Kepolisian Sektor (Polsek) Marga menduga kuat motif DK (22), mahasiswa di Banjar Ole, Desa Marga Dauh Puri, Kecamatan Marga, Tabanan, Bali, nekat bunuh diri karena sedang mengalami depresi. Meskipun saat jasad DK ditemukan ada lilitan plester berwarna krem pada beberapa bagian tubuhnya seperti mulut, dada, dan perut.
Begitu juga dengan masing-masing pergelangan tangan dan kakinya yang diplester terpisah, bukan dalam posisi terikat.
"Selain itu (ikatan) talinya (yang dipakai gantung diri) simpul hidup," jelas Kapolsek Marga AKP I Wayan Suta Arcana, Kamis (11/5/2023).
Pemeriksaan luar terhadap jasad DK menunjukkan ada tinja yang keluar pada bagian dubur. Sementara, air mani pada kemaluannya tidak ditemukan diduga karena terkena air hujan.
Dan, tanda-tanda kekerasan lain yang mengindikasikan ada dugaan penganiayaan juga tidak ditemukan. Pada lengan kiri DK terdapat tulisan HELL yang diduga dibuat menggunakan pulpen, gambar kapak, dan huruf Z disertai angka 2000-2023.
Polisi juga menemukan barang bukti berupa buku tulis yang berisi beberapa pesan yang diduga dibuat DK. Beberapa pesan yang ditulis tangan itulah yang membuat polisi menduga kuat DK dalam kondisi depresi.
Dalam beberapa pesannya tersebut, DK terkesan sudah mempersiapkan aksi nekatnya itu. Selain itu, ia sempat mengeluhkan sakit kepala, entah karena begadang atau sempat terkena hujan sebelum bunuh diri.
"Dalam diarinya, dia bercerita kondisi atau suasana hatinya itu," kata Suta.
Ia menyebutkan penyidik juga sudah meminta keterangan pihak keluarga. Namun, keterangan yang diperoleh mengarah pada kesimpulan antara DK dan keluarganya tidak ada masalah.
"Anaknya ini (DK) pendiam," imbuhnya.
Namun, polisi mencurigai DK sudah mempersiapkan tindakan bunuh diri itu pada Selasa (9/5/2023) malam. Atau, sebelum DK ditemukan meninggal dengan kondisi bunuh diri di pohon Kamboja depan gubuk pada ladang milik orang tuanya.
Waktu itu, DK sempat berbicara kepada KS yang tidak lain ibu kandungnya. DK hendak pergi agak lama ke rumah temannya. Ia pergi mengenakan jaket dan hendak menggunakan sepeda motor.
"Malam sebelumnya masih sempat ngobrol dengan ibunya di jineng (lumbung). Dia bilang izin mau keluar ke tempat temannya. Pakai jaket dan bawa motor," imbuhnya.
Namun, rencana mengendarai motor justru urung dilakukan DK. Sehingga motor itu ditinggalkan begitu saja di rumahnya. Kemudian DK berjalan kaki menuju ladang milik orang tuanya.
"Jaraknya hampir satu kilometer dari rumahnya," ujar Suta.
Suta mengungkapkan, hari ini jenazah DK sudah dimakamkan keluarga. "Sudah dipendem (dimakamkan). Istilah upacaranya makingsan ring pertiwi," tukas Suta.
(nor/bir)