Bencana longsor di Kota Denpasar dan Kabupaten Klungkung, Bali, pada Minggu (19/1/2025) dan Senin (20/1/2025) merenggut sembilan nyawa. Di Denpasar, ada lima buruh bangunan tewas terkubur longsor saat tidur di kos-kosan di Jalan Ken Dedes, Ubung Kaja. Sementara, di Banjar Cempaka, Desa Pikat, Klungkung, empat warga yang bermeditasi tewas tertimbun longsor.
Bencana longsor di Jalan Ken Dedes, Ubung Kaja, Denpasar, terjadi sekitar pukul 07.00 Wita, Senin. Mereka tinggal di kos-kosan yang tertimbun longsor. Insiden ini terjadi sekitar pukul 07.00 Wita.
Bencana itu terjadi tiba-tiba. Lahan yang berada di atas kos-kosan longsor bersama tembok penahannya. Sebanyak delapan orang yang berada di kos-kosan langsung terkubur. Tiga orang selamat. Mereka dievakuasi pertama kali bersama satu korban meninggal. Saat tim SAR gabungan tiba di lokasi kejadian, tersisa empat korban yang belum ditemukan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lima Jenazah di Reruntuhan Bangunan dan Tanah
Sekitar pukul 10.52 Wita, korban keempat ditemukan oleh tim SAR gabungan dan langsung dibawa ke RSUP Prof Ngoerah. Dengan penemuan itu, sudah dua korban tewas yang ditemukan.
Tak lama dari penemuan korban keempat, korban kelima juga telah ditemukan oleh tim SAR gabungan. Jenazah ditemukan di dalam reruntuhan bangunan dan tanah. Korban tersebut menjadi korban terakhir yang proses pencariannya secara manual.
Basarnas Bali mengerahkan alat berat berupa ekskavator untuk mencari dua korban terakhir tanah longsor itu. Sebab, posisi dua korban tersebut diduga cukup sulit dijangkau lantaran lokasi kos paling ujung.
![]() |
"Kami sudah gunakan alat berat yang dimiliki oleh Basarnas dengan gabungan bersama-sama bersinergi kami evakuasi secara manual bisa temukan dua orang tersebut," kata Kepala Basarnas Bali I Nyoman Sidakarya di lokasi kejadian.
Ekskavator digunakan untuk meratakan bangunan yang masih berdiri agar mempermudah akses pencarian korban. Menurut Sidakarya, lokasi kejadian memiliki akses yang sempit, sehingga menyulitkan proses evakuasi.
"Karena pemerataan alat berat ini masih dalam proses pembersihan dan melihat lokasi terhadap dua korban tersebut," ujarnya.
Saat ini, lokasi pencarian masih terkendala tanah yang labil, sehingga operasi evakuasi manual tidak memungkinkan dilakukan oleh tim SAR gabungan.
"Kami tidak berani tim SAR gabungan melakukan operasi evakuasi secara manual," ungkapnya.
Sekitar pukul 15.30 Wita, satu korban ditemukan meninggal dunia. Korban bernama Kresno. Dia merupakan orang ketujuh dari delapan korban tanah longsor tersebut. Jenazah pria berusia 55 tahun itu langsung dibawa ke RSUP Prof Ngoerah, Denpasar, menggunakan ambulans BPBD Denpasar.
Cuaca ekstrem hujan disertai angin kencang cukup menyulitkan petugas dalam proses pencarian.
Salah satu rekan Kresno, mengungkapkan pria asal Magelang, Jawa Tengah, itu sempat membeli gas di warung miliknya. Kresno juga sempat meminta agar dibuatkan kopi susu sebelum longsor tersebut terjadi.
"Terus sempat pijatin kaki saya karena kaki saya sakit," ujar salah satu rekannya di lokasi longsor, Senin.
Korban terakhir akibat longsor di Jalan Ken Dedes, Ubung Kaja, Denpasar, Bali, ditemukan tewas. Dengan demikian, total korban tewas akibat longsor yang terjadi sekitar pukul 07.00 Wita itu sebanyak lima orang.
