Gedung SD di Jembrana Rusak Parah, Siswa Belajar di Perpustakaan

Gedung SD di Jembrana Rusak Parah, Siswa Belajar di Perpustakaan

I Putu Adi Budiastrawan - detikBali
Sabtu, 13 Jan 2024 11:50 WIB
Kondisi atap bangunan rusak di SDN 5 Dauhwaru di Jembrana, Bali, Jumat (12/1/2024). (Istimewa)
Foto: Kondisi atap bangunan rusak di SDN 5 Dauhwaru di Jembrana, Bali, Jumat (12/1/2024). (Istimewa)
Jembrana -

Kondisi gedung Sekolah Dasar Negeri (SDN) 5 Dauhwaru, Lingkungan Sawe Rangsasa, Kelurahan Dauhwaru, Kecamatan Jembrana, Kabupaten Jembrana, Bali, memprihatinkan. Tiga ruang kelas, satu ruang kepala sekolah, dan tiga toilet murid mengalami kerusakan.

Kepala Sekolah SDN 5 Dauhwaru, Sukati, mengatakan kerusakan gedung sekolah tersebut sudah terjadi sejak 2021. Namun, hingga saat ini belum mendapatkan penanganan dari pemerintah setempat.

"Tiga ruang kelas yang mengalami plafon jebol yakni ruang kelas 2, kelas 3, dan ruang kelas 4. Terparah yakni ruang kelas 3, nyaris separuh ruang kelas sudah tidak ada atap plafon dan genteng banyak yang bocor. Sehingga ketika hujan turun ruang kelas penuh berisi air," tutur Sukati dikonfirmasi detikBali, Jumat (12/1/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sukati menjelaskan atap plafon sempat jatuh pada 2022, beruntungnya tidak menimpa anak-anak sekolah. Selain itu, jika terjadi hujan deras, siswa tidak bisa belajar di kelas sehingga dipindah ke perpustakaan.

"Kalau banjir saat hujan, kami siasati memindahkan belajar di ruang perpustakaan. Selain ruang kelas, ruang kepala sekolah juga mengalami kerusakan," imbuhnya.

ADVERTISEMENT

Selain atap bangunan, tembok sekolah tersebut juga mengalami retak-retak. Sukati sudah sempat mengajukan proposal ke dinas terkait, namun hingga kini belum juga terealisasi.

"Kerusakan bangunan sekolah itu sekitar 80 persen. Untungnya belum pernah ada (anak-anak) yang dijatuhi material bangunan, semoga tidak sampai terjadi korban," ujar Sukati.

Kondisi sekolah yang semakin mengkhawatirkan ini dinilai membahayakan proses belajar mengajar di sekolah. Apalagi aktivitas anak-anak saat bermain tidak seluruhnya bisa terpantau.

"Semoga saja cepat ditangani, karena kami harus tetap memberikan pelayanan yang baik terhadap anak-anak saat melaksanakan aktifitas belajar mengajar," tandas Sukati.




(nor/nor)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads