Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST)-3R (reduce, reuse, recycle) Seminyak, Kabupaten Badung kewalahan mengatasi luberan sampah menjelang penutupan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Suwung Maret mendatang.
Maka, seiring penutupan TPA Suwung, TPST-3R harus mengirim sampah residu ke TPST Mengwitani mulai 1 Maret.
Ketua TPST 3R Desa Adat Seminyak I Komang Ruditha Hartawan mengatakan sejak tiga minggu ini pengiriman sampah residu ke TPA Suwung macet.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia mengaku kewalahan lantaran daya tampung TPST-nya sudah overload. Sementara pengiriman residu ke TPA Suwung macet.
"Belum ditumpuk aja kami sudah numpuk kayak begini, biasanya tidak pernah. Kalau di TPA Suwung lancar sekitar jam 10-11 sudah clear," keluh pria yang akrab disapa Koming ini, Minggu (11/2/2023).
Berada di lingkungan permukiman, TPST Desa Adat Seminyak berupaya menekan sisa sampah residu yang berkisar 40-50 persen.
Sampah residu itu langsung diangkut ke TPA Suwung hari itu juga. Sayangnya pengiriman tiga minggu belakangan ini selalu macet.
Salah satu sopir TPST-3R Doni mengatakan dirinya bisa seharian berada di TPA Suwung.
"Iya berangkat jam 8 pagi pulang bisa sore kadang kita disuruh balik kanan karena TPA tutup ya sekitar pukul 7 malam," keluhnya.
Sementara itu, Komang Ruditha mengaku siap tidak siap TPST-nya per 1 Maret ini sudah tidak lagi mengirim sisa sampah residu ke TPA Suwung.
"Sehari bisa 10-12 truk ya kurang lebih 30 ton lebih ya, kami khusus di Badung per 1 Maret sudah diarahkan ke Mengwi, mudah-mudahan di Mengwi itu bisa mengolah residu, walaupun berbayar 100 ribu/ton," bebernya.
Menurutnya, sampah di Seminyak sebagai daerah pariwisata harus ditangani secara serius. Karena luberan sampah yang berkelanjutan bakal mengganggu pariwisata.
"Kapasitas TPST kami 65 ton sekarang sudah overload 30 persen," pungkas dia.
(hsa/hsa)