Kepala Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) Bali I Nyoman Sidakarya mengungkapkan korban terakhir yang ditemukan bernama Sarif (50). Menurutnya, pria asal Magetan, Jawa Timur, itu selanjutnya dievakuasi ke RSUP Prof Ngoerah, Denpasar.
"Kondisi korban yang terakhir masih utuh, ada kena pelat ekskavator sedikit, ada luka di bagian kepala," ujar Sidakarya di lokasi kejadian, Senin.
Longsor Terjadi Saat Korban Tidur
Pantauan detikBali di lokasi, evakuasi korban terakhir dilakukan tim SAR gabungan sekitar pukul 16.45 Wita. Menurut Sidakarya, korban tewas ditemukan pada lokasi yang berdekatan. Sebab, reruntuhan longsor menimpa dua kamar kos yang menjadi tempat tinggal para korban.
Meski begitu, Sidakarya menyebut posisi korban terakhir yang tertimbun longsor cukup sulit dijangkau. Setelah evakuasi tersebut, ia akan mengidentifikasi kembali identitas para korban melalui korban yang selamat.
"Karena semua korban sudah ditemukan, maka operasi SAR sudah selesai dan kami hentikan," pungkasnya.
Imam Wahyu Aji, salah satu rekan korban longsor di Jalan Kendedes, Ubung Kaja, Denpasar, Bali, menceritakan detik-detik sebelum insiden yang menimbun delapan buruh bangunan, Senin pagi. Dua rekannya yang masih hilang terakhir kali terlihat sedang tidur di kamar kos.
"Lagi tidur," kata Imam saat ditemui di lokasi kejadian.
Imam yang bermalam di kos bersama para korban mengungkapkan pulang ke kontrakannya sekitar pukul 06.30 Wita, sebelum longsor terjadi. Ia mendapat kabar mengenai bencana itu sekitar pukul 07.00 Wita.
"Yang belum ditemukan atas nama Pak Kresno, Pak Sarif," jelas pria asal Lombok, Nusa Tenggara Barat, itu.
Imam menjelaskan kedua rekannya, Kresno dan Sarif, tidur di kamar kos paling ujung, dekat dengan lokasi pengerukan tanah. Sementara, Imam berada di kamar lain bersama buruh lainnya. Kresno dan Sarif akhirnya ditemukan tewas.
"Saya pulang ke kontrakan saya, yang dua keluar beli tabung gas buat masak. Baliknya langsung longsor," kata Imam.
Imam mengaku tidak terlalu memperhatikan aktivitas pengerukan di belakang kamar kos tersebut. Pasalnya, mereka baru menempati kos-kosan tersebut sepekan sebelumnya.
"Seminggu baru kemarin pindah dari Mertagangga," pungkas Imam.
Ada Pengerukan Tanah di Atas Kos-Kosan
Perbekel Ubung Kaja, I Wayan Astika, menyebut pengerukan tanah di atas bangunan kos telah berlangsung selama sepekan. Menurutnya, pengerukan dilakukan oleh pemilik lahan untuk meratakan area tersebut.
"Sebelumnya masih ada pohon-pohon. Karena ini yang punya lahan ingin pengerukan biar tidak terlalu tinggi," ujar Astika.
Astika menambahkan curah hujan tinggi yang mengguyur wilayah Denpasar turut menjadi faktor risiko terjadinya longsor.
"Karena banyak penyebab, hujan juga, cuaca ekstrem, kita nggak tahu bahaya kapan datang," imbuhnya.
8 Warga Meditasi Saat Longsor di Klungkung
Sehari sebelum tragedi longsor di Denpasar, bencana serupa terjadi di Banjar Cempaka, Desa Pikat, Kecamatan Dawan, Kabupaten Klungkung, Bali. Tanah dari bukit yang longsor akibat hujan deras itu menimpa dan menimbun delapan orang. Total, empat orang tewas dalam tragedi itu.
