Sekretaris Dewan Pimpinan Daerah (DPD) II Golkar Klungkung I Dewa Gede Dwi Mahayana Putra (36) alias Dewa Wiwin terlibat adu jotos dengan bakal calon legislatif (bacaleg) dari Daerah Pemilihan (Dapil) Banjarangkan I Nyoman Wiriyanto (45). Keduanya gontok-gontokan di Kantor DPD II Golkar Klungkung, Bali, pada Senin (10/7/2023). Akibatnya, wajah Dewa Wiwin bonyok hingga harus menjalani operasi hidung.
Wakil Ketua Bidang Organisasi, Kaderisasi dan Keanggotaan (OKK) DPD Golkar Bali Dewa Made Suamba Negara mengeklaim kejadian tersebut tak akan mempengaruhi perolehan suara partai berlambang pohon beringin itu pada Pemilihan Umum (Pemilu) 2024. "Ah enggak, masih jauh itu 2024, nggak ada lah. Semua tidak ada terkait dengan itu," kata Suamba di Kantor DPD Golkar Bali, Rabu (12/7/2023).
Suamba menyebut perkelahian kedua kader Golkar itu juga tidak terkait dengan proses pencalegan. Menurutnya, aksi adu jotos antara Dewa Wiwin dengan Wiriyanto dipicu oleh emosi belaka. "Sama sekali tidak ada kaitannya dengan pencalonan," tandasnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Awal Mula Perkelahian
Ketua DPD II Klungkung Luh Komang Ari Ayu Ningrum membeberkan kronologi perkelahian antara Dewa Wiwin dengan Wiriyanto. Menurutnya, insiden tersebut dipicu Dewa Wiwin duduk di kursi ketua. Ketika itu, Ayu tiba di kantor di Kantor DPD II Golkar Klungkung sekitar pukul 14.00 Wita.
"Sebelumnya, saya sempat telepon ke staf untuk mempersiapkan undangan karena kami akan buat acara pada 15 Juli. Kemudian saya datang, saya masuk tanya suratnya ke staf, kebetulan ada Pak Sekretaris (Dewa Wiwin) juga, cuma saya lihat Pak Sekretaris duduk di ruangan saya," jelas Ayu di Kantor DPD Golkar Bali, Rabu (12/7/2023).
Ayu menuturkan saat itu Dewa Wiwin duduk di kursinya sembari menerima telepon. Setelah itu, Ayu keluar menunggu di ruang tamu sambil membawa berkas yang akan ia tandatangani.
"Kemudian saya tunggu sampai selesai telepon. Di dalam saya tanya 'saya mau duduk di sini'. Di sanalah dia menjawab dengan nada keras 'duduk saja di sana (kursi tamu)', ya saya jawab 'saya mau kerja'," ungkapnya.
"Karena kencang kami berbicara datanglah Pak Wiriyanto masuk, meminta untuk Pak Sekretaris mengikuti, kan ada ruangannya juga. Di sana dia tidak mau, cekcok lah," imbuhnya.
Menurut Ayu, Wiriyanto awalnya meminta baik-baik kepada Dewa Wiwin agar meninggalkan ruangan ketua. Ia juga mengajak Dewa Wiwin untuk keluar dari ruangan ketua karena tidak mau ribut.
"Saya malah dibentak membuang tangan saya, sambil bilang 'jangan sentuh saya, kamu mau intimidasi saya ya', saya dibentak padahal saya baik-baik loh," ungkap Wiriyanto.
Wiriyanto menyebut Dewa Wiwin kemudian menantangnya hingga terjadilah aksi adu jotos tersebut. "Dia nantang saya juga sambil rekam nantang saya untuk memukul dia. Dia memprovokasi saya tangkis HP-nya dan memang sempat jatuh," kata pria yang juga bakal calon legislatif (bacaleg) Golkar dapil Banjarangkan, Klungkun, itu.
Kesal, Wiriyanto lalu menyundul kepala Wiwin hingga tersulut emosi. Kedua kader Golkar itu juga terlibat adu mulut dan saling mencela.
"Di sana saya naik pitam sampai menghina saya dan ibu saya. Langsung saya ajak duel. Saling pukul, saya jatuh di kursi, mau bangun itu dia gigit tangan saya. Saya kunci di pojokan sofa itu, sudah biru mukanya. Kasian (lepas)," terang Wiriyanto.
Saling Lapor Polisi
Kasus adu jotos antara Dewa Wiwin dengan Wiriyanto berujung saling lapor polisi. Namun, DPD Golkar Bali berencana mendamaikan kedua belah pihak.
"Hari ini ada mediasi di kantor DPD Golkar Bali di Denpasar, rencananya akan dipertemukan dipanggil oleh kedua DPD I kami, I Nyoman Sugawa Korry," kata Ketua DPD II Golkar Klungkung Luh Komang Ari Ayu Ningrum, Rabu (12/7/2023).
Terkait laporan di polisi, Ayu Ningrum mengaku tidak mengetahui bagaimana kelanjutannya. Dia hanya diperintahkan untuk mendatangkan kedua belah pihak ke kantor DPD I Golkar.
Sementara itu, Wiriyanto yang bersitegang dengan Dewa Wiwin mengaku menyerahkan sepenuhnya kepada DPD I Golkar Bali. Ia juga mengaku siap jika perkelahian tersebut dibawa ke ranah hukum.
"Kalau dilanjutkan kasusnya saya siap karena ada dua bukti. Tuntutan yang saya ajukan ke polisi, satu tentang penghinaan dan perbuatan pelecehan orang tua saya, satu lagi penganiayaan tangan saya digigit," ujar Wiriyanto.
Wiriyanto juga siap berdamai dengan Dewa Wiwin. Hanya saja, ia menegaskan tidak terima Dewa Wiwin melontarkan kata-kata kasar kepada orang tuanya saat kejadian di kantor DPD Golkar Klungkung, Senin sore.
Orangtua Sayangkan Mekanisme Damai
Dewa Widiasa Nida, orang tua dari Dewa Wiwin, menyayangkan sikap Ketua DPD I Golkar Bali yang tiba-tiba mendamaikan kedua belah pihak. Sebab, adu jotos sesama kader Golkar itu mengakibatkan Dewa Wiwin harus mendapat perawatan medis.
"Belum apa-apa sudah didamaikan, anak saya sakit keras terkesan tidak ada apa-apa. Ini saja masih harus dirawat lama. kemarin sore baru selesai operasi hidungnya akibat pemukulan itu, anak saya yang dipukul, terus tangannya pelaku digigit, ya karena membela diri," kata Nida.
Nida yang juga pengurus Golkar pusat ini menyayangkan DPD I Golkar tidak mau langsung turun ke Klungkung untuk memastikan kejadian yang sebenarnya. Atau, setidaknya ke kantor polisi memastikan laporan tersebut.
"Etikanya tidak ada, kenapa tidak melihat kader ke bawah, anak saya dirawat DPD terkesan tidak peduli, soal damai nanti dulu lah saya masih fokus rawat anak dulu," imbuhnya.
(iws/gsp)