Libur panjang lebaran memacu naiknya okupansi hotel di Bali.
Hal tersebut diungkapkan oleh Wakil Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Bali, I Gusti Ngurah Rai Suryawijaya.
Berdasarkan data PHRI Bali, adapun total kamar hotel di Bali saat ini, yakni mencapai 150 ribu kamar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Rata-rata okupansi hotel di Bali naik jadi 60 persen kalau dibandingkan dengan sebelum Idul Fitri, rata-rata hotel yang terisi hanya 30 persen," kata I Gusti Ngurah Rai Suryawijaya.
Menurutnya, hal ini dipengaruhi oleh dilonggarkannya aturan pembatasan kegiatan seiring dengan terkendalinya pandemi COVID-19.
"Ini juga dilihat dari kedatangan turis domestik di Bali dari semula 8 ribu orang naik menjadi 18 ribu orang via jalur udara. Sementara dari jalur darat kedatangan turis lokal juga mencapai 18 ribu," katanya ketika dihubungi detikBali pada Selasa (10/5/2022).
Menurutnya, selama libur lebaran, adapun kawasan hotel yang banyak dicari wisatawan domestik, yakni area Bali Selatan seperti Kuta hingga Seminyak.
Pihaknya pun memprediksi di masa peralihan pasca libur lebaran, jumlah kunjungan wisatawan domestik akan menurun.
"Kemungkinan wisatawan domestik akan kembali liburan di Bali pada libur sekolah atau akhir tahun," sebutnya.
Sementara itu, terkait kebijakan Work from Home (WFH) yang diterapkan selama satu minggu setelah puncak arus balik lebaran pada 8 Mei 2022, kata I Gusti Ngurah Rai Suryawijaya diprediksi akan berpengaruh pada okupansi hotel.
"Berpengaruh namun tidak begitu signifikan. Kami prediksi okupansi hotel meningkat 5-10 persen karena lama menginap juga tidak akan terlalu lama," ungkap pria yang juga menjabat sebagai Ketua PHRI Badung ini.
(kws/kws)