Desa Adat Kota Tabanan (DAKT) memastikan malam pengerupukan serangkaian Nyepi saka 1945 akan dimeriahkan dengan pawai ogoh-ogoh. Bahkan, ogoh-ogoh yang dipawaikan juga akan dilombakan.
Bendesa Adat Kota Tabanan I Gusti Ngurah Gede Siwa Genta mengatakan keputusan mengenai pawai ogoh-ogoh jelang Nyepi tahun ini telah dibahas dalam rapat antara prajuru DAKT dan yowana (pemuda).
"Kami berikan ruang agar talenta dan kreatifivitas para yowana ini kembali tumbuh setelah (pawai ogoh-ogoh) sempat vakum akibat pandemi COVID-19," kata Siwa Genta, Rabu (18/1/2023).
Pawai dan lomba tersebut, lanjut Siwa Genta, bertujuan untuk mewadahi kreativitas para yowana di wilayah Desa Adat Kota Tabanan. Terlebih saat ini, pemerintah telah mencabut pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM).
Selain itu, pawai ogoh-ogoh dilombakan agar para yowana di Desa Adat Kota Tabanan yang terdiri dari 24 sekaa teruna-teruni (STT) lebih terpacu menuangkan ide dan kreasinya dalam membuat ogoh-ogoh. "Ada support dan semangat bagi para yowana saat membentuk dan membuat ogoh-ogoh," jelasnya.
Ia menegaskan, pembuatan ogoh-ogoh harus menggunakan bahan-bahan ramah lingkungan. Tidak menggunakan styrofoam atau plastik. Ketentuan ini juga mengacu pada Peraturan Gubernur Bali Nomor 97 Tahun 2018 tentang pembatasan timbulan sampah sekali pakai.
Siwa Genta akan segera melakukan pertemuan lanjutan dengan masing-masing STT mengenai syarat-syarat lomba tersebut. Termasuk waktu pembuatannya.
"Dan kapan harus selesai karena rencananya awal Maret 2023, tim dari Dinas Kebudayaan akan melakukan penilaian," sebut Siwa Genta.
Pertemuan lanjutan itu juga akan membahas soal rute pawai ogoh-ogoh. Sejauh ini, rute akan sama seperti sebelum pandemi COVID-19 yakni dari jaba Pura Dalem Desa Adat Kota Tabanan dan finish di Taman Bung Karno. "Tetapi ini masih disesuaikan lagi," pungkasnya.
Simak Video "6 Ogoh-ogoh Tampil di Pawai Jelang Perayaan Hari Raya Nyepi 2023"
[Gambas:Video 20detik]
(iws/iws)
