Ombudsman Bali soal VoA Rusia-Ukraina Bakal Dicabut: Saya Tak Bisa Salahkan

Denpasar

Ombudsman Bali soal VoA Rusia-Ukraina Bakal Dicabut: Saya Tak Bisa Salahkan

Nuranda Indrajaya - detikBali
Selasa, 21 Mar 2023 06:55 WIB
Kepala Kantor Perwakilan Ombudsman Bali Ni Nyoman Sri Widhiyanti mengomentari kebijakan Wayan Koster soal pencabutan visa on arrival (VOA) bagi WN Rusia dan Ukraina.
Ombusdman mengaku tak bisa menyalahkan Gubernur Bali Wayan Koster soal rencana pencabutan VoA untuk Rusia-Ukraina, karena ulah turis kedua negara. (Nuranda Indrajaya/detikBali).
Denpasar -

Kepala Kantor Perwakilan Ombudsman Bali Ni Nyoman Sri Widhiyanti merespons wacana pencabutan Visa on Arrival (VoA) warga negara Rusia dan Ukraina oleh Gubernur Bali Wayan Koster. Menurut Sri, wajar Pemerintah Provinsi Bali geram karena derasnya keluhan masyarakat soal perilaku nyeleneh turis asing kedua negara tersebut.

"Mungkin, melihat terlalu banyak yang dilakukan oleh WNA Rusia dan Ukraina di sini (di Bali), jadi saya nggak bisa juga menyalahkan terlalu keras Pemprov Bali. Dia (Koster) pasti ada pertimbangan juga untuk saat ini ya," ujarnya kepada detikBali, Senin (20/3/2023).

Diketahui, WNA Rusia dan Ukraina mendominasi catatan buruk perilaku turis asing di Pulau Dewata. Mulai dari pelanggaran tata tertib lalu lintas, membuat KTP dengan dokumen palsu, hingga mengeluh dan membuat petisi kokok suara ayam.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tidak cuma itu, banyak dari mereka juga menyalahi aturan izin tinggal. Antara lain, bekerja ilegal dengan visa wisata atau sosial, tinggal lebih lama dari ketentuan (overstay), sampai mengganti pelat palsu kendaraan bermotor.

Pun demikian, Sri mengingatkan Pemprov Bali untuk berhati-hati agar kebijakan yang akan dikeluarkannya tidak menjadi bumerang bagi industri pariwisata Bali di masa mendatang. Sebab alih-alih dipahami, kebijakan yang masih jadi wacana ini justru menuai banyak kritik.

ADVERTISEMENT

Karenanya, Sri menyarankan Pemprov Bali untuk mengkaji kembali aturan pencabutan visa kunjungan setibanya turis dari Rusia dan Ukraina ke Bali tersebut. "Karena sudah ada semacam keluhan ya dari kedutaan besar langsung ya, baik Rusia di Jakarta," terang dia.

"Kami lihat sebenarnya (kebijakan pencabutan VoA) itu perlu kajian lagi. Ketika misalnya ada wisatawan mancanegara atau masuk ke Indonesia, mereka harus menaati peraturan yang ada. Yang terpenting lagi, ada pembinaan atau informasi dan edukasi kepada kedutaan bahwa wisatawan harus mematuhi semua aturan yang ada di Indonesia," tegas Sri.

Ia menilai perlu ada peran dari negara luar melalui konsulat negara asal turis untuk mengedukasi dan menginformasikan kepada masing-masing warga mereka yang ingin berlibur di Bali.

Dua turis Rusia, Maxim dan Katya menanggapi wacana VoA bagi negara mereka yang akan dicabut. Menurut keduanya, kebijakan itu buka keputusan yang tepat.

"Jika ada beberapa orang yang membuat masalah mereka harus dideportasi, itu normal. Sesuatu yang baik. Tetapi, menghentikan orang baik datang ke sini, bukan lah keputusan yang baik. Itu bukan solusi," katanya, Minggu (19/3/2023).

Pasangan yang berencana berlibur dua bulan di Bali tersebut mengaku paham setiap negara punya aturan. Namun, bule-bule berulah di Bali hanya sebagian kecil. Menurut mereka, masih banyak turis yang menghormati kebudayaan Bali.

"Saya harap orang Indonesia mengerti bahwa ini bukan soal Rusia. Tetapi, ini tentang beberapa orang tertentu. Anda kan juga dapat menemukan orang jahat dari Australia," jelasnya.

Dinas Pariwisata Bali mencatat tingkat kunjungan Rusia ke Bali menduduki peringkat kedua setelah Australia. Pada Januari-Maret 2023, ada 43.622 turis asal Rusia yang berkunjung ke Bali.

Sementara, turis asing dari Ukraina tercatat sebanyak 2.633 orang per Januari 2023 saja. Angkanya melonjak 26,5 persen dibanding Desember 2022 yang sebanyak 2.080 orang.

Kepala Dinas Pariwisata Bali Tjok Bagus Pemayun menduga kenaikan kunjungan turis Rusia dan Ukraina karena faktor keamanan dan kenyamanan Bali. Apalagi, perang sedang terjadi di kedua negara itu.

"Perang hanya mempercepat saja (kedatangan turis Rusia). Tetapi yang jelas, memang Bali disukai oleh wisman Rusia," tutur Pemayun kepada detikBali, Jumat (24/2/2023).




(BIR/irb)

Hide Ads