Sejumlah berita di Bali menjadi sorotan para pembaca detikBali dalam sepekan terakhir. Mulai sidang korupsi SPI Unud, polemik baliho Ganjar-Mahfud dicopot, Nikita Mirzani korban penipuan jual beli tanah, hingga siswa SMA bunuh diri. Berikut rangkumannya.
1. Sidang Korupsi SPI Unud Seret Nama Kajati-Kapolda Bali
![]() |
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sidang kasus dugaan korupsi Sumbangan Pengembangan Institusi (SPI) Universitas Udayana (Unud) yang menyeret Rektor Unud nonaktif I Nyoman Gde Antara dan tiga staf di kampus tersebut terus bergulir. Antara menjalani sidang eksepsi korupsi dana SPI dengan membacakan nota pembelaan berisi curahan hatinya atas dakwaan dan kasus dugaan korupsi dana Unud setebal 16 halaman.
Antara membahas soal pungutan SPI yang didasari oleh Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Pendidikan Tinggi (Permenristek Dikti). Yakni, Permenristek Dikti Nomor 39 Tahun 2017 dan Permenristek Dikti Nomor 25 Tahun 2020.
Sejak awal ditetapkan tersangka hingga sekarang, Antara dan pengacara tetap bergeming menggunakan peraturan tersebut sebagai dasar pungutan SPI. Sementara versi JPU, pungutan SPI seharusnya didasari oleh Peraturan Menteri Keuangan (Permenkeu).
"Dasar hukum program SPI adalah Peraturan Menteri Ristek Dikti Nomor 39 Tahun 2017 dan Permendikbud RI Nomor 25 tahun 2020. Khususnya, Pasal 10 Ayat 1," kata Antara.
Lalu, dia mulai mencerca dan mencacati beberapa poin lain dari dakwaan JPU. Pertama, Antara menyebut bahwa posisinya di Unud tidak tertulis jelas di dalam surat dakwaan. Karenanya, ia menilai dirinya tidak seharusnya disangka melakukan tindak korupsi.
Antara juga menyinggung soal kerugian negara yang juga disebutkan di dalam surat dakwaan. Menurutnya, dana SPI berjumlah Rp 335 miliar itu masuk ke kas Unud sebagai PNBP alias penerimaan negara bukan pajak.
Alih-alih menganggap itu sebagai kerugian, ia menganggap hal itu justru sebagai penerimaan negara. Menurutnya, kekayaan atau penerimaan negara justru bertambah melalui pungutan SPI tersebut.
Panjang lebar Antara membahas sambil menyebut bahwa dakwaan JPU terhadap kasus dugaan korupsi tersebut, cukup amburadul. Ia juga menuduh dakwaan tidak jelas, cermat, dan akurat pada poin di mana kasus dugaan korupsi SPI juga dapat dikatakan pungutan liar oleh JPU.
Hingga akhirnya Antara 'bernyanyi' soal alasan dirinya dikriminalisasi dalam kasus tersebut. Menurutnya, ada orang-orang tertentu yang sengaja ingin menghancurkan karirnya sebagai pimpinan tertinggi Unud.
Antara lalu menyebut soal calon mahasiswa titipan para pejabat tinggi di Bali. Tanpa menyebut nama, pejabat tinggi tersebut antara lain, Kapolda Bali, Pangdam Udayana, Kajati Bali, hingga Gubernur Bali pun dicatutnya.
"Kasus ini menurut saya bukanlah kasus korupsi. Kasus ini adalah kasus sentimen pribadi. Karena tidak diuraikan dalam dakwaan adanya kerugian negara baik berupa uang, surat berharga dan barang," kata Antara.
Antara sendiri juga tidak merinci apakah calon mahasiswa tersebut titipan langsung atau hanya orang tertentu yang memanfaatkan nama para pejabat tersebut.
Yang pasti, Antara mengaku mendapat tekanan secara lisan maupun tulisan agar calon mahasiswa yang dimaksud diluluskan dan berkuliah di kampus tertua di Bali itu.
2. Polemik Baliho Ganjar-Mahfud Dicopot
![]() |
Baliho Ganjar Pranowo-Mahfud Md dicopot saat kunjungan Presiden Joko Widodo (Jokowi) ke Gianyar, Bali, Selasa (31/10/2023) sekitar pukul 10.30 Wita. Pencopotan baliho itu dilakukan atas perintah langsung dari Pj Gubernur Bali Sang Made Mahendra Jaya.
Mahendra Jaya mengklarifikasi pencopotan baliho capres-cawapres dan atribut PDI Perjuangan itu karena mengurangi estetika.
"Yang dilakukan adalah menggeser sementara alat sosialisasi berupa baliho tersebut agar estetika terjaga," kata Mahendra.
Mahendra menegaskan tindakan tersebut demi kenyamanan Presiden Jokowi saat kunker di Bali. Dia menegaskan, baliho dan atribut partai yang dicopot, dipasang kembali seusai acara Jokowi di sana.
