Tragedi tanah longsor di Jalan Ken Dedes, Ubung Kaja, Denpasar, Senin (20/1/2025) pagi menewaskan lima korban. Seluruh korban merupakan buruh bangunan. Mereka tinggal di kos-kosan yang tertimbun longsor. Insiden ini terjadi sekitar pukul 07.00 Wita.
Berdasarkan informasi yang dihimpun detikBali, korban meninggal pertama dievakuasi bersama tiga korban selamat lainnya. Saat tim SAR gabungan tiba di lokasi kejadian, tersisa empat korban yang belum ditemukan.
Sekitar pukul 10.52 Wita, korban keempat ditemukan oleh tim SAR gabungan dan langsung dibawa ke RSUP Prof Ngoerah. Dengan penemuan itu, sudah dua korban tewas yang ditemukan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tak lama dari penemuan korban keempat, korban kelima juga telah ditemukan oleh tim SAR gabungan. Jenazah ditemukan di dalam reruntuhan bangunan dan tanah. Korban tersebut menjadi korban terakhir yang proses pencariannya secara manual.
Dua Korban Terakhir Dicari Pakai Ekskavator
Basarnas Bali mengerahkan alat berat berupa ekskavator untuk mencari dua korban terakhir tanah longsor itu. Sebab, posisi dua korban tersebut diduga cukup sulit dijangkau lantaran lokasi kos paling ujung.
"Kami sudah gunakan alat berat yang dimiliki oleh Basarnas dengan gabungan bersama-sama bersinergi kami evakuasi secara manual bisa temukan dua orang tersebut," kata Kepala Basarnas Bali I Nyoman Sidakarya di lokasi kejadian.
Ekskavator digunakan untuk meratakan bangunan yang masih berdiri agar mempermudah akses pencarian korban. Menurut Sidakarya, lokasi kejadian memiliki akses yang sempit, sehingga menyulitkan proses evakuasi.
"Karena pemerataan alat berat ini masih dalam proses pembersihan dan melihat lokasi terhadap dua korban tersebut," ujarnya.
Saat ini, lokasi pencarian masih terkendala tanah yang labil, sehingga operasi evakuasi manual tidak memungkinkan dilakukan oleh tim SAR gabungan.
"Kami tidak berani tim SAR gabungan melakukan operasi evakuasi secara manual," ungkapnya.
Sekitar pukul 15.30 Wita, satu lagi korban tanah longsor di Jalan Ken Dedes, Ubung Kaja, Denpasar, Bali, ditemukan meninggal dunia. Korban bernama Kresno.
Kresno merupakan orang ketujuh dari delapan korban tanah longsor tersebut. Jenazah pria berusia 55 tahun itu langsung dibawa ke RSUP Prof Ngoerah, Denpasar, menggunakan ambulans BPBD Denpasar.
Cuaca ekstrem hujan disertai angin kencang cukup menyulitkan petugas untuk melakukan pencarian korban.
Salah satu rekan Kresno, mengungkapkan pria asal Magelang, Jawa Tengah, itu sempat membeli gas di warung miliknya. Kresno juga sempat meminta agar dibuatkan kopi susu sebelum longsor tersebut terjadi.
"Terus sempat pijatin kaki saya karena kaki saya sakit," ujar salah satu rekannya di lokasi longsor, Senin.
Korban Terakhir Ditemukan
Korban terakhir akibat longsor di Jalan Ken Dedes, Ubung Kaja, Denpasar, Bali, ditemukan tewas. Dengan demikian, total korban tewas akibat longsor yang terjadi sekitar pukul 07.00 Wita itu sebanyak lima orang.
Kepala Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) Bali I Nyoman Sidakarya mengungkapkan korban terakhir yang ditemukan bernama Sarif (50). Menurutnya, pria asal Magetan, Jawa Timur, itu selanjutnya dievakuasi ke RSUP Prof Ngoerah, Denpasar.
"Kondisi korban yang terakhir masih utuh, ada kena pelat ekskavator sedikit, ada luka di bagian kepala," ujar Sidakarya di lokasi kejadian, Senin (20/1/2025).
Pantauan detikBali di lokasi, evakuasi korban terakhir dilakukan tim SAR gabungan sekitar pukul 16.45 Wita. Menurut Sidakarya, korban tewas ditemukan pada lokasi yang berdekatan. Sebab, reruntuhan longsor menimpa dua kamar kos yang menjadi tempat tinggal para korban.
Meski begitu, Sidakarya menyebut posisi korban terakhir yang tertimbun longsor cukup sulit dijangkau. Setelah evakuasi tersebut, ia akan mengidentifikasi kembali identitas para korban melalui korban yang selamat.
"Karena semua korban sudah ditemukan, maka operasi SAR sudah selesai dan kami hentikan," pungkasnya.
Cerita Rekan Korban Sebelum Insiden
Imam Wahyu Aji, salah satu rekan korban longsor di Jalan Kendedes, Ubung Kaja, Denpasar, Bali, menceritakan detik-detik sebelum insiden yang menimbun delapan buruh bangunan, Senin pagi. Dua rekannya yang masih hilang terakhir kali terlihat sedang tidur di kamar kos.
"Lagi tidur," kata Imam saat ditemui di lokasi kejadian.
Imam yang bermalam di kos bersama para korban mengungkapkan pulang ke kontrakannya sekitar pukul 06.30 Wita, sebelum longsor terjadi. Ia mendapat kabar mengenai bencana itu sekitar pukul 07.00 Wita.
"Yang belum ditemukan atas nama Pak Kresno, Pak Sarif," jelas pria asal Lombok, Nusa Tenggara Barat, itu.
Imam menjelaskan kedua rekannya, Kresno dan Sarif, tidur di kamar kos paling ujung, dekat dengan lokasi pengerukan tanah. Sementara, Imam berada di kamar lain bersama buruh lainnya. Kresno dan Sarif akhirnya ditemukan tewas.
"Saya pulang ke kontrakan saya, yang dua keluar beli tabung gas buat masak. Baliknya langsung longsor," kata Imam.
Imam mengaku tidak terlalu memperhatikan aktivitas pengerukan di belakang kamar kos tersebut. Pasalnya, mereka baru menempati kos-kosan tersebut sepekan sebelumnya.
"Seminggu baru kemarin pindah dari Mertagangga," pungkas Imam.
Ada Pengerukan Tanah di Atas Kos-Kosan
Perbekel Ubung Kaja, I Wayan Astika, menyebut pengerukan tanah di atas bangunan kos telah berlangsung selama sepekan. Menurutnya, pengerukan dilakukan oleh pemilik lahan untuk meratakan area tersebut.
"Sebelumnya masih ada pohon-pohon. Karena ini yang punya lahan ingin pengerukan biar tidak terlalu tinggi," ujar Astika.
Astika menambahkan, curah hujan tinggi yang mengguyur wilayah Denpasar turut menjadi faktor risiko terjadinya longsor.
"Karena banyak penyebab, hujan juga, cuaca ekstrem, kita nggak tahu bahaya kapan datang," imbuhnya.
(hsa/hsa)