LRT Bali Akan Dibangun di Bawah Tanah, Dishub Ungkap Kelebihannya

Denpasar

LRT Bali Akan Dibangun di Bawah Tanah, Dishub Ungkap Kelebihannya

Rizki Setyo Samudro - detikBali
Selasa, 26 Sep 2023 15:12 WIB
Infografis Korea Incar Proyek
Foto: Infografis detikcom/Mindra Purnomo
Denpasar -

Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Bali I Gde Wayan Samsi Gunarta membeberkan sejumlah kelebihan jika kereta light rail transit (LRT) Bali dibangun di bawah tanah.

"Jelas kalau di bawah tanah kan kami nggak perlu bebaskan lahan terlalu banyak ya, hanya sedikit yang dibebaskan dan kemudian secara konstruksi tidak mengganggu," kata Samsi saat dihubungi detikBali, Selasa (26/9/2023).

Selain itu, secara operasional pun tidak mengganggu. Jika di atas tanah akan mengganggu pengendara yang melintas dan kemungkinan terjadi penumpukan volume kendaraan akan tinggi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kalau di bawah lebih bebas operasionalnya, tetapi kan juga membutuhkan pencahayaan dan sebagainya jadi banyak hal yang diperhitungkan sehingga ini harus dikaji dengan baik," ungkapnya.

Samsi membeberkan konstruksi LRT di bawah tanah memang memakan biaya lebih besar karena harus membuat terowongan. Namun, jika di atas tanah justru biayanya lebih besar untuk pembebasan lahan. Apalagi, tanah di kawasan-kawasan strategis di Bali harganya selangit.

ADVERTISEMENT

"Sebetulnya di pra-FS (feasibilty study/uji kelayakan) sudah memperhitungkan anggaran di bawah tanah, memang dibandingkan di atas tanah itu mungkin lebih mahal dari sisi konstruksi. Tetapi kan kami harus memperhitungkan juga, kami harus membeli tanah (kalau di atas tanah). Banyak sekali yang diperhitungkan," urai Samsi.

Terkait penetapan trase, Samsi mengatakan jika masih menunggu proses uji kelayakan. "Nanti kami minta rekomendasi yang memadai dari pihak terkait, sudah ada ketentuannya itu," tandasnya.

Terpisah, Deputi Bidang Sarana dan Prasarana Baplenas Ervan Maksum menuturkan pertimbangan utama LRT di Bali akan dibuat di bawah tanah.

"Seperti yang diketahui di Bali akan susah untuk membuat di atas (melayang) atau kalau ke samping akan butuh biaya yang sangat besar dalam pembebasan lahannya dan akan memakan waktu yang lama," tulis Ervan kepada detikBali melalui pesan Whatsapp, Selasa.

Kemudian, pertimbangan lainnya jika ketidakpastian yang tinggi ini akan berdampak pada biaya dan harga investasi yang semakin tinggi. "Dan kemungkinan dapat terjadi cost over run selama proses pembangunannya," sambungnya.

Secara estetika, Ervan mengaku lebih bagus di bawah tanah dan rencana di bawah tanah ini sudah diputuskan setahun yang lalu oleh Kementerian Bappenas bersama Gubernur Bali periode 2018-2023 Wayan Koster.

Sebelumnya, dilansir dari detikFinance (24/9/2023), pembangunan kereta ringan di Bali terus disiapkan. Bappenas mengungkapkan ada rencana LRT di Pulau Dewata bakal dibangun di bawah tanah alias underground.

Hal ini diungkapkan Ervan Maksum. Menurutnya, ada banyak aturan pembangunan di Pulau Bali yang mesti dihormati dalam melakukan pembangunan.

Di antaranya adalah bangunan yang tidak boleh tinggi dan juga tidak boleh menggusur pura. Maka dari itu, pembangunan LRT di bawah tanah menjadi solusi yang tepat untuk diambil.




(hsa/gsp)

Hide Ads