.webp)
Penumpang kapal pesiar atau cruise yang masuk ke Bali lewat Pelabuhan Benoa akan dikenakan retribusi turis asing sebesar USD 10 atau Rp 150 ribu. Pungutan melalui Benoa ini akan dimulai pada 24 Februari 2024.
Sekda Pemprov Bali Dewa Made Indra menjelaskan retribusi turis asing ini sebenarnya sudah berlaku efektif sejak 14 Februari lalu. Namun, khusus untuk penumpang kapal pesiar, seolah-olah baru diberlakukan pada 24 Februari karena pada hari itu baru ada kapal yang masuk.
Dia mengatakan pemungutan retribusi di Pelabuhan Benoa akan dilakukan oleh agen kapal pesiar yang memberangkatkan penumpang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"(Turis asing) tidak lagi berhadapan dengan loket (pembayaran), tapi langsung ke objek wisata. Jadi, ada perbedaan cara antara yang melalui flight dan cruise," kata Made Indra di kantor Gubernur Bali, Kamis (22/2/2024).
Menurutnya, hingga kini Pemprov Bali masih menggencarkan sosialisasi terkait retribusi pariwisata kepada perwakilan negara-negara asing yang ada di Bali. Selain itu, pihaknya juga melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan retribusi pariwisata.
"Tadi sudah disampaikan evaluasinya dan sudah ditindaklanjuti. Kami tentu senang sekali jika wisatawan memberikan masukan dan kritik untuk perbaikan-perbaikan sistem pembayaran pungutan wisman ini," akunya.
Dia menyadari tak ada satu pun sistem yang sempurna. Sehingga sejak awal, sambung Made Indra, pihaknya membuka ruang koreksi.
"Satu tahun ini kami pastikan betul sistem ini aman. Tidak ada yang memanfaatkan untuk manipulasi," jelasnya.
Sementara itu, Humas PT Pelabuhan Indonesia (Persero) Sub Regional Bali Nusra, Siti Juairiah, mengatakan cruise yang akan sandar di Pelabuhan Benoa pada tanggal 24 Februari yakni MV Azamara Journey. Kapal pesiar itu membawa sekitar 1.000 orang.
"Sandar di Pelabuhan Benoa tanggal 24-25 Februari 2024," sebutnya.
Hingga saat ini telah ada 13 cruise yang sandar di Pelabuhan Benoa. Tercatat ada 8.932 penumpang yang dilayani hingga Januari 2024.
(dpw/dpw)
