Koordinator aksi demonstrasi, I Nengah Darma, mengatakan aktivitas pengurukan laut oleh PT Pasir Toya Anyar Kubu sudah dilakukan sejak November 2023. Selain itu, beberapa pembangunan di wilayah tersebut juga mencaplok sempadan pantai. Sehingga, akses jalan tertutup dari barat hingga timur.
"Pengurukan laut atau reklamasi tersebut lumayan panjang sekitar 20-30 meter ke dalam. Sehingga, sangat merugikan kami selaku masyarakat," kata Darma, Rabu (14/8/2024).
Darma mengungkapkan aktivitas reklamasi itu membuat pesisir pantai makin abrasi dan lingkungan di sekitar juga rusak. Selain itu, akses jalan juga tertutup dari barat hingga ke timur yang ada di pantai sehingga aktivitas masyarakat terganggu.
Ratusan masyarakat yang memang peduli dengan kerusakan lingkungan, jelas Darma, terlebih dahulu berorasi di pinggir jalan. Setelah itu, mereka melanjutkan orasi di dekat bangunan milik PT Pasir Toya Anyar Kubu.
"Saat itu, dari pihak perusahaan cukup merespons kedatangan kami, tetapi kami tetap berharap kepada pihak pemerintah agar segera turun untuk menindaklanjuti aksi kami hari ini," ujar Darma.
Jika seandainya tidak ada respons, warga Desa Adat Tianyar akan menggelar aksi serupa. Karena masyarakat ingin pengurukan laut atau reklamasi tersebut segera dapat dihentikan. Sebab, dampaknya sangat tidak baik untuk lingkungan dan masyarakat.
Bendesa Adat Tianyar, I Gede Suarma, membenarkan jika ada demonstrasi yang dilakukan oleh sejumlah masyarakat ke PT Pasir Toya Anyar Kubu. Namun, berdasarkan pengamatannya di lokasi, warga yang melakukan demonstrasi sebagian besar dari luar Desa Adat Tianyar.
"Warga asli Desa Adat Tianyar hanya beberapa orang saja, justru lebih banyak warga dari luar yang melakukan aksi demo," kata Suarma.
Suarma mengungkapkan warga yang berdemonstrasi mempermasalahkan terkait akses jalan menuju ke dermaga milik PT Pasir Toya Anyar Kubu. Menurutnya, sejak dahulu memang tidak ada akses jalan menuju ke sana. Sebaliknya, hanya ada sempadan pantai yang biasa digunakan masyarakat untuk memancing ke laut.
"Jadi tidak benar jika dikatakan menutup akses jalan. Terkait dengan abrasi juga sudah terjadi sejak dahulu, bukan baru sekarang terjadi," ujar Suarma.
Sementara, PT Pasir Toya Anyar Kubu belum memberikan keterangan mengenai dugaan reklamasi tanpa izin dan demonstrasi yang dilakukan warga.
(hsa/gsp)