Cuaca Tak Menentu, Warga Tabanan-Jembrana Diminta Waspada DBD

Cuaca Tak Menentu, Warga Tabanan-Jembrana Diminta Waspada DBD

I Putu Adi Budiastrawan , Chairul Amri Simabur - detikBali
Kamis, 15 Jun 2023 23:30 WIB
macro of a tiger mosquito on skin. proboscis inserted ready to feed.Similar image:
Ilustrasi - nyamuk Aedes aegypti penyebab penyakit demam berdarah dengue (DBD). (Foto: Getty Images/iStockphoto/flubydust)
Tabanan -

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Tabanan IB Surya Wira Andi mengimbau warga untuk waspada terhadap nyamuk Aedes aegypti. Menurutnya, kasus gigitan nyamuk penyebab demam berdarah dengue (DBD) itu cenderung tinggi saat peralihan musim dari hujan menuju kemarau.

"Karena suhu ikut mempengaruhi perubahan perilaku. Manusia saja kalau suhu lagi panas bisa dehidrasi. Nyamuk kurang lebihnya demikian," jelas Plt Kepala Dinas Kesehatan dr IB Surya Wira Andi, Kamis (15/6/2023).

Berdasarkan data, kasus DBD di Tabanan sempat mengalami penurunan pada Februari 2023, yakni sebanyak 46 kasus. Bulan sebelumnya, Tabanan mencatat sebanyak 79 kasus DBD.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Memasuki Maret 2023, kasus DBD meningkat lagi menjadi 56 kasus. Peningkatan ini masih berlanjut pada bulan berikutnya, yakni April 2023 dengan catatan sebanyak 80 kasus.

"Menjelang peralihan musim memang meningkat. Mulai April 2023 kemarin sudah meningkat," katanya.

Ia mengimbau masyarakat untuk tetap melakukan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) sebagai cara untuk mencegah penyebaran DBD. Termasuk dengan menabur bubuk abate pada tempat-tempat penampungan air. "Karena yang mengetahui lingkungan rumah tentu pemilik rumah. Jadi PSN secara mandiri," sebutnya.

Ia menegaskan fogging atau pengasapan bukan solusi untuk mencegah penyebaran DBD. "Fogging itu cuma seperti obat nyamuk bakar ukuran besar saja. Nyamuk dewasanya mati. Jentiknya di genangan air tidak," tukasnya.

Selain itu, sambung Surya Andi, penerapan fogging bersifat kasuistis. Bila ada satu temuan kasus ditambah dengan temuan adanya jentik dalam radius seratus meter, baru fogging akan diterapkan.

Kasus DBD di Jembrana Tertinggi dalam 5 Tahun Terakhir

Sementara itu, kasus DBD di Kabupaten Jembrana dalam enam bulan terakhir melebihi jumlah kasus sepanjang 2022. Berdasarkan data dari awal Januari hingga pertengahan Juni 2023, kasus DBD di Gumi Makepung bahkan menjadi yang tertinggi dalam lima tahun terakhir.

Kepala Bidang Pencegahan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Jembrana I Gede Ambara Putra mengatakan sejak Januari hingga Mei 2023, terdapat 364 kasus DBD. Angka tersebut melebihi jumlah kasus pada tahun-tahun sebelumnya.

"Selama enam bulan terakhir, terdapat fluktuasi kasus DBD, di mana bulan Mei mencatat jumlah kasus puncak. Namun, pada pertengahan Juni, terjadi penurunan drastis menjadi 14 kasus," ungkap Ambara Putra, Rabu (14/6/2023).

Ambara tak menampik faktor cuaca turut berdampak terhadap meningkatnya kasus DBD. Meskipun saat ini musim kemarau, tetepi hujan masih sering terjadi. Hal itu semakin memudahkan perkembangbiakan nyamuk Aedes aegepty.

"Cuaca saat ini juga masih tidak dapat di prediksi, meskipun sudah memasuki musim kemarau," tandasnya.




(iws/gsp)

Hide Ads