Kelian Banjar Cempaka, Komang Pasek Ariawan, mengatakan awalnya salah seorang korban selamat memberi tahu ada tanah longsor di bukit itu sekitar pukul 19.00 Wita, Minggu (19/1/2025). Saat longsor, ada delapan warga sedang bersemadi di sebuah bangunan.
"Kejadiannya terbilang cepat. Sehingga tidak semua korban sempat menyelamatkan diri," kata Pasek, Senin (20/1/2025).
Bangunan itu mirip pasraman atau semacam padepokan spritual Hindu. Posisinya berada di bawah bukit. Saat longsor, timbunan tanah langsung mengempaskan bangunan dan delapan warga yang sedang bersemadi atau meditasi di sana.
Pasek tak menyangka ada delapan warganya yang sedang meditasi di bangunan itu. Pasalnya, bangunan itu biasanya tak berpenghuni karena pemiliknya tinggal di Denpasar.
"Ada dua bangunan yang ambruk setelah terkena longsor," kata Pasek.
![]() |
Setelah mendapat kabar dari salah seorang korban selamat, Pasek lalu menghubungi dan meminta bantuan BPBD Klungkung, SAR, serta instansi penyelamatan lainnya. Ada warga yang tewas akibat tertimpa bangunan dan timbunan tanah longsor dari atas.
"Korban yang meninggal dan patah tulang itu karena terkena puing bangunan yang roboh," katanya.
Tak lama, Tim SAR dan BPBD Klungkung tiba di lokasi bencana. Mereka segera berjibaku mengeruk tanah untuk mengevakuasi tujuh korban yang masih tertimbun longsor.
Proses evakuasi berlangsung dramatis karena medan yang licin akibat diguyur hujan. Para petugas juga ekstra waspada terhadap ancaman longsor susulan.
Empat Tewas Tertimbun Longsor
BPBD Klungkung, Tim SAR, dan instansi perbantuan lainnya mulai mencari dan mengevakuasi delapan warga yang tertimbun tanah longsor. Mereka mengeruk tanah longsoran itu untuk menemukan dan mengevakuasi tujuh korban yang masih tertimbun.
Kepala Pelaksana (Kalaksa) BPBD Klungkung, I Putu Widiada, mengatakan upaya penyelamatan berhasil menemukan dan mengevakuasi tiga warga yang tertimbun. Sayangnya, mereka ditemukan tewas tertimbun tanah longsor.
"Tiga orang sudah berhasil dievakuasi," kata Widiada.
Selain tiga jenazah yang berhasil dievakuasi, diketahui masih ada satu orang lagi yang juga tertimbun tanah longsor. Namun, karena hujan deras, BPBD Klungkung, tim SAR, dan petugas lain memutuskan untuk melanjutkan pencarian Senin pagi.
Petugas melanjutkan pencarian sisa korban longsor keesokan harinya. Setelah dicari, satu warga itu akhirnya ditemukan. Dia ditemukan juga dalam keadaan tewas tertimbun longsoran.
Widiada mengatakan korban atas nama I Nengah Mertayasa. Dia ditemukan tewas di bawah pohon yang tumbang akibat longsor.
"Korban tadi pagi sudah berhasil kami temukan dengan kondisi meninggal dunia," katanya.
Widiada menjelaskan tim gabungan memfokuskan pencarian di timbunan tanah karena informasi awal menyebut korban tertimbun tanah. Ternyata, korban tertimpa pohon di dekat batu besar yang terbawa longsor.
"Informasi kemarin korban ikut tertimbun tanah. Ternyata korban kami temukan tertimbun pepohonan yang ada di dekat batu besar," jelasnya.
Selain empat warga ditemukan tewas, ada juga tiga orang yang jadi korban tanah longsor itu. Mereka ditemukan selamat dengan menderita luka berat dan ringan. BPBD kini melakukan penanganan lokasi kejadian untuk mengantisipasi risiko longsor susulan.
(hsa/hsa)