Heboh Dugaan Pemotongan Upah Pematung Monumen Mekotek di Badung

Heboh Dugaan Pemotongan Upah Pematung Monumen Mekotek di Badung

Sui Suadnyana, Agus Eka - detikBali
Senin, 08 Des 2025 21:05 WIB
Heboh Dugaan Pemotongan Upah Pematung Monumen Mekotek di Badung
Foto: Patung Mekotek di Desa Wisata Munggu, Kecamatan Mengwi, Badung. (Agus Eka/detikBali)
Badung -

Proyek pembuatan Monumen Mekotek di Desa Munggu, Kecamatan Mengwi, Badung, tiba-tiba memanas. Media sosial (medsos) diramaikan dugaan pemotongan upah para pematung. Kabar ini sontak mengejutkan para pematung itu sendiri.

Koordinator pematung, I Nyoman Ardana, langsung angkat bicara. Ia menegaskan akabr pemotongan upah tidak benar. Sebab, semua proses pembayaran sudah dituntaskan vendor.

"Banyak yang hubungi kami. Saya juga bingung. Nggak ada itu (pemotongan upah). Kami sudah dibayar lunas," tegas Ardana saat dihubungi, Senin (8/12/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ardana mengaku kaget dan heran. Sebab, seluruh proses pembayaran upah dilakukan secara transparan di antara para pekerja. Ia memastikan semua pematung menerima pembayaran sesuai kesepakatan awal.

ADVERTISEMENT

Kontrak khusus untuk pembuatan patung tersebut, jelas Ardana, dianggarkan sebesar Rp 500 juta. Menurutnya, besaran anggaran ini sudah termasuk biaya bahan patung yang dibebankan kepada para pembuatnya, sesuai dengan pengerjaan dan mekanisme pembayaran.

"Untuk pembayaran memang disalurkan ke tiang (saya) selaku koordinator. Karena saat pembayaran gaji tukang, saya baru minta uang. Untuk beli bahan, saya juga minta uang. Kami kan pekerja istilahnya," jelas Ardana.

Ardana menyayangkan isu miring yang beredar. Ia khawatir kabar bohong ini dapat mencemarkan nama baik para pematung yang sudah bekerja keras menyelesaikan proyek tersebut. "Kami sudah kerja maksimal, terus diisukan seperti ini kan jelek rasanya," sesalnya.

Respons Dispar Badung

Dinas Pariwisata (Dispar) Badung juga angkat bicara mengenai isu dugaan pemotongan upah hingga Rp 75 juta terhadap para pematung Monumen Mekotek di Desa Munggu. Isu ini dilaporkan melalui kanal pengaduan Kontak Bupati Badung, kemudian viral di medsos.

Kepala Dispar Badung, I Nyoman Rudiartha, membantah keras tudingan adanya pemotongan upah di instansinya. Ia menjelaskan proyek senilai Rp 2,4 miliar yang dikerjakan oleh PT Genta Winangun Swasti Karya itu bukan sekadar pembuatan patung, melainkan penataan area secara komprehensif berupa Taman Mekotek.

"Nah, dari anggaran Rp 2,4 miliar ini tentu kami memiliki beberapa kegiatan-kegiatan. Tidak hanya pembangunan patung, akan tetapi ada kegiatan-kegiatan lain salah satunya penataan," ujar Rudiartha.

Rudiartha menegaskan Dispar Badung tidak pernah melakukan pemotongan upah. Menurutnya, setelah kontrak diserahkan, mekanisme pembayaran kepada para pematung sepenuhnya menjadi tanggung jawab penyedia jasa atau vendor.

"Nah, kalau menyangkut tentang itu (pemotongan) seperti apa, nah itu mekanismenya sudah masuk ke rekanan, ke vendor. Kami tidak ada pemotongan, yang jelas kami ingin apa yang menjadi spek teknis kegiatan, baik kualitasnya, tingginya, dan sebagainya, itu saja," tegas Rudiartha.

Dispar Badung, kata Rudiartha, memilih melibatkan pematung lokal Desa Munggu untuk menjaga nilai tradisi dan orisinalitas. Tradisi Mekotek adalah ikon budaya Desa Munggu yang bahkan sempat menjadi representasi saat G20 pada 2022.

Rudiartha memerinci, pekerjaan monumen ini mencakup dua patung utama Mekotek dengan tinggi 3 meter. Total ada 30 patung, dengan 13 patung setinggi 2 meter dan 17 patung setinggi 2 meter. Kemudian, ada 15 patung relief Mekotek tinggi 3,5 meter dan 15 patung relief kerucut dengan tinggi 3,5 meter.

Sementara itu, pekerjaan mayornya justru pada struktur pendukung, meliputi penataan halaman, spek relief, railing, pekerjaan stage (panggung untuk pentas ogoh-ogoh), pekerjaan jembatan penghubung, struktur dudukan patung, penambahan aksesori bata tempel, dan pembangunan fasilitas seperti toilet.

"Patungnya justru nggak seberapa nilainya, artinya tidak sebesar nilai yang keseluruhan untuk membuktikan patungnya. Sebab, tanpa penataan juga kalau kita membuat patungnya saja kan tidak nyambung, tidak bagus nanti," ungkap Kepala Bidang Destinasi Pariwisata Dispar Badung, I Gede Made Sukayasa.

Vendor Turut Bersuara

Penyedia proyek PT Genta Winangun, I Wayan Sarna, menegaskan seluruh upah pekerja sudah dibayarkan, termasuk upah untuk para pematung melalui koordinator mereka. Ia pun dihubungi beberapa pekerja dan pematung saat kabar tersebut mencuat.

Sarna menduga isu pemotongan tersebut muncul karena adanya penyesuaian pekerjaan dalam konstruksi. Perubahan teknis ini dilakukan karena adanya pengukuran ulang di lapangan yang menyesuaikan dengan kondisi lahan sehingga menyebabkan penyesuaian biaya.

Meski begitu, ia membantah adanya penyesuaian yang berimbas ke upah para seniman tersebut. Dia menyebut pembayaran upah sudah diserahkan penuh kepada pematung melalui koordinator mereka.

Sebagaimana diketahui, Monumen Mekotek diresmikan Bupati Badung I Wayan Adi Arnawa, 13 November 2025. Taman yang berdiri megah di ujung perempatan Desa Munggu, Jalan By Pass Tanah Lot, ini diharapkan menjadi ikon baru destinasi wisata di Badung.

Pembangunan patung Mekotek ini bersumber dari APBD Badung 2025 dengan total anggaran sebesar Rp 2,4 miliar. Menariknya, patung tersebut dikerjakan langsung warga setempat atau seniman patung lokal di Desa Munggu.

Halaman 2 dari 4


Simak Video "Video: Bocah 4 Tahun di Bali Tewas Terseret Aliran Irigasi saat Bermain"
[Gambas:Video 20detik]
(hsa/hsa)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads