Hanna Patricia Lubis dan Nindy Tiara Hanandita menyiapkan tiga gawainya sebelum pukul 11.00 Wita, Rabu (17/5/2023). Pukul 11.00 Wita tepat, dua mahasiswi Universitas Udayana (Unud) itu sibuk melototi laptop dan telepon genggam mereka. Saat itu merupakan hari presale tiket konser Coldplay.
"Pukul 11.00 Wita (10.00 WIB) sudah terbuka (situs pembelian tiket)," tutur Hanna kepada detikBali, Rabu (17/5/2023).
Hanna berburu tiket Coldplay untuk orang lain. Mahasiswa jurusan hukum Universitas Udayana itu akan mendapat komisi Rp 150 ribu per karcis dari pemilik usaha jasa titip tiket yang mempekerjakannya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Cuan Mahasiswi Unud dari Jastip Tiket Konser |
"(Tertarik) karena fee-nya," tutur perempuan berusia 20 tahun itu, di Denpasar, Rabu.
Nindy setali tiga uang. Mahasiswa Unud asal Blitar, Jawa Timur, tersebut mau bekerja sampingan berburu tiket Coldplay karena tertarik komisinya sebesar Rp 150 ribu per karcis.
"Untungnya lumayan, apalagi war cuma sebentar saja. Nggak ada ruginya," tutur mahasiswi Unud jurusan hukum tersebut.
Sayangnya, kedua mahasiswi itu tak beruntung. Tiket Coldplay ludes. "Sudah sold out (tiketnya habis)," keluh perempuan berusia 21 tahun itu.
Hanna dan Nindy direkrut menjadi pekerja lepas untuk berburu tiket konser oleh Hamidah Harnum Ayu Ningtyas. Mahasiswi Unud jurusan Sastra Jepang itu memiliki usaha jasa titip tiket konser bernama Ham Tour.
Hamidah memiliki 300 lebih pekerja lepas yang membantunya mencarikan tiket konser. "Tapi kadang ada yang bisa (freelancer jastip), ada juga yang nggak bisa," katanya.
Hamidah merekrut banyak pekerja lepas karena buruknya jaringan internet. Walhasil, memperbanyak freelancer merupakan salah satu cara agar Ham Tour bisa mendapatkan tiket untuk para pemesannya.
Hamidah mencontohkan saat membuka jastip tiket konser BLACKPINK bertajuk BLACKPINK World Tour 11 Maret lalu. Situs penjualan tiket yang dibuka promotor sempat mengalami gangguan.
Hamidah memberikan komisi berbeda pada freelancer-nya tergantung siapa yang konser di Indonesia saat itu. Misalkan, saat BLACKPINK manggung, dia mendapatkan komisi dari pelanggannya sebesar Rp 450 ribu per tiket.
Dari komisi tersebut, ia memberikan Rp 100 ribu per karcis untuk pegawai lepas yang mendapatkan tiket itu.
Hamidah hanya merekrut teman dekatnya saja untuk diajak berburu tiket konser. "Syaratnya harus yang kenal sama aku karena ada kemungkinan dia menyalahgunakan kepercayaanku," tutur perempuan berusia 22 tahun itu.
Menurut Hamidah, ada celah bagi freelancer untuk berbuat curang. Misalkan, pekerja lepas yang mendapatkan tiket konser kemudian menjual tiket ke orang lain yang menawarkan harga lebih tinggi.
(hsa/gsp)