparansi, pengelolaan keuangan pemerintah lebih akuntabel yang berujung pada peningkatan pendapatan daerah.

Kemudian, Erwin melanjutkan, digitalisasi di sektor retail, salah satunya melalui QRIS. Sejauh ini, ada satu juta pengguna QRIS. Total transaksinya tumbuh hingga sebanyak 7,59 juta transaksi dengan nominal Rp 1,1 triliun.

"Total, jumlah merchant 850 ribu. Sehingga ke depan kami melihat bahwa akselerasi dari QRIS ini harus terus kami tingkatkan mengingat konsentrasi dari QRIS ini masih di kota-kota besar," tandas Erwin.




(hsa/gsp)

Hide Ads