Save the Children Indonesia dan Pemerintah Kota (Pemkot) Denpasar akan menampatkan mosquito release container (MRC) yang berisi 200 telur nyamuk aedes aegypti yang terpapar bakteri wolbachia. Telur nyamuk itu akan ditebar di 24 desa di Denpasar mulai bulan ini.
"Nanti dalam 23 hari telur akan menjadi larva, pupa, dan ketika menjadi nyamuk dia akan terbang sendiri dan berasimilasi. Jadi, kami menaruh 1 MRC di 10 rumah," papar Senior Project Manager Save the Children Indonesia untuk World Mosquito Program Man Magilan di Denpasar, Selasa (6/6/2023).
Wolbachia adalah bakteri yang terdapat dalam tubuh serangga. Wolbachia dapat melumpuhkan virus dengue dalam tubuh nyamuk aedes aegypti, penyebab demam berdarah dengue (DBD).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Nyamuk aedes aegypti yang membawa wolbachia dan kawin dengan nyamuk aedes aegypti yang tidak mengandung wolbachia akan melumpuhkan virus dengue sehingga tidak akan menular ke manusia. Walhasil, penularan DBD bisa ditekan.
Pemkot Denpasar akan menyebar 10 juta nyamuk wolbachia pada November mendatang. Penyebaran nyamuk tersebut akan dilakukan setiap pekan.
Wakil Walikota Denpasar I Kadek Agus Arya Wibawa menjelaskan Pemkot Denpasar akan mensosialisasikan penggunaan nyamuk wolbachia di 24 desa. Lokasi tersebut dipilih berdasarkan jumlah kepadatan penduduk, sanitasi masyarakat di wilayah tersebut, hingga indikator perkembangan nyamuk aedes aegypti.
"Titik-titik desa yang akan dilakukan penyebaran nyamuk wolbachia mungkin dominan ada di Denpasar Barat, Denpasar Selatan, dan sebagian di Denpasar Timur serta Denpasar Utara," katanya.
Menurut Arya Wibawa, hadirnya metode nyamuk wolbachia ini sebagai salah satu pelengkap dalam upaya Pemkot Denpasar dalam menangani kasus DBD.
Apabila metode wolbachia efektif, Arya Wibawa melanjutkan, Pemkot Denpasar akan mengurangi fogging. Namun, program lain seperti juru pemantau jentik (Jumantik) tetap ada.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Denpasar Anak Agung Ayu Agung Candrawati mengungkapkan kasus DBD di Denpasar pada 2022 tercatat 1.096 kasus dan periode Januari-Mei 2023 tercatat 1.112 kasus.
Candrawati berharap metode wolbachia ini bisa menekan kasus DBD di Denpasar. Apalagi, metode serupa bisa menurunkan kasus DBD di Yogyakarta hingga 77 persen.
"Untuk itu perlu dukungan dari semua pihak, tidak hanya dari pihak kesehatan tapi, juga dari masyarakat agar mau menerima metode ini karena penyebaran nyamuknya yang cukup banyak," kata Candrawati.
Anggota Komisi IX DPR I Ketut Kariyasa Adnyana berharap Kota Denpasar berhasil menerapkan metode wolbachia demi menekan penyebaran DBD. Sebab, Pulau Dewata menjadi tempat liburan bagi wisatawan.
Menurut Kariyasa, Pemkot Denpasar sangat masif melakukan fogging. Padahal, cara tersebut kurang efektif menekan jumlah nyamuk aedes aegypti.
(gsp/iws)