"Setelah selesai kegiatan, alat sosialisasi baliho tersebut sudah terpasang kembali," imbuh Mahendra.
Sekretaris Dewan Pimpinan Daerah (DPD) PDI Perjuangan Bali I Gusti Ngurah Jaya Negara mengaku sakit hati dan bersedih dengan pencopotan baliho tersebut. "Saya sangat sedih dengan situasi ini," kata Jaya Negara.
Meski begitu, Jaya Negara meminta seluruh kader PDIP dan relawan Ganjar-Mahfud untuk menjaga kondusivitas di Bali. Menurutnya, keamanan Bali sebagai daerah pariwisata harus menjadi skala prioritas.
"Saya berpesan kepada kader partai dan relawan jangan terpancing. Kondusivitas dan kedamaian Bali yang utama," imbuhnya.
Sementara, Presiden Jokowi meminta pemerintah daerah untuk berhati-hati menata atribut partai. Ia mengatakan semestinya pemerintah daerah meminta izin kepada pengurus partai terkait pemindahan atribut. Dia juga menekankan perlunya komunikasi agar jangan sampai ada kesalahpahaman.
"Dan ini, saya tadi memperoleh informasi dari Gubernur Provinsi Bali, mengenai kemarin ada pemindahan atribut partai dari lokasi di mana saya datang. Ini perlu saya sampaikan, bahwa pemerintah daerah, pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten, pemkot, pemerintah pusat, semua harus netral," kata Jokowi, Rabu (1/11/2023), dikutip dari detikNews.
3. Ganjar Ungkap Warga Tak Mau Sambut Jokowi
![]() |
Calon presiden (capres) PDI Perjuangan (PDIP) Ganjar Pranowo mengungkapkan sejumlah warga tak mau menyambut Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat kunjungan kerja di Desa Batubulan, Gianyar, Bali, Selasa (31/10/2023). Ini merupakan imbas pencopotan baliho Ganjar-Mahfud.
Ganjar merasa peristiwa itu sangat luar biasa, meski sebenarnya ia mengaku tidak terlalu peduli karena merupakan urusan PDIP Bali.
"Tapi suara yang membuat haru saya satu saja. Beberapa rumah, maksudnya warganya mengunci diri tidak mau keluar rumah, ada apa bahkan saya dengar diminta untuk keluar rumah nggak mau," ungkap Ganjar saat diskusi santai di kantor DPD PDIP Bali di Denpasar, Kamis (2/11/2023).
Ganjar mengaku tidak mengetahui alasan warga sekitar tidak banyak keluar saat Jokowi datang. Padahal, biasanya, banyak warga antusias. Meski hanya sekadar melihat atau menyapa Jokowi.
"Tapi itulah kita coba tetap jaga kondisi agar semua menjadi kondusif tapi saya yakin kita tidak akan pernah digeser," imbuh Ganjar.
Apa yang diungkapkan Ganjar juga diamini kader senior PDIP Bali, I Nyoman Parta. Dia mengaku ikut bertanya-tanya kenapa saat presiden datang, warga malah tidak ingin keluar.
"Saat Pak Jokowi datang, masyarakat di sana bukan menutup pintu, masyarakat di sana tidak keluar. Apa yang menyebabkan mereka tidak keluar? Apa yang menyebabkan tidak menyambut presiden? Saya tidak tahu," tanya anggota DPR RI dapil Bali itu.
4. Nikita Mirzani Jadi Korban Penipuan Jual Beli Tanah
![]() |
Nikita Mirzani Mawardi diduga menjadi korban penipuan jual-beli tanah di Canggu, Kecamatan Kuta Utara, Badung, Bali. Akibatnya, aktris berusia 37 tahun itu disebut mengalami kerugian mencapai miliaran rupiah. Lantas, bagaimana duduk perkara kasus penipuan yang dialami Nikita Mirzani?
"Akibat peristiwa tersebut korban mengalami kerugian materiel sebesar Rp 1,32 miliar," kata Kabid Humas Polda Bali Kombes Jansen Avitus Panjaitan, Jumat (3/11/2023).
Jansen menjelaskan Nikita Mirzani melaporkan kasus dugaan tindak pidana penipuan dan penggelapan yang dialaminya sesuai Pasal 378 dan Pasal 372 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP). Laporan itu diserahkan pada 18 Oktober 2023 melalui kuasa hukumnya ke Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT) Polda Bali. Adapun pihak yang dilaporkan yakni perempuan berinisial J.
Menurut Jansen, Nikita Mirzani awalnya dihubungi oleh J sekitar Agustus 2023 dan menawarkan tanah yang berlokasi di Desa Canggu. Tanah yang ditawarkan tersebut memiliki sertifikat hak milik (SHM) nomor 5608 atas nama perempuan berinisial NLS.
