Sudyatmaja menerangkan orang tua Putu A marah lantaran putranya sudah tidak sekolah seminggu. "Disimpulkan korban (Putu A) bunuh diri," tuturnya, Jumat (3/11/2023).
Sudyatmaja menjelaskan ibu Putu A sempat menghubungi teman pelajar tersebut pada pukul 23.00 Wita, Selasa (31/10/2023). Ibu tersebut dapat informasi buah hatinya membuat tugas di jembatan.
Salah satu teman Putu A, T, menjelaskan sejumlah grup WhatsApp kelas dipenuhi dengan pesan berantai. Pesan itu berisi terkait rencana siswa itu mengakhiri hidupnya.
Putu A juga sempat membuat status "membuat tugas di jembatan" dan "jumping off the bridge".
T menerangkan Putu A juga tidak masuk sekolah sejak Rabu (25/10/2023) hingga Selasa (31/10/2023). "Benar-benar tidak tahu dia kenapa," tuturnya, Rabu (1/11/2023).
Belakangan, T dan kawan-kawan dikagetkan dengan penemuan jasad Putu A di bawah jembatan Sungai Cangkir. Siswa SMA itu diduga bunuh diri dengan cara lompat dari jembatan setinggi 50 meter.
Saat ditemukan, kondisi Putu A mengenaskan. Kepala pecah dan beberapa tulang patah.
Polisi, Sudyatmaja melanjutkan, melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP). Jenazah Putu A juga langsung dibawa ke Rumah Sakit Sanjiwani Gianyar.
Keluarga Putu A, Sudyatmaja menambahkan, menerima hal itu sebagai musibah dan menolak autopsi. Walhasil, Polsek Gianyar tidak melanjutkan penyelidikan terkait kasus tersebut.
"Hasil pemeriksaan luar menerangkan tak ada tanda-tanda kekerasan pada korban (Putu A) dan tulang-tulangnya patah semua akibat terempas dari ketinggian dan menimpa batu" terang Sudyatmaja.
DISCLAIMER: Informasi di atas tidak ditujukan untuk menginspirasi siapapun melakukan tindakan serupa. Bila Anda merasakan gejala depresi dengan kecenderungan berupa pemikiran untuk bunuh diri, segera konsultasikan persoalan Anda ke pihak-pihak yang dapat membantu, seperti psikolog, psikiater, ataupun klinik kesehatan mental terdekat.
(gsp/iws)