Sebanyak tiga Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu (TPST) di Kota Denpasar, Bali ditargetkan dapat beroperasi di akhir Maret 2023 atau paling lambat awal April 2023. Tiga TPST tersebut diantaranya TPST Kesiman Kertalangu, TPST Padangsambian, dan TPST Tahura.
"Untuk sekarang ini TPST Kesiman baru tahap uji coba, lalu TPST Tahura dan Padang Sambian masih on proses," ucap Wakil Walikota Denpasar, I Kadek Agus Arya Wibawa pada Selasa (31/1/2023).
Menurutnya, nantinya tiap TPST dapat mengolah 450 ton sampah per harinya. Jumlah tersebut dari rata-rata sampah di Denpasar yang berkisar di angka 700-800 ton per hari.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sekarang ini untuk trial (di TPST Kesiman) baru bisa mengolah 50-70 ton sampah per hari. Sebenarnya TPST ini sudah mampu tapi masih ada kendala di sistem pendinginan yang belum terpasang oleh pemerintah pusat karena ada resiko di sana," sebutnya.
Menurutnya, dibutuhkan suatu alat pendingin dalam proses pengolahan sampah. Terlebih sampah mengandung gas metan. Sehingga, kata Agus, jika tidak dilengkapi dengan alat tersebut akan berisiko terjadi kebakaran.
Untuk mengantisipasi hal tersebut, Pemkot Denpasar telah menurunkan 2 pemadam kebakaran yang akan ditempatkan di TPST hingga akhir bulan Maret 2023.
Untuk diketahui, output dari TPST ini nantinya berupa wood pellet, RDF, dan maggot. Bahkan ke depannya akan dikembangkan beton dari hasil daur ulang sampah.
"Ini Pak Sekda Denpasar sudah mulai sibuk menemani kepala daerah dari luar untuk kunjungan ke TPST. Karena memang TPST di Denpasar jadi salah satu proyek yang akan dijadikan percontohan di Indonesia," akunya.
Ketika disinggung mengenai pembuangan sampah dari masyarakat Denpasar di TPA Suwung, Agus menyebut masyarakat diberikan waktu hingga akhir Maret.
"Komitmen kami dari Pemerintah Kota dan arahan Pak Gubernur, kami diberikan toleransi sampai dengan bulan Maret untuk melakukan pembuangan sampah di TPA. Astungkara, ini berjalan dan bisa memenuhi komitmen kami dengan Pak Gubernur," tambahnya.
(nor/hsa)