Pemilik Ayuterra Resort Ubud, Linggawati Utomo, berjanji akan bertanggung jawab atas insiden maut putusnya tali sling lift yang menewaskan lima karyawannya pada Jumat (1/9/2023). Ia mengucapkan belasungkawa dan permohonan maaf kepada keluarga korban.
Linggawati berjanji menanggung seluruh biaya upacara pengabenan dan memberikan santunan kematian kepada keluarga korban. Selain itu, dua tamu yang menginap di resort saat kejadian juga diberikan kompensasi dan diungsikan selama polisi melakukan proses investigasi.
"Hari ini kami sudah bertemu dengan seluruh keluarga korban. Semua biaya upacara hingga pengabenan akan ditanggung semua oleh pihak perusahaan. Kemudian juga ada santunan kematian dan asuransi BPJS Ketenagakerjaan," tutur Linggawati, Sabtu (2/9/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Linggawati menegaskan lift yang mengakibatkan kelima karyawannya meninggal itu sudah melalui uji kelaikan. Menurutnya, uji kelaikan terhadap lift tersebut terakhir kali dilakukan pada November 2022 dan masih dinyatakan laik hingga akhir November 2023. "Tiap tahun dilakukan pemeriksaan," imbuhnya.
Kapolres Gianyar AKBP Ketut Widiada mengungkapkan hasil penyelidikan sementara menyebutkan lift tersebut over kapasitas. Tanpa merinci berat maksimal, ia menyebut lift tersebut idealnya dinaiki oleh maksimal empat orang. Menurutnya, informasi itu diketahui dari data buku panduan lift yang digunakan di resort tersebut.
"Tapi saat kejadian malah diisi oleh lima orang. Apakah ini penyebab (tali lift) putus atau ada hal lain? Masih diselidiki," kata Widiada saat ditemui di lokasi, Sabtu.
![]() |
Pantauan detikBali pada Sabtu (2/9/2023), area lift di Ayuterra Resort Ubud telah dipasangi garis polisi. Bekas darah mengering dan bau amis terasa di sekitar lokasi. Sementara itu, sejumlah keluarga korban tampak berdatangan untuk melaksanakan upacara Pengulapan.
Lima karyawan resort yang terdiri dari dua laki-laki dan tiga perempuan tewas mengenaskan setelah lift yang mereka naiki putus pada Jumat siang (1/9/2023). Saat itu, lima karyawan Ayu Terra Resort hendak naik ke atas menggunakan lift luar dengan jalur mirip rel kereta api.
Lift itu dioperasikan dengan tali sling yang ditarik menggunakan mesin. Saat kejadian, para korban naik bersamaan dalam tabung lift berbentuk kotak dan terikat tali sling. Polisi menduga pengganjal atau rem lift itu tak berfungsi dengan baik, sehingga lift meluncur dengan kecepatan tinggi ke bawah.
Semua jenazah korban lift maut itu masih disemayamkan di dua rumah sakit. Sebanyak tiga korban di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Payangan dan dua lainnya di RS Ari Canti Ubud.
(iws/iws)