.webp)
Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bali meniadakan lomba ogoh-ogoh pada tahun ini. Namun, Dinas Kebudayaan memberikan kesempatan bagi pemerintah kabupaten (pemkab) atau pemerintah kota (pemkot) untuk menyelenggarakan lomba ogoh-ogoh sendiri.
"Itu sesuai tanggung jawab masing-masing di kabupaten/kota, jadi silakan kalau mau mengadakan lomba boleh, kalau nggak (mengadakan) juga boleh," ungkap Kepala Dinas Kebudayaan (Disbud) Bali, I Gede Arya, Jumat (12/1/2024).
Pemprov Bali pada 2023 menggelar lomba ogoh-ogoh se-Bali dengan anggaran sebesar Rp 3 miliar. Lomba itu digelar untuk menyambut Hari Suci Nyepi tahun lalu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Arya mengatakan lomba ogoh-ogoh tidak harus selalu digelar setiap tahun atau menjelang Nyepi. Apalagi, lomba digelar untuk memacu kreativitas sekaa teruna (kelompok pemuda).
"Kemarin kami lombakan untuk merangsang kreativitas dan semangat, sekarang sudah luar biasa," ujar Arya.
Alasan peniadaan lomba ogoh-ogoh lainnya, Arya melanjutkan, adalah menjelang Pemilu 2024. Dinas khawatir bisa timbul konflik jika lomba tersebut digelar.
"Apalagi, lomba seni itu kan agak (penilaiannya) subjektif," papar Arya.
Sebelumnya, sejumlah pemerintah daerah memberikan bantuan keuangan khusus (BKK) untuk sekaa teruna membuat ogoh-ogoh. Misalkan, Pemerintah Kota (Pemkot) Denpasar yang memberikan BKK pada 360 sekaa teruna dengan nilai bantuan per kelompok sebesar Rp 10 juta.
Adapun, Dinas Kebudayaan Kabupaten Badung menaikkan dana motivasi kreativitas untuk sekaa teruna menjadi Rp 20 juta per kelompok pada 2024. Dana kreativitas tersebut naik dari 2023 yang hanya Rp 15 juta.
(gsp/hsa)
