Duduk di Kursi Ketua Jadi Awal Mula Perkelahian 2 Bacaleg Golkar Klungkung

Duduk di Kursi Ketua Jadi Awal Mula Perkelahian 2 Bacaleg Golkar Klungkung

Rizki Setyo Samudero - detikBali
Rabu, 12 Jul 2023 21:24 WIB
Kantor Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Golkar Klungkung, pada, Selasa (11/7/2023).
Kantor Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Golkar Klungkung, pada, Selasa (11/7/2023). Foto: I Putu Budikrista Artawan/detikBali
Denpasar - Ketua Dewan Pemimpin Daerah (DPD) II Klungkung Luh Komang Ari Ayu Ningrum membeberkan kronologi perkelahian antara I Dewa Gede Dwi Mahayana Putra dengan I Nyoman Wiriyanto di Kantor DPD II Golkar Klungkung, Senin (10/7/2023). Kejadian itu dipicu karena Dewa Gede Dwi Mahayana Putra alias Dewa Wiwin duduk di kuris ketua.

"Kejadian Senin jam 14.00 saya datang ke kantor. Sebelumnya, saya sempat telepon ke staf untuk mempersiapkan undangan karena kami akan buat acara pada 15 Juli. Kemudian saya datang, saya masuk tanya suratnya ke staf kebetulan ada Pak Sekretaris (Dewa Wiwin) juga, cuma saya lihat Pak Sekretaris duduk di ruangan saya," jelas Ayu di Kantor DPD Golkar Bali, Rabu (12/7/2023).

Ayu menyebut saat itu Dewa Wiwin sedang menerima telepon dengan duduk di kursinya. Kemudian, Ayu keluar menunggu di ruang tamu sambil membawa berkas yang akan ia tandatangani.

"Kemudian saya tunggu sampai selesai telepon. Di dalam saya tanya 'saya mau duduk di sini'. Di sanalah dia menjawab dengan nada keras 'duduk saja di sana (kursi tamu)', ya saya jawab 'saya mau kerja'," ungkapnya.

"Karena kencang kami berbicara datanglah Pak Wiriyanto masuk, meminta untuk Pak Sekretaris mengikuti, kan ada ruangannya juga. Di sana dia tidak mau, cekcok lah," imbuhnya.

Kemudian, Wiriyanto menambahi awalnya dia meminta baik-baik kepada Dewa Wiwin untuk meninggalkan ruangan ketua. Ia juga mengajak Dewa Wiwin untuk keluar dari ruangan ketua karena tidak mau ribut.

"Saya malah dibentak membuang tangan saya sambil bilang 'jangan sentuh saya, kamu mau intimidasi saya ya', saya dibentak padahal saya baik-baik loh," ungkap Wiriyanto.

Wiriyanto sempat menaruh curiga jika Wiwin seperti merencanakan sesuatu. Sebab, sebelumnya Wiwin tak pernah terlihat di kantor.

"Dia nantang saya juga sambil rekam nantang saya untuk memukul dia. Dia memprovokasi saya tangkis HP-nya dan memang sempat jatuh," imbuhnya.

Lalu, Wiriyanto merasa kesal kepada Wiwin karena terus menantangnya. Akhirnya, ia menyundul kepalanya yang menyebabkan Wiwin tersulut emosi.

"Nah di sana dia mulai nggak terima, keluarlah kata-kata (celaan). Di sana saya naik pitam sampai menghina saya dan ibu saya. Langsung saya ajak duel. Saling pukul, saya jatuh di kursi, mau bangun itu dia gigit tangan saya, saya kunci di pojokan sofa itu, sudah biru mukanya. Kasian (lepas)," terang Wiriyanto.


(nor/bir)

Hide Ads