Wali Kota Denpasar I Gusti Ngurah Jaya Negara menargetkan pembangunan Rumah Singgah di Jalan Gatot Subroto, Denpasar, dapat beroperasi pada akhir 2025. Rumah Singgah tersebut akan dimanfaatkan untuk penanganan stunting di Denpasar.
Jaya Negara mengungkapkan Pemerintah Kota (Pemkot) Denpasar sebelumnya telah menganggarkan sebesar Rp 2 miliar untuk pembangunan Rumah Singgah. Selain penanganan stunting, Rumah Singgah tersebut juga akan memberi edukasi keluarga hingga penanganan korban kekerasan rumah tangga.
"(Percepatan penurunan) stunting adalah program strategis nasional dan tentu menjadi program prioritas kami di Denpasar," ujar Jaya Negara saat ditemui seusai menghadiri Rembuk Stunting di gedung Graha Sewaka Darma, Denpasar, Kamis (13/3/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pemkot Denpaasar, dia melanjutkan, berupaya untuk mempercepat penurunan angka stunting. Terlebih, Denpasar telah menerima apresiasi berupa dana insentif fiskal dari pemerintah pusat sebesar Rp 24 miliar.
"Bagi kami semaksimal mungkin bisa menurunkan stunting. Bila perlu kalau dibilang 0 persen sama seperti kemiskinan ekstrem kami. Kami ingin mengejar penurunan stunting yang maksimal sekali," imbuh politikus PDIP itu.
Selain Rumah Singgah, upaya lain yang dilakukan untuk menekan kasus stunting di Denpasar adalah melalui Posyandu Paripurna. Program ini dirangkai dengan berbagai kegiatan untuk menguatkan pelayanan dasar bagi balita, ibu hamil, hingga lanjut usia (lansia).
"Sekarang di setiap desa sudah ada tenaga Posyandu Paripurna sepuluh orang. Kami juga tambahkan lima orang dari masing-masing desa dan kami sudah didukung oleh kades/lurah dalam melakukan Posyandu Paripurna," pungkas Jaya Negara.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Denpasar Anak Agung Ayu Agung Candrawati menjelaskan stunting pada anak terjadi akibat kurangnya asupan gizi. Ia mendorong agar para remaja atau calon ibu agar memperhatikan pentingnya asupan gizi.
"Supaya jangan sampai anak remaja ini yang nanti menjadi calon ibu menghasilkan anak stunting. Jadi, dari remaja sudah diedukasi dan diberikan tablet besi," ujar Candrawati.
Selain itu, ia juga mengimbau ibu hamil untuk melakukan pemeriksaan lengkap minimal enam kali. Menurutnya, ibu hamil yang mengalami kekurangan energi akan diberikan makanan tambahan.
"Kemudian setelah bayi lahir, edukasi juga pemberian makanan bahannya ke Ibu. Supaya anak yang tumbuh tidak stunting. Lalu, rutin datang ke posyandu untuk tahu perkembangannya. Tidak hanya posyandu, bisa ke pelayanan kesehatan," imbuhnya.
(iws/dpw)