Menko Luhut Minta Bappenas Percepat Proses Feasibility Study LRT di Bali

Menko Luhut Minta Bappenas Percepat Proses Feasibility Study LRT di Bali

Rizki Setyo Samudero - detikBali
Sabtu, 16 Sep 2023 10:56 WIB
Menko Luhut bersama Pj Gubernur Bali Sang Made Mahendra Jaya dan Kepala Dishub Bali I Gde Wayan Samsi Gunarta di Econtent Kura-Kura Bali, Denpasar, Jumat (15/9/2023). (Tangkapan layar instagram Pemprov Bali)
Foto: Menko Luhut bersama Pj Gubernur Bali Sang Made Mahendra Jaya dan Kepala Dishub Bali I Gde Wayan Samsi Gunarta di Econtent Kura-Kura Bali, Denpasar, Jumat (15/9/2023). (Tangkapan layar instagram Pemprov Bali)
Denpasar - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan meminta Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) untuk mempercepat proses feasibility study (FS) terkait rencana pembangunan light rail transit (LRT) di Bali.

Hal itu disampaikan Luhut saat menghadiri rapat bersama Penjabat (Pj) Gubernur Bali Sang Made Mahendra Jaya dan Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Provinsi Bali I Gde Wayan Samsi Gunarta di Econtent Kura-Kura Bali, Denpasar, Jumat (15/9/2023).

"Beliau meminta agar Bappenas dapat mempercepat proses penyiapan pembiayaan untuk BLN (Bantuan Luar Negeri) dan mendorong agar FS dapat dipercepat," kata Samsi saat dikonfirmasi detikBali, Sabtu (16/9/2023).

Menurutnya, proses feasibility study memakan waktu paling lama satu tahun untuk selesai, itu pun tergantung tingkat kesulitannya. Selain itu, Luhut meminta Mahendra agar segera melaporkan update terkait proses penyiapan LRT.

"Dan Pak Menko mengarahkan agar dilakukan langkah-langkah percepatan pembangunan LRT ini," ungkapnya.

Luhut, kata Samsi, beralasan jika percepatan pembangunan LRT harus segera dilakukan karena mengingat kondisi lalu lintas di Bali yang kian memburuk. Sedangkan, bandara pun akan mengalami keterbatasan layanan.

"Karena akses darat yang tidak dapat dikembangkan secara optimal," lanjutnya.

Saat ditanya update apa saja yang nantinya akan disampaikan Mahendra kepada Luhut, Samsi hanya mengatakan salah satu poin saja, yaitu terkait konsultan dari Korea Selatan yang belum tertarik dengan lelang pembangunan LRT ini. Hal tersebut yang juga membuat proses feasibility study menjadi lama.


(nor/nor)

Hide Ads