DISCLAIMER: Informasi berikut ini tidak ditujukan untuk menginspirasi siapapun melakukan tindakan serupa. Bila Anda merasakan gejala depresi dengan kecenderungan berupa pemikiran untuk bunuh diri, segera konsultasikan persoalan Anda ke pihak-pihak yang dapat membantu, seperti psikolog, psikiater, ataupun klinik kesehatan mental terdekat.
Keluarga mengungkap percakapan terakhir dengan KS (23) dan PY (5), kakak beradik yang bunuh diri dengan meloncat dari Jembatan Tukad Bangkung, Desa Pelaga, Kecamatan Petang, Kabupaten Badung, Bali.
Kakak ipar KS berinisial NLR mengatakan sempat mengunjungi rumah almarhum sehari sebelum kejadian, tepatnya pada Sabtu (25/5/2024) siang. Namun, PY kala itu mengatakan kakaknya tidak ada di rumah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kemudian malam harinya, KS sempat berjanji akan menginap di rumah NLR bersama sepupu yang lain. Namun almarhum tidak kunjung datang.
Salah satu sepupunya sempat menghubungi KS lewat WhatsApp. Pesan itu dibalas KS dan menjawab akan segera datang. Namun sampai hari kejadian almarhum tidak pernah kelihatan lagi.
"Kemarin (Sabtu) katanya mau nginep di sini, tapi udah malam nggak datang-datang. Padahal sudah ditunggu saudara-saudaranya, sampai kemarin (Minggu) nggak datang," katanya.
"Kalau kemarin memang nggak dapat lihat," imbuhnya.
Rajin Kunjungi Keluarga-Curhat Sebelum Meninggal
NLR mengungkapkan keanehan perilaku KS sebelum kepergiaannya. Menurutnya, KS dikenal sebagai sosok yang irit bicara. KS tidak pernah curhat dengan keluarga terkait masalah yang dihadapinya.
Selain itu, KS juga jarang keluar rumah untuk bermain. Dia hanya keluar rumah saat berbelanja di warung atau kalau ada permintaan servis alat elektronik.
Namun, KS lebih sering berkunjung ke rumah keluarga dan berkumpul bersama saudara-saudaranya beberapa hari sebelum kejadian. Bahkan, ia sempat berkunjung ke rumah asal ibunya. Padahal sebelumnya, KS sama sekali tidak pernah berkunjung ke rumah ibunya.
KS juga lebih sering curhat dengan saudara-saudaranya. Dia mengeluh lelah karena sakit yang dideritanya. Ia juga merasa gelisah seperti ada hal yang mengganggu pikirannya.
Selain itu, dalam kesehariannya, almarhum terlihat selalu murung. Wajahnya selalu terlihat lelah dan lemas
"Dapet curhat capek sakit terus. Inguh (pusing) katanya dia nggak bisa kerja, lemas terus, nggak enak badan," kata NLR.
Kondisi Keluarga KS dan PY
NLR mengatakan KS tinggal di rumahnya di Desa Bontihing, hanya dengan adiknya PY yang juga sakit-sakitan karena menderita gizi buruk. Sementara kakak pertamanya, Luh Sometini, tinggal dengan pamannya di daerah Sibang, Badung. Sedangkan kakak ketiganya, Komang Mertasih, sudah menikah.
NLR mengungkapkan keduanya adalah anak yatim piatu. Orang tuanya meninggal lima tahun lalu.
Untuk memenuhi kebutuhannya, almarhum bekerja serabutan servis alat elektronik. Dia sempat bekerja di bengkel beberapa bulan. Namun, karena sakit-sakitan, dia berhenti bekerja di bengkel.
"Mungkin karena itu juga. Ngeliat adiknya nggak punya orang tua membuatnya putus asa mungkin," ungkap NLR.
Sebelumnya, warga digegerkan dugaan aksi bunuh diri yang dilakukan dua orang dengan meloncat dari atas jembatan Tukad Bangkung, di Desa Pelaga, Kecamatan Petang, Kabupaten Badung, Bali. Dua jasad kakak beradik itu telah dievakuasi ke Puskesmas Petang.
"Polisi bareng beberapa warga turun evakuasi. Cukup sulit memang," kata Perbekel Desa Pelaga I Made Ordin saat dihubungi detikBali, Minggu (26/5/2024) malam.
Ordin awalnya mendapatkan informasi dari warga yang menyebutkan dua orang terjun dari atas jembatan setinggi sekitar 70 meter lebih itu pada Minggu sore. Dua orang tersebut terdiri dari lelaki berusia 23 tahun dan seorang anak yang diperkirakan masih balita.
Warga menemukan identitas lelaki berinisial KS yang disebut-sebut berasal Bontihing, Buleleng. Warga juga menemukan satu motor tanpa pelat nomor yang diduga milik lelaki tersebut dan terparkir dekat jembatan penghubung Badung dengan Kintamani, Bangli, itu.
(hsa/gsp)