.webp)
Dinas Pariwisata Kota Denpasar mencatat tingkat keterisian (okupansi) hotel di Denpasar mencapai 60 persen dari 4.000 kamar yang tersedia. Okupansi hotel pada awal Maret 2023 ini pun sudah berkisar 50 persen-60 persen.
Kepala Dinas Pariwisata Kota Denpasar MA Dezire Mulyani optimistis ke depannya okupansi hotel di Denpasar dapat meningkat, seiring dengan penataan sejumlah destinasi wisata di Denpasar.
Termasuk juga, fasilitas umum yang terus diperbarui. "Juga di kota, city hotelnya sudah bagus-bagus. Sehingga, wisatawan yang berkunjung di Denpasar, berbisnis juga bisa," ungkap Dezire, Senin (6/3/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Apalagi, kawasan Sanur yang masuk wilayah Denpasar pun terus ditata dan dibenahi. Bahkan, geliat pembangunannya semakin berkembang.
Berdasarkan data yang dikantongi Dezire, rata-rata lama menginap wisatawan, domestik maupun mancanegara, di Denpasar sekitar 2-3 hari.
"Semoga ke depannya wisatawan bisa berada di Denpasar selama 3-4 hari. Semakin lama (mereka menginap), maka kami makin senang karena perputaran ekonomi di Denpasar bisa semakin berkembang," kata Dezire dihubungi detikBali.
Realisasi okupansi hotel di Denpasar ini tercatat lebih tinggi dibandingkan okupansi Provinsi Bali. Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati atau Cok Ace yang sebelumnya menyebut tren hunian kamar hotel di Bali menurun pada awal Februari 2023.
Bahkan, ia mengatakan ada hotel yang okupansinya baru mencapai 20 persen. "Ada daerah-daerah tertentu yang okupansinya masih 20 persen. Ini kami harus jujur ungkap data-data ini," imbuhnya pada Senin (6/2/2023) lalu.
Secara keseluruhan, Cok Ace menambahkan okupansi seluruh hotel di Bali baru berkisar 40 persen. Tetapi, tak tertutup kemungkinan beberapa hotel di Kawasan Nusa Dua sudah tembus 82 persen.
"Bahkan, ada yang sampai 100 persen bilamana ada event-event tertentu, ya ada meeting dan lain sebagainya," tutur dia.
(BIR/gsp)
