Hotman Paris Hutapea hingga ratusan karyawan Atlas Super Club meminta maaf terkait polemik penayangan visual Dewa Siwa saat pertunjukan DJ di kelab malam yang berlokasi di Berawa, Kuta Utara, Badung, Bali. Hotman merupakan pemegang saham PT Kreasi Bali Prima yang menaungi Atlas Super Club.
Hotman Paris meminta maaf kepada umat Hindu di Bali melalui video yang diunggah akun Instagram hotmanparisofficial. Sementara itu, ratusan karyawan Atlas meminta maaf secara niskala melalui upacara bendu piduka dan guru piduka di Pura Desa Adat Berawa, Tibubeneng, Kuta Utara.
Polemik bermula ketika video pertunjukan musik DJ di Atlas Super Club yang dipenuhi pengunjung viral di media sosial. Ruang pertunjukan DJ tampak gemerlapan dengan cahaya kelap-kelip disertai musik ajojing yang berdentum.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sekelebat kemudian, layar di belakang disjoki tiba-tiba menayangkan gambar menyerupai Dewa Siwa. Penayangan visual dewa pelebur menurut ajaran Hindu itu sontak menuai pro-kontra. Bahkan, sekelompok massa di Bali meminta agar Atlas Super Club ditutup.
Hotman Paris Minta Maaf
![]() |
Pengacara kondang Hotman Paris akhirnya meminta maaf kepada umat Hindu Bali terkait polemik penayangan visualisasi Dewa Siwa saat pertunjukan musik DJ di Atlas. Ia menyebut penayangan visual Dewa Siwa tersebut akibat keteledoran salah satu karyawan di kelab malam itu.
"Kami dari pihak Atlas, untuk yang kesekian kali memohon maaf yang sebesar-besarnya kepada umat Hindu Bali atas kesalahan atau keteledoran salah satu pegawai Atlas yang menayangkan sesuatu yang tidak sepantasnya ditayangkan," ujar Hotman melalui unggahan video di akun Instagram hotmanparisofficial seperti dilihat detikBali, pada Sabtu (8/2/2025).
Hotman mengungkapkan tayangan yang memperlihatkan visual Dewa Siwa itu hanya berlangsung kurang dari 1 menit. Menurutnya, latar belakang bergambar dewa dengan ular kobra melilit di leher itu langsung dihentikan saat DJ party berlangsung.
Sedangkan, karyawan Atlas yang disebutnya teledor hingga menayangkan gambar menyerupai Dewa Siwa itu telah dipecat. "Staf Atlas yang melakukan hal itu telah dipecat," imbuh Hotman.
Pengacara nyentrik itu berharap masyarakat Bali mendukung keberadaan Atlas Super Club. Ia mengeklaim kelab tersebut menjadi tujuan utama wisatawan yang pelesiran ke Pulau Dewata.
Selain itu, Hotman menyebut keberadaan Atlas telah menyerap lebih dari seribu tenaga kerja. Menurutnya, 90 persen dari seluruh pegawai Atlas merupakan warga Bali. "Mudah-mudahan Atlas akan dapat membantu perekonomian di Bali," pungkasnya.
Ratusan Karyawan Atlas Ikuti Upacara Guru Piduka
![]() |
Sementara itu, ratusan karyawan Atlas Super Club mengikuti rangkaian upacara bendu piduka dan guru piduka di Pura Desa Adat Berawa, Desa Tibubeneng, Kuta Utara, Badung, Sabtu. Upacara itu pada intinya sebagai wujud permintaan maaf secara niskala atas kesalahan dan kekeliruan kepada Tuhan
Pelaksanaan upacara itu bertepatan dengan perayaan Hari Saraswati di Bali. Upacara itu digelar oleh manajemen Atlas buntut polemik penayangan visual Dewa Siwa saat DJ party di kelab malam itu.
"Mudah-mudahan tidak terulang dan dapat meredam polemik di masyarakat," kata tokoh Desa Adat Berawa I Wayan Kumarayasa, Sabtu.
Upacara guru piduka diikuti oleh karyawan Atlas yang sebagian besar beragama Hindu. Sementara itu, karyawan non-Hindu juga turut menyaksikan jalannya upacara dari luar pura.
Anggota DPRD Badung I Wayan Sandra berharap para pelaku usaha hiburan di Bali memerhatikan hal-hal yang bersifat sensitif agar tidak menimbulkan gesekan di masyarakat. "Tidak boleh terjadi lagi. Supaya anak-anak tahu apa yang boleh ditayangkan dan apa yang tidak boleh," ujarnya.
Humas Atlas Tommy Dimas juga menyampaikan permohonan maaf atas polemik visual Dewa Siwa yang sudah mengakibatkan situasi tidak kondusif di masyarakat. Ia berharap situasi kembali kondusif dan warga Hindu di Bali dapat menerima permintaan maaf tersebut.
Terkait tuntutan sekelompok masyarakat atas polemik itu, manajemen berjanji akan melakukan evaluasi. Dalam pernyataan sebelumnya, mereka menegaskan tidak berniat menyinggung nilai keagamaan dan menyebut kejadian itu sebagai insiden teknis dan prosedur.
"Kami juga menyampaikan pernyataan tertulis kepada instansi terkait yang mewajibkan kami agar bisa memiliki komitmen terbaik," ujar Tommy.
(iws/iws)