detikBali

4 Perusahaan Disegel Terkait Dugaan Penyebab Banjir di Sumatera

Terpopuler Koleksi Pilihan

4 Perusahaan Disegel Terkait Dugaan Penyebab Banjir di Sumatera


Isal Mawardi - detikBali

A drone view shows a mosque and a boarding school in an area affected by a deadly flash flood following heavy rains in Karang Baru, Aceh Tamiang regency, Indonesia, December 6, 2025. REUTERS/Ajeng Dinar Ulfiana
Tumpukan Kayu Pascabanjir Bandang Putus Akses ke Desa Tanjung Karang Aceh Tamiang. Foto: REUTERS/Ajeng Dinar Ulfiana
Denpasar -

Sebanyak empat perusahaan disegel berupa Papan Pengawasan dan PPLH Line karena diduga berperan dalam terjadinya bencana banjir di wilayah Sumatera. Hal itu diungkapkan Wakil Menteri Lingkungan Hidup (LH), Diaz Hendropriyono.

"Ada 4 perusahaan yang sudah dipasang segel Papan Pengawasan dan PPLH Line," kata Diaz kepada wartawan, Selasa (9/12/2025) dilansir detikNews.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kementerian Lingkungan Hidup masih menjadwalkan pemanggilan terhadap delapan perusahaan yang beroperasi di daerah aliran sungai (DAS) Batang Toru. Empat perusahaan telah diperiksa pada Senin (8/12/2025), sementara empat lainnya menyusul hari ini.

Diaz menjelaskan bahwa proses penyegelan dilakukan secara bertahap sejak Jumat (5/12/2025). Penyegelan terakhir dilakukan pada Minggu (7/12/2025).

ADVERTISEMENT

"Hari Jumat 5 Desember, PTPN 3, PLTA Batang Toro yang dioperasionalkan oleh PT NSHE, dan ada PT Agincourt juga (disegel). Hari Minggu 7 Desember, PT Sago Nauli (disegel)," tambahnya.

Sebelumnya, Menteri LH Hanif Faisol Nurofiq mengungkap hasil pemeriksaan awal terhadap kayu gelondongan yang terseret banjir bandang di kawasan Tapanuli, Sumut. Dia mengatakan kayu itu merupakan kombinasi pohon tumbang alami dan material kayu yang masuk tidak alami ke badan sungai.

"Kami memastikan bahwa material kayu yang memenuhi aliran sungai bukan berasal dari hulu Batang Toru. Namun proses pemeriksaan tetap kami lakukan secara rinci," kata Hanif dilansir Antara, Minggu.

Hasil pengecekan awal, katanya, kayu-kayu itu terdiri dari kombinasi pohon tumbang alami dan masuknya material kayu secara tidak alami ke badan sungai.

Temuan lapangan itu, katanya, akan dikaji lebih lanjut oleh tim kajian lingkungan yang melibatkan ahli lingkungan, akademisi, dan tim audit KLH/BPLH untuk menelusuri sumber, pola pergerakan material, dan potensi pelanggaran pemanfaatan ruang.

Baca selengkapnya di detikNews




(nor/nor)











Hide Ads
LIVE