Pelonggaran peraturan pembatasan sosial dari Pemerintah menyebabkan aktivitas dan mobilitas masyarakat mulai berjalan normal.
Hal ini terlihat dari sektor pariwisata khususnya perhotelan selama libur panjang lebaran tahun ini.
Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Badung, I Gusti Ngurah Rai Suryawijaya kepada detikBali mengatakan, terjadi kenaikan yang cukup tinggi pada okupansi hotel di Badung, Bali. Bahkan angkanya naik dua kali lipat, dari 30 persen menjadi 60 persen.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Peningkatan okupansi hotel di Badung dari 30 persen naik menjadi 60 persen. Khususnya di area Nusa Dua, Jimbaran, Kuta dan termasuk Canggu," ujar I Gusti Ngurah Rai Suryawijaya pada Selasa (3/5/2022).
Menurutnya, peningkatan ini telah terjadi sejak Kamis (28/4/2022) lalu.
Selama libur panjang lebaran ini, kata Rai, didominasi oleh wisatawan domestik.
"Biasanya kunjungan wisatawan domestik ke Bali sekitar 8 ribu per harinya tapi, saat ini naik jadi 18 ribu sampai 20 ribu orang per hari," katanya.
Menurutnya, wisatawan domestik didominasi oleh wisatawan yang berasal dari Jakarta, Surabaya, Jogja hingga Bandung.
Sementara, daerah asal wisatawan mancanegara yang kini datang ke Bali khususnya ke Badung, didominasi dari Australia, Eropa, Jepang dan beberapa negara Asia lainnya.
Adapun rata-rata lama menginap tamu atau wisatawan domestik, yakni sekitar 4-5 hari.
Sementara lama menginap wisatawan mancanegara kurang lebih sekitar dua mingguan.
Terkait, diskon tarif kamar hotel, diakuinya, masih ada beberapa hotel di Badung yang saat ini masih memberikan diskon hingga 50 persen.
Serta ada juga yang telah kembali menerapkan tarif kamar hotel normal.
Menurutnya, pelaku pariwisata di Bali harus benar-benar memanfaatkan momen libur panjang lebaran ini dengan sebaik-baiknya.
"Prediksi kami di tanggal 9 Mei nanti akan terjadi penurunan kunjungan wisatawan domestik mencapai 10 ribu. Tapi, wisatawan mancanegara cendrung naik karena adanya event internasional di Bali," ungkapnya.
Pihaknya pun berharap dengan adanya libur panjang lebaran ini dapat menjadi pintu masuk untuk pulihnya pariwisata Bali mengingat dua tahun lamanya pariwisata lumpuh.
"Kami bersama stakeholder terus melakukan sosialisasi, komunikasi, dan promosi secara virtual kepada bisnis partner kami di luar negeri. Kami juga mengusulkan kepada pemerintah untuk terus menambah jumlah penerbangan, VoA, dan bisa bila perlu bebas visa," tambahnya.
(kws/kws)