Nikita Mirzani dan J akhirnya sepakat untuk bertransaksi jual-beli tanah dengan harga Rp 375 juta per are. Keduanya juga bersepakat untuk bertransaksi jual-beli tanah seluas 15 are.
Atas permintaan pelapor, Nikita pun melakukan pembayaran dengan cara transfer ke rekening bank. Uang tersebut ditransfer ke nomor rekening milik seorang laki-laki berinisial NSW.
Hanya saja, Nikita tak langsung membayar secara keseluruhan tanah 15 are yang hendak dibeli tersebut. Ia hanya membayarkan Rp 1,32 miliar dengan sisa pembayaran Rp 2,805 miliar.
Menurut Jansen, terlapor tiba-tiba menaikkan harga tiga kali lipat saat Nikita hendak melunasi pembayaran tanah tersebut. "Sehingga di sana korban merasa keberatan dan meminta pengembalian uang yang sudah diserahkan," ungkap Jansen.
Namun, Jansen melanjutkan, J tidak mau mengembalikan uang yang dibayarkan Nikita Mirzani. J berdalih uang tersebut sudah dibayarkan.
"Melalui kuasa hukum korban mengirimkan somasi, namun sampai dengan saat ini terlapor tidak mengembalikan uang korban," tandas Jansen.
5. Penemuan Bangkai Hiu Paus di Jembrana
![]() |
Bangkai hiu paus terdampar di Pantai Yeh Kuning, Desa Pekutatan, Kecamatan Pekutatan, Kabupaten Jembrana, Bali, Kamis pagi (2/11/23). Hewan dengan nama latin Rhincodon typus itu diduga mati karena sakit.
"Dari pantauan kami, tidak ada luka yang terlihat pada tubuh hiu paus tersebut. Sehingga, kemungkinan hiu paus ini mati karena sakit," ungkap petugas Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Bali Resor Jembrana, Ahmad Januar, di Pantai Yeh Kuning, Kamis (2/11/2023).
Saat tubuh hiu dibedah, petugas menemukan sisa makanan berupa ikan kecil, beberapa plastik kecil, hingga stik es krim di dalam perut hiu paus tersebut. Sejumlah organ dalam juga telah diambil untuk dilakukan uji lab agar mengetahui penyebab kematiannya.
Menurut Ahmad, hiu paus terdampar di pesisir Pantai Yeh Kuning hingga tiga kali dalam dua bulan karena arus laut mengarah ke Desa Pekutatan. "Kemungkinan arus laut itu mendorong (bangkai hiu paus) ke sini (pesisir Banjar Yeh Kuning)," tuturnya.
6. Siswa SMA Bunuh Diri
![]() |
Warga Kelurahan Samplangan, Gianyar, Bali, dihebohkan dengan penemuan mayat seorang pelajar di bawah jembatan Sungai Cangkir. Pelajar kelas 2 SMA itu diduga bunuh diri dengan cara meloncat dari jembatan setinggi 50 meter itu.
Jenazah siswa SMA berinisial Putu A itu awalnya ditemukan seorang warga yang berjalan di atas jembatan itu, pagi tadi. Dia melihat sesosok mayat bersimbah darah di dasar sungai.
Kapolsek Gianyar Kompol I Gede Sudyatmaja menuturkan Putu A sempat dimarahi orang tuanya sebelum nekat mengakhiri hidupnya. Sudyatmaja menerangkan orang tua Putu A marah lantaran putranya sudah tidak sekolah seminggu.
"Disimpulkan korban (Putu A) bunuh diri," tuturnya, Jumat (3/11/2023).
Salah satu teman Putu A, T, menjelaskan sejumlah grup WhatsApp kelas dipenuhi dengan pesan berantai. Pesan itu berisi terkait rencana siswa itu mengakhiri hidupnya.
Putu A juga sempat membuat status "membuat tugas di jembatan" dan "jumping off the bridge".
T menerangkan Putu A juga tidak masuk sekolah sejak Rabu (25/10/2023) hingga Selasa (31/10/2023). "Benar-benar tidak tahu dia kenapa," tuturnya, Rabu (1/11/2023).
Belakangan, T dan kawan-kawan dikagetkan dengan penemuan jasad Putu A di bawah jembatan Sungai Cangkir. Saat ditemukan, kondisi Putu A mengenaskan. Kepala pecah dan beberapa tulang patah.
"Hasil pemeriksaan luar menerangkan tak ada tanda-tanda kekerasan pada korban (Putu A) dan tulang-tulangnya patah semua akibat terempas dari ketinggian dan menimpa batu" terang Sudyatmaja.
DISCLAIMER: Informasi di atas tidak ditujukan untuk menginspirasi siapapun melakukan tindakan serupa. Bila Anda merasakan gejala depresi dengan kecenderungan berupa pemikiran untuk bunuh diri, segera konsultasikan persoalan Anda ke pihak-pihak yang dapat membantu, seperti psikolog, psikiater, ataupun klinik kesehatan mental terdekat.
(nor/nor)