Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Badung mengusulkan rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Tahun 2025 sebesar Rp 10,4 triliun. Rancangan tersebut lebih rendah dari proyeksi yang ditetapkan pada APBD perubahan (APBD-P) 2024 sebesar Rp 12,1 triliun lebih.
"Kami harus optimistis bisa mencapai," kata Pelaksana Tugas (Plt) Bupati Badung I Ketut Suiasa seusai rapat paripurna bersama DPRD Badung di Ruang Utama Gosana, Kantor DPRD Badung, Rabu (9/10/2024).
Meski tak membeberkan penyebabnya, Suiasa mengakui realisasi APBD-P 2024 sebesar Rp 12,1 triliun sulit tercapai. Dia membantah Pemkab Badung tidak realistis saat merancang APBD-P 2024.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Perhitungan awal pasti realistis, tetapi tampaknya di kondisi saat ini, faktualnya tidak sama. Tentu apa yang kami rancang untuk nanti (2025) harus berpedoman dengan yang terjadi saat ini," sebut Suiasa.
"Justru kalau kami tingkatkan lebih, malah lebih berat, dua kali lipat lebih berat beban kami di APBD. Toh nanti untuk menjaga stabilitas APBD, ada kesempatan, peluang di perubahan, apakah itu bisa ditingkatkan, begitu sebaliknya," sambungnya.
Suiasa memaparkan pendapatan daerah pada rancangan APBD Induk 2025 sebesar Rp 10,4 triliun lebih itu meliputi pendapatan asli daerah (PAD) dan pendapatan transfer. Adapun, PAD Badung 2025 diproyeksikan Rp 9,6 triliun atau lebih besar Rp 1,1 triliun dari proyeksi pendapatan di APBD induk 2024 sebesar Rp 8,5 triliun.
Kemudian, Badung menargetkan pendapatan transfer pada 2025 sebesar Rp 799 miliar. Jumlah tersebut lebih kecil dari APBD 2024 yang mencapai Rp 1,4 triliun.
Badung juga merancang belanja daerah pada 2025 sebesar Rp 10,5 triliun atau naik dibanding tahun 2024 sebesar Rp 9,6 triliun. Belanja daerah meliputi belanja operasional, belanja modal, belanja tidak terduga (BTT), transfer, dan penerimaan pembiayaan Rp 115 miliar yang bersumber dari sisa lebih perhitungan anggaran sebelumnya.
(iws/gsp)