Perbekel Ungkap Keseharian Kakak-Adik yang Terjun dari Jembatan Bangkung

Perbekel Ungkap Keseharian Kakak-Adik yang Terjun dari Jembatan Bangkung

Made Wijaya Kusuma - detikBali
Senin, 27 Mei 2024 13:10 WIB
Motor yang diduga digunakan kakak beradik sebelum terjun di Jembatan Tukad Bangkung, Minggu (26/5/2024).
Foto: Motor yang diduga digunakan kakak beradik sebelum terjun di Jembatan Tukad Bangkung, Minggu (26/5/2024). Istimewa
Buleleng -

DISCLAIMER: Informasi berikut ini tidak ditujukan untuk menginspirasi siapapun melakukan tindakan serupa. Bila Anda merasakan gejala depresi dengan kecenderungan berupa pemikiran untuk bunuh diri, segera konsultasikan persoalan Anda ke pihak-pihak yang dapat membantu, seperti psikolog, psikiater, ataupun klinik kesehatan mental terdekat.

I Gede Pawata, Perbekel Desa Bontihing, Kecamatan Kubutambahan, Buleleng, mengungkapkan kondisi keseharian KS (23) dan adiknya, PY (5). Kakak beradik itu ditemukan tewas setelah terjun dari Jembatan Tukad Bangkung, Badung, Minggu (26/5/2024).

Menurut Pawata, mereka adalah kakak beradik yatim piatu yang termasuk warga miskin di wilayahnya. KS menjadi tulang punggung keluarga sejak kedua orang tua mereka meninggal, sekitar lima tahun lalu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selain menanggung adiknya, KS juga harus mengurus kakak perempuannya, LS (34), yang seorang penyandang disabilitas. Sedangkan, saudara nomor tiga atau adik KS, yakni KM, sudah menikah. Mereka seluruhnya lima bersaudara, tapi satu orang meninggal dunia saat masih kecil.

Pawata membeberkan KS dulunya bekerja di bengkel motor di wilayah Buleleng. Namun, setelah PS sakit, KS memutuskan berhenti bekerja agar bisa menjaga sang adik. Dia lantas membuka servis alat elektronik di rumah untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

"Kondisinya memang kurang mampu. Yatim piatu. Dia berhenti kerja agar bisa jaga adiknya. Kerja serabutan di rumah, servis alat elektronik," jelas Pawata kepada detikBali, Senin (27/5/2024).

Setelah dipulangkan ke rumah duka di Desa Bontihing, Kecamatan Kubutambahan, Buleleng, jenazah kakak beradik itu langsung dimakamkan di Setra Desa Bontihing, pukul 02.00 Wita, Senin.

Pawata membeberkan awalnya menerima informasi ada warganya yang ditemukan meninggal di dasar jurang Jembatan Tukad Bangkung pada Minggu (26/5/2024) sekitar pukul 19.30 Wita.

Informasi itu didapat dari Bhabinkamtibmas. Setelah mendapat informasi, Pawata langsung berkoordinasi dengan beberapa pihak untuk meminjam ambulans agar bisa memulangkan jenazah keduanya ke rumah duka di Desa Bontihing, Kubutambahan, Buleleng.

Setelah dilakukan visum, jenazah KS dan PS dipulangkan menggunakan ambulans Palang Merah Indonesia (PMI) Badung. Begitu tiba di Desa Bontihing, jenazah mereka langsung dimakamkan.

"Karena ini ulah pati (bunuh diri) langsung dikubur tadi pagi. Penguburannya jam 2 dini hari," kata Pawata.

Dia juga mengungkapkan KS yang mengajak PS sempat membeli satu liter bensin di sebuah warung sebelum menuju Jembatan Tukad Bangkung. Dia hendak memperbaiki televisi pemilik warung di Desa Bontihing bernama Made Warka.

"Saat itu dia akan memperbaiki televisi pemilik warung Made Warka. Tapi dia beli bensin dulu seliter, ngebon (berutang). Kemungkinan hasil servis televisi itu yang akan digunakan untuk membayar nanti. Tetapi jalan yang ditempuh berbeda," urai Pawata.

Sementara itu, salah seorang staf Desa Bontihing, Suniari, mengungkapkan kondisi PS yang sering sakit, sehingga sulit bagi KS untuk meninggalkannya bekerja.

"Cuma sakit apa saya kurang tahu. Dulunya sempat kerja untuk menanggung kebutuhan keluarga, dia, kakaknya dan adiknya," kata Suniari.




(hsa/hsa)

Hide Ads