Dua Bangkai Penyu Terdampar di Pesisir Jembrana, Diduga Keracunan

Jembrana

Dua Bangkai Penyu Terdampar di Pesisir Jembrana, Diduga Keracunan

I Putu Adi Budiastrawan - detikBali
Selasa, 17 Jan 2023 22:24 WIB
Proses nekropsi dua bangkai penyu di kelompok pelestari penyu Kurma Asih, Desa Perancak, Kecamatan Negara, Kabupaten Jembrana, Senin (16/1/2023). (I Putu Adi Budiastrawan/detikBali).
Foto: Proses nekropsi dua bangkai penyu di kelompok pelestari penyu Kurma Asih, Desa Perancak, Kecamatan Negara, Kabupaten Jembrana, Senin (16/1/2023). (I Putu Adi Budiastrawan/detikBali).
Jembrana -

Dua bangkai penyu ditemukan oleh warga terdampar di pesisir wilayah Jembrana. Salah satu penyu yakni penyu hijau diduga mati akibat keracunan.

Koordinator kelompok pelestari penyu (KPP) Kurma Asih I Wayan Anom Astika Jaya mengatakan dua bangkai penyu itu dilakukan tindakan nekropsi atau pembedahan untuk mengetahui penyebab kematian. Meskipun secara kasat mata tidak ditemukan indikasi memakan barang berbahaya seperti sampah plastik, namun tetap dilakukan pengujian.

"Kemarin Senin 16 Januari 2023 sudah dilakukan pembedahan dua ekor penyu yang diserahkan oleh warga kepada Kelompok Pelestari Penyu Kurma Asih, namun karena mati kami lakukan tindakan nekropsi," ungkap Anom ditemui detikBali, Selasa (17/1/2023).

Nekropsi dilakukan sejak pagi hingga pukul 22.00 Wita. Sampel penyu yang dibedah akan dikirim Selasa (18/1/2023) ke BBVet Denpasar untuk mengetahui penyebab kematian penyu secara jelas.

"Setelah nekropsi itu, bangkai kedua penyu sudah kami kubur di pesisir pantai Desa Perancak," jelas Anom.

Dua bangkai penyu yang dinekropsi itu hasil temuan warga di pesisir Jembrana. Untuk jenis penyu hijau ditemukan di pesisir Pantai Desa Delod Berawah, Kecamatan Mendoyo pada 16 Desember 2022, sedangkan jenis penyu sisik ditemukan oleh seorang pemuda di pesisir Desa Perancak, Kecamatan Negara.

"Kami masih menunggu hasil nekropsi seperti apa, sehingga kami bisa mengetahui penyebab pasti kematian kedua penyu tersebut," kata Anom.

Terpisah, drh Dwi Suprapti menjelaskan proses nekropsi berjalan alot lantaran tubuh penyu yang masih membeku, sehingga membutuhkan waktu untuk dibedah.

"Kemarin kami kerjakan (nekropsi) dari pagi hari, dan selesai itu sekitar pukul 22.00 Wita, sehingga hari ini baru sampai di Denpasar. Rencananya sampel kedua penyu ini kami bawa besok pagi ke Laboratorium BBVet Denpasar," papar Dwi.

Disinggung mengenai dugaan awal penyebab kematian penyu tersebut, Dwi mengatakan jenis penyu sisik jika dilihat dari kasat mata terdapat luka benda tajam di bagian kepala yang tembus hingga ke otak. "Kemungkinan besar itu menjadi penyebab kematiannya, karena sebagian otaknya sudah hilang," ujarnya.

Mengenai kematian mendadak penyu jenis penyu hijau, Dwi tidak bisa memastikan penyebabnya. Namun jika dilihat dari kasat mata terdapat beberapa organ mengalami pembengkakan dan sejumlah pembuluh darah juga ditemukan membengkak, dan diperkirakan kematiannya karena keracunan.

"Namun di usus tidak ditemukan benda berbahaya seperti sampah plastik. Jadi belum bisa dipastikan penyebabnya, kemungkinan keracunan, dan keracunan apa kami menunggu hasil lab," tandas Dwi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT




(nor/gsp)

Hide Ads