Tampang Terduga Pelaku Pelecehan Seksual yang Picu Amuk Warga di Bima

Round Up

Tampang Terduga Pelaku Pelecehan Seksual yang Picu Amuk Warga di Bima

Tim detikBali - detikBali
Jumat, 17 Jan 2025 08:01 WIB
Pelaku pelecehan seksual ALD (kanan) yang ditangkap di Kecamatan Sape, Kabupaten Bima, NTB, Kamis, (16/1/2025) siang. (Dok. Polres Bima)
Foto: ALD (kanan), terduga pelaku pelecehan seksual yang memicu amuk warga di Bima. (Dok. Polres Bima Kota)
Bima -

Pelarian ALD (26) berakhir. Polisi menangkap pria itu tak sampai 24 jam setelah keributan berujung pembakaran enam motor dan perusakan tiga motor lainnya terjadi di Kabupaten Bima, Rabu (15/1/2025). ALD merupakan terduga pelaku pelecehan seksual terhadap seorang perempuan di Pasar Tente, Bima.

Ulah ALD itu lantas memicu amuk warga. Sebanyak 183 warga Sumba di Bima terpaksa dievakuasi ke tempat aman.

"Iya, betul (telah ditangkap)," kata Kabag Ops Polres Bima AKP Iwan Sugianto, Kamis (16/1/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

ALD ditangkap di Kecamatan Sape, Kabupaten Bima, pada pukul 13.30 Wita, Kamis, dengan bantuan warga Sumba. Menurut Iwan, pelaku kemungkinan hendak menyeberang ke arah timur menuju Sumba.

"Ditangkap di wilayah Sape siang ini. Kemungkinan di Sape, pelaku ini mau menyebrang ke arah timur (Sumba)," ujarnya.

ADVERTISEMENT

Setelah penangkapan, pelaku langsung dibawa ke Polres Bima untuk diproses hukum lebih lanjut. Kapolres Bima, AKBP Eko Sutomo, mengimbau masyarakat untuk tetap menjaga situasi keamanan di wilayah tersebut.

"Tetap menjaga situasi wilayah Kabupaten Bima agar aman dan damai," pesannya.

Setelah ditangkap, ALD tampak diamankan ke dalam mobil. Dari foto yang dilihat detikBali, wajah ALD yang memliki kumis tipis itu tampak datar. Pria berkulit cokelat agak gelap itu mengenakan kaus hitam lengan panjang. Rambutnya pendek ikal dengan wajah agak lonjong serta tulang rahang menonjol.

Kronologi Amuk Warga

Kabag Ops Polres Bima, AKP Iwan Sugianto, membeberkan kejadian itu berawal saat perempuan berinisial S (20), warga Desa Nisa, Kecamatan Woha, bersama ibunya membeli ayam di Pasar Tente, Rabu (15/1/2025). Setelah membeli ayam, S bersama ibunya ke parkiran motor.

"Saat di parkiran, korban berpapasan dengan terduga pelaku. Tiba-tiba, terduga pelaku memegang kemaluan korban satu kali," kata Iwan.

Ulah terduga pelaku membuat korban tak terima. Keduanya sempat terlibat adu mulut. Setelah itu, terduga pelaku yang menurut pengakuan korban berasal dari Sumba langsung pergi dari tempat kejadian. Sementara, korban pulang ke rumahnya di Desa Nisa.
"Begitu menurut keterangan korban," terang Iwan.

Tak lama kejadian itu, keluarga S dan warga mendatangi tempat yang didiami oleh warga Sumba di sekitar Pasar Tente untuk mencari pelaku. Tak ketemu, massa lalu melampiaskan emosinya dengan membakar dan merusak beberapa motor.

183 Warga Diungsikan ke Kantor Dinsos

Warga Sumba yang diungsikan ke kantor Dinas Sosial (Dinsos) Kabupaten Bima bertambah menjadi 183 jiwa. Sebelumnya berjumlah 103 orang.

"Dari tadi malam hingga pagi ini totalnya sebanyak 183 jiwa," kata Kepala Dinsos Kabupaten Bima, Tajuddin, kepada detikBali, Kamis.

Ia mengatakan ratusan warga Sumba diungsikan ke Kantor Dinsos berdasarkan hasil kesepakatan rapat koordinasi bersama berbagai pihak, seperti Polsek Koramil, Camat Woha, BPBD, dan Dinas Kesehatan (Dikes). Dengan tujuan agar memudahkan penanganan dan pelayanan serta menjamin keamanan mereka.

"Penanganannya dilakukan oleh tim dari lintas sektor, seperti Dinsos, BPBD dan Dinkes. Warga yang diungsikan ini tetap dijamin keamanannya oleh aparat keamanan," kata Tajuddin.

Sejauh ini, pelayanan yang sudah diberikan terhadap warga yang diungsikan tersebut antara lain kebutuhan makanan. Bahkan tim dari Dinkes juga telah membangun posko kesehatan, memberikan bantuan peralatan mandi, dan obat-obatan hingga pemeriksaan kesehatan.

