Tanggapan Turis Rusia Rekannya Banyak Berulah di Bali

Badung

Tanggapan Turis Rusia Rekannya Banyak Berulah di Bali

Triwidiyanti - detikBali
Rabu, 08 Mar 2023 22:32 WIB
Turis asing asyik bersantai di Pantai Seminyak, Badung, Bali, Rabu (8/3/2023).
Turis asing asyik bersantai di Pantai Seminyak, Badung, Bali, Rabu (8/3/2023). Foto: Triwidiyanti/detikBali
Badung -

Marak wisatawan mancanegara (wisman) asal Rusia melanggar aturan di Bali, seperti tidak memakai helm, menggunakan pelat nomor palsu, hingga berkendara tanpa pakaian tertutup. Sejumlah turis Rusia yang ditemui detikBali di Pantai Seminyak, Badung, menanggapi aksi rekan senegaranya itu dengan santai.

Salah satu bule Rusia, Kate mengaku tidak mempermasalahkan wisatawan bertelanjang dada atau tidak mengenakan kaus. Sebab, menurutnya, hal tersebut wajar saja di tempat wisata seperti Seminyak, Kuta, dan Canggu. Apalagi, cuaca di Bali sangat panas.

"Saya rasa tidak memakai kaus saat berkendara tidak masalah, terutama untuk orang asing. Soalnya kalau siang panas sekali di sini dan sejujurnya saya pikir itu tidak masalah, karena ini daerah pantai," katanya, Rabu (8/3/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ia menduga penolakan terjadi saat rekannya mengunjungi kawasan lain yang cukup formal. Ia pun enggan berkomentar terkait sanksi deportasi untuk turis yang melanggar aturan berkendara.

"Tapi di daerah wisata menurut saya tidak masalah," ungkapnya.

ADVERTISEMENT

Namun, Kate setuju pengendara terutama turis asing wajib memiliki SIM internasional. Ia punya pengalaman melihat gadis Rusia kecelakaan di Bali, dan menduga turis tersebut tidak memiliki SIM, tapi memaksakan berkendara.

Meski begitu, ia menganggap tidak ada salahnya turis yang tidak memiliki SIM belajar berkendara di Bali. Sebab, mengunjungi objek wisata dengan kendaraan menjadi pengalaman menyenangkan dan menantang. Apalagi, untuk mereka yang baru pertama kali datang ke Bali.

"Saya rasa untuk yang ingin belajar harus benar-benar belajar dengan benar, supaya tidak terjadi kecelakaan. Saya melihat banyak kecelakaan dialami para turis ini mengerikan," ucapnya.

Tapi, sekali lagi ia mengingatkan pentingnya memiliki SIM internasional. Karena itu, ia menyarankan untuk belajar mengendarai sepeda motor dengan baik, kemudian membuat SIM. "Tapi kamu harus memiliki SIM Internasional, itu penting," tegasnya.

Sementara itu, turis Rusia lainnya menceritakan pengalaman unik saat belajar sepeda motor pertama kali di Bali. Menurutnya, mengendarai sepeda motor tidak terlalu sulit, tapi ia merasa tidak nyaman.

"Saya belum pernah mencoba mengendarai sepeda motor. Sebenarnya itu tidak terlalu sulit bagi saya. Tapi saya merasa tidak nyaman, jadi saya tidak mau mengendarai sepeda motor lagi," tuturnya.

Belum lagi kondisi lalu lintas yang padat di wilayah Canggu, membuatnya semakin enggan mengendarai sepeda motor. "Kita membutuhkan waktu satu jam untuk sampai ke sana. Tetap saja saya pikir orang yang datang ke sini tidak mempertaruhkan nyawanya untuk mengendarai motor," kata Anton.

Menurutnya, kondisi di Bali sangat berbahaya untuk mengendarai motor. Tapi ia melihat banyak rekannya mengendarai motor di Bali. Ia pun menyayangkan ulah sejumlah teman senegaranya yang tidak menaati aturan di Bali.

Anton pun memilih cuek dengan ulah bule Rusia itu. Ia mengaku berlibur ke Bali untuk bersantai dan menjauh dari hiruk piruk Rusia dan orang-orangnya.

"Sebagai orang yang tinggal di Rusia, saya hanya ingin bersantai dari orang-orang ini, karena saya ingin berkomunikasi dengan orang lain. Saya bosan dengan orang Rusia," tandasnya.




(irb/bir)

Hide Ads