Pemerintah Australia menghibahkan 400 ribu dosis vaksin antirabies (VAR) kepada pemerintah Indonesia. Separuh dari jumlah vaksin itu akan didistribusikan ke Bali dan separuhnya lagi ke Nusa Tenggara Timur (NTT).
Konsulat Jenderal Australia di Bali Anthea Griffin mengatakan hibah VAR itu merupakan salah satu wujud komitmen kerja sama dengan pemerintah Indonesia.
"Kami berteman baik dengan Indonesia. Kami bertetangga dengan Indonesia. Sudah banyak isu yang kami selesaikan bersama Indonesia tanpa memandang batas negara. Salah satunya, soal rabies," kata Anthea Griffin di kantor Gubernur Bali, Selasa (15/8/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bali sendiri telah memiliki 250 dosis VAR, dan akan ada penambahan 230 dosis hingga akhir 2023. Dengan penambahan VAR dari Australia, Bali bakal punya 680 dosis VAR, tahun ini.
Meski bukan kali pertama menggelontorkan VAR kepada Indonesia, Australia berkomitmen untuk bekerja sama pada banyak isu, termasuk rabies.
Di Australia sendiri sejauh ini belum ditemukan kasus rabies. Dia juga mengaku belum pernah mendengar ada turis asal Australia yang tertular rabies akibat gigitan anjing.
"(Apa ada turis dari Australia yang mengeluh soal rabies di Bali) Setahu saya tidak ada. Saya belum mendengar. Tidak ada rabies di Australia. Tidak ada," kata Griffin.
Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian Nuryani Zainuddin mengatakan jumlah VAR di Bali sebenarnya sudah cukup. Dengan jumlah VAR sebanyak 680 dosis tersebut, pihaknya yakin Pemerintah Provinsi Bali dapat mengatasi persoalan tersebut.
"Sebanyak 680 ribu (dosis) yang kini ada di Bali. Itu sudah mencakup hampir seratus persen populasi (anjing) di Bali. Sedangkan, berdasarkan data ilmiah, cakupan 70 persen saja sudah bisa menurunkan kasus di suatu daerah," kata Nuryani.
Nuryani menjelaskan kasus rabies sendiri belum dapat dikatakan sebagai wabah di Bali. Hanya, sudah dianggap mewabah di wilayah Timor Tengah Selatan (TTS), NTT.
"Karena daerah timur itu dahulu bebas. Tidak ada kasus (rabies). Kemudian, ada kasus. Karena dahulu tidak ada kasus, maka (rabies) dapat menyebar dengan cepat. Karena dahulu daerah bebas (rabies), sehingga tidak melakukan vaksinasi," jelasnya.
Meski begitu, Bali salah satu dari beberapa daerah di Indonesia mendapat prioritas dalam pemberantasan wabah rabies. Secara global, Indonesia sebagai bagian dari negara di dunia dan penekanan kasus rabies sudah menjadi prioritas nasional.
Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati atau Cok Ace mengatakan pihaknya akan mengupayakan memvaksin semua anjing di Bali. Akan ada anjing-anjing yang pada akhirnya harus dibunuh karena memang tidak dapat diselamatkan dari penularan rabies.
"Musuh kita virusnya, bukan anjingnya. Makanya, upaya mengeliminasi anjing itu upaya terakhir, kalau terpaksa. Jadi, meski tidak ada pemiliknya, kami upayakan anjingnya supaya bisa vaksin," jelas Cok Ace.
(dpw/nor)