"Rencananya siang hari ini, kami dari Dinsos akan membangun dapur lapangan umum," ujarnya.

Tajuddin menegaskan ratusan pengungsi yang berasal dari Sumba akan tetap berada di Kantor Dinsos hingga dalam waktu yang belum ditentukan. Mereka akan dikembalikan ke tempat tinggalnya di sekitar Pasar Tente, setelah ada instruksi dari aparat keamanan.

"Tidak ditentukan berapa lama mereka akan mengungsi di sini. Kami tunggu perintah dari aparat keamanan," tegasnya.

Pemkab Jamin Keamanan

Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bima berkomitmen menciptakan suasana damai pascainsiden di Pasar Tente, Kecamatan Woha. Salah satu langkah yang dilakukan adalah menjamin keamanan warga Sumba yang terdampak.

"Pemkab Bima berkomitmen untuk melakukan penanganan cepat agar insiden ini tidak berimbas luas," kata Wakil Bupati Bima Dahlan saat memimpin rapat koordinasi (rakor) terkait penanganan pengungsi warga Sumba di ruang kerjanya, Kamis.

Rakor tersebut dihadiri oleh Sekretaris Daerah Adel Linggi Ardi, Kepala BPBD Isyrah, Kepala Bakesbangpol Syahrul, Camat Woha Irfan HM Noer, Danramil Woha, serta sejumlah kepala desa dan tokoh masyarakat. Dalam pertemuan itu, Dahlan meminta semua pihak melakukan pendekatan persuasif kepada keluarga korban.

"Pemerintah daerah menjamin keamanan warga Sumba yang berdomisili di wilayah Woha," tegas Dahlan.

Untuk menciptakan suasana damai, Dahlan menyarankan agar Camat Woha, Danramil, Kapolsek, kepala desa, dan tokoh masyarakat membuat kesepakatan bersama.

"Hal itu bertujuan untuk membangun suasana damai dan kondusif," ujarnya.

Dahlan juga mengapresiasi penanganan cepat dari aparat TNI dan Polri serta dukungan kegiatan trauma healing bagi anak-anak dan warga yang berada di tempat pengungsian.

Warga Sumba Akan Dipulangkan

Sebanyak 183 warga Sumba yang saat ini mengungsi di Kantor Dinas Sosial Kabupaten Bima akan dipulangkan setelah situasi dinyatakan kondusif. "Setelah Kamtibmas tercipta, semuanya akan kembali dipulangkan ke tempat tinggal di sekitar Pasar Tente, sehingga mereka bisa kembali beraktivitas seperti biasa," kata Dahlan.

Ia menekankan pentingnya keberlangsungan kegiatan ekonomi di Pasar Tente, yang merupakan salah satu pasar terbesar di Kabupaten Bima dan melibatkan banyak tenaga kerja asal Sumba.

"Kami harapkan sedapat mungkin agar kegiatan ekonomi di Pasar Tente dapat berfungsi kembali sebagaimana biasa," tambahnya.

Pemkab Bima juga akan mendata warga pendatang di sekitar Pasar Tente untuk memastikan mereka memiliki dokumen kependudukan.

"Hal ini untuk memastikan warga yang berdomisili di sekitar Pasar Tente memiliki dokumen kependudukan," jelas Dahlan.

Kapolres Sebut Aksi Spontan

Kapolres Bima AKBP Eko Sutomo menampik ada peristiwa kerusuhan di Bima. Menurut dia, amuk warga yang berujung ratusan warga dievakuasi bukanlah kerusuhan, melainkan insiden spontanitas sekelompok warga.

"Tidak ada kerusuhan, itu hanya insiden spontanitas," ucap Eko dalam keterangan persnya yang diterima detikBali, Kamis.

Eko menjelaskan insiden itu dipicu oleh dugaan tindakan asusila yang dilakukan seorang warga Sumba. Setelah kejadian, polisi turun langsung ke lokasi untuk berbincang dengan warga, kepala dusun, dan pemilik kos tempat warga Sumba tersebut tinggal.

"Mereka mengatakan tidak ada kerusuhan, hanya insiden secara spontanitas. Sampai saat ini, situasi di sana aman. Aktivitas masyarakat atau pedagang di Pasar Tente berjalan seperti biasa," ungkapnya.

Eko mengimbau warga agar tidak mudah terprovokasi oleh isu-isu hoaks yang beredar di media sosial. Ia juga mengingatkan untuk tidak langsung mempercayai informasi yang belum terverifikasi karena dapat mengganggu situasi keamanan dan ketertiban masyarakat (kamtibmas), khususnya di wilayah Kecamatan Woha.

"Setiap ada persoalan yang terjadi di masyarakat agar segera melaporkan ke pihak kepolisian dan tidak dibenarkan untuk main hakim sendiri," tegasnya.




(hsa/